abad.id-Pada tanggal 8 Desember 1980, Mark Chapman menembakkan empat peluru ke tubuh penyanyi Jhon Lenon. Pembunuhan tanpa motif yanag jelas itu segera mengubah sejarah the Beatles yang sebelumnya sudah didera konflik. Jhon Lenon legenda musik asal Inggris itu tewas seketika, meninggalkan Yoko dan anaknya Sean.
Sekitar tahun 1980-an pasca kejadian pembunuhan Jhon Lenon, kehidupan janda Yoko selalu bersembunyi dari keramaian. Di belakang kacamatanya yang besar menutupi tubuhnya yang mungil itu, Janda Yoko harus sering berpindah apartemen bersama Sean. Semangat hidup semakin kuat dan memilih tidak terlalu lama berduka. Yoko harus menyelamatkan semua kegiatan bisnis mantan suaminya yang terbengkalai, serta melanjutkan beberapa perusahaan yang sudah dirintis. Disamping kegiatan lain kembali merekam beberapa album Jhon Lenon yang belum sempat dirilis.
Dibalik kesibukannya itu, Yoko masih gelisah dengan masa depan hidupnya bersama Sean. Sebab sejak pembunuhan Jhon Lenon, mata dunia masih terus mengejar kehidupan privasinya. Dampaknya perkembangan phiskologis Sean selalu dicekam ras takut. Untuk itu Yoko harus menyewa beberapa pengawal bersenjata untuk mendampingi Sean yang baru genap 7 tahun. Sebaliknya Sean juga mengkawatirkan kehidupan Yoko yang menjadi orang tua tunggal. “ Mama jangan pergi-pergi tanpa ada pengawalan, sebab jika mama dibunuh, aku tidak punya siapa siapa lagi di dunia,” kata Sean suatu ketika.
Sebenarnya tidak mudah bertahan setelah tragedi penembakan Jhon Lenon itu. Sebab antara Yoko dan Jhon Lenon seperti bermuka dua. Di satu pihak sebagai istri Yoko menangis seperti anak kecil yang membutuhkan bujukan mainan dan kata-kata manis. Namun di pihak lain sebagai janda harus mengatasi kesedihan demi anaknya Sean. “Aku harus menjaga dan membesarkan Sean, disamping mengelola warisan-warisannya,” kata Yoko .
Sean Lenon bersama john lennon dan ibunya Yoko ono. Potret keluarga kecil itu terlihat sangat bahagia. Foto dok net
Kehidupan mapan sudah dirasakan Yoko sejak kecil. Yoko lahir sebagai putri seorang bankir asal Jepang dan melewatkan masa kecilnya dengan pendidikan yang baik. Akhir minggu misalnya, diisi dengan kegiatan membaca dan membuat puisi. Ketika di usia remaja, Yoko senang melukis dan selepas sekolah dia menekuni drama dan nyanyi. Hingga suatu saat Yoko bertemu dengan komponis Jepang Thosi Ichiyanagi. Mereka menikah muda usai Yoko menyelesaikan sebuah pertunjukan. Namun pernikahan tidak bertahan lama, dan mereka memutuskan bercerai. Tidak lama kemudian, Yoko menikah lagi dengan produser film Amerika Anthony Cox. Mereka dianugrahi seorang putri bernama Kyyoko pada tahun 1963.
Dalam kurun waktu 4 tahun setelah Kyyoko lahir, karir Yoko di dunia film mulai bersinar. Melalui film berjudul Original et Cerebral, namanya sering diperbincangkan di Holywood. Jhon Lenon yang saat itu mulai sering konser di benua Amerika mulai tertarik dengan Yoko dari sampul cover film yang beredar. Karena begitu tenarnya, Jhon Lenon meminta foto Yoko untuk sampul luar sebuah album piringan hitam Les Deux Vierges. Saat itu Jhon Lenon sedang menduduki puncak karir sebagai penyanyi idola remaja di Inggris, dan telah memiliki istri Cynthia yang cantik dan mempunyai seorang putra yang masih kecil. Saat media massa menggosipkan keduanya, tiba tiba Jhon Lenon malah menyampaikan ungkapan yang kontroversial. “ Yoko dan saya saling mencintai, dan kami akan segera menikah setelah bebas”
Ungkapan seperti sebuah doa dan semakin ramai menjadi berita gosip di media Inggris. Setelah keduanya berhasil bercerai dari masing masing pasangannya, Jhon Lenon dan Yoko melangsungkan pernikahan pada tahun 1969 di Gibraltar.
Menjadi Manusia Kuat Setelah Kematian Jhon Lenon
Setelah melewati periode panjang yang pemnuh kesedihan, semangat hidup Yoko bersama Sean kembali bergairah karena musik. Tiga tahun setelah peristiwa itu, Yoko sudah kembali muncul di sebuah wawancara televisi. Meskipun wajahnya yang mungil tertutup kaca mata hitam yang besar, para fans Jhon Lenon seperti terobati oleh semangat Yoko . Kehadirannya untuk mempromosikan sebuah album piringan hitam yang baru berjudul it’s Allight. Lagu-lagu dalam album tersebut berisikan cutahan hati Yoko setelah peristiwa kematian suaminya.
Yoko telah menjadi wanita yang sangat sibuk. Diluar karier sebagai artis, dia harus mengurusi perusahaan dan peninggalan barang-barang koleksi Jhon Lenon. Yoko juga membangun sebuah yayasan yang digagas Jhon Lenon, berupa banyak kegiatan investasi dan badan amal. “ Total ada 10 perusahaan piringan hitam, 7 rumah yang disewakan, 4 ranch di Florida dan Viginia, sebuah hotel di New York. “Saya harus mengelola sendiri mulai memegang buku keuangan dan megawasi para direktur.” Kata Yoko yang mengaku hanya butuh waktu tidur 5 jam perhari karena bekerja keras. (pul)