images/images-1666333333.jpg
Sejarah
Data

Jenderal Loyalis Sukarno Tewas di Riung Gunung

Author Abad

Oct 21, 2022

869 views

24 Comments

Save

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

Surabaya, Tepat 56 tahun yang lalu atau tanggal 6 Oktober 1966 terjadi peristiwa penting dalam sejarah tragedi kecelakaan di Indonesia. Bukan karena jumlah korbannya banyak, namun kecelakaan ini telah menampar muka Sukarno. Sebab para korbannya adalah tamu penting dan pejabat asal Pakistan yang sedang ikut memperingati HUT TNI. Serta korban tewas salah satunya orang kepercayaannya, Laksamana RE Martadinata yan menjabat Duta Besar Republik Indonesia di Pakistan. Juga penerbang pesawat helikopter ALRI tersebut, Letnan (L) Charles Willy Kairupan.

 

Meruntut sumber buku sejarah 30 Tahun Indonesia Merdeka 1965-1973, pesawat helikopter Allouette milik Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) hancur setelah menabrak lereng pegunungan di Desa Waringgul yang terketak di daerah pegunungan antara Cimacan dan Puncak, Provinsi Jawa Barat.

 

 

Laksamana (L) RE Martadinata

Para korban tewas warga negara Pakistan yaitu Kolonel Laut Maswar dan isteri, serta isteri Deputi I Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan Nyonya Rouf. Pada waktu itu mereka sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Tidak ada keterangan lebih detail tentang peristiwa ini. Namun hanya dipastikan para pejabat dari Pakistan sedang berkunjung ke Indonesia dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Angkatan Bersenjata (ABRI) ke XXI pada tanggal 5 Oktober 1966.

 

 

Kejadian sangat mengejutkan bagi Sukarno. Sehari sebelumnya mereka para tamu sempat bertemu dan bercengkrama di hari jadi TNI. Kegiatanan berkunjung Kolonel Laut Maswar ke Indonesia bagian dari kerja sama kemiliteran antara Indonesia dan Pakistan.

 

Usai kegiatan ramah tamah, esok harinya rombongan berangkat pagi dari Jakarta menuju Bandung dengan jalur melewati kawasan puncak Bogor. Saat hendak berangkat kondisi helikopter secara teknis sangat bagus. Sisi teknis masih layak digunakan sebab helikopter baru dibeli. Diperkirakan Letnan (L) Charles Willy Kairupan tidak menguasahi medan wilayah puncak yang berkabut jika pagi hari. Sehingga menjadi hari yang naas bagi rombongan.

 

Tidak butuh waktu lama untuk menemukan titik lokasi yang terletak di daerah pegunungan antara Cimacan dan Puncak Pass. Sebab saat kejadian banyak saksi warga yang mendengar suara Helikopter meraung di udara lalu terdapat dentuman di tengah hutan yang sunyi. Hanya proses evakuasi jenasah dan bangkai pesawat memerlukan waktu lama, sebab posisi berada di tebing curam.

 

Untuk mengenang peristiwa naas tersebut kepada generasi muda, dibangun sebuah monumen di depan  Masjid Atta'Awun Puncak Bogor. Berupa helikopter Alloute II tak berfungsi yang digunakan sebagai tugunya. Helikopter ini yang digunakan RE Martadinata saat kecelakaan di Kawasan Riung Gunung.

 

Terdapat sebuah taman kecil yang merupakan monumen peringatan gugurnya RE Martadinata. Dengan menaiki tangga di pinggir tugu, pengunjung bisa menemui gerbang besi dengan bertuliskan, "Pahlawan Lingga Karya, Laksamana TNI RE Martadinata." (pul)

Artikel lainnya

Sehat Bersama Pemerintah Baru 52,2 Juta Warga Indonesia Dapat Cek Kesehatan Gratis

Mahardika Adidaya

Oct 24, 2024

Salah Langkah Kebijakan Pangkas Nilai Tambah Ekonomi Hilirisasi Nikel

Author Abad

Jul 15, 2024

Menggali Dana Hibah Untuk Pensiun Dini PLTU

Author Abad

Jul 16, 2024

Kiai Mahfudz Termas, Pewaris Terakhir Hadist Bukhori #3

Author Abad

Mar 11, 2023

Begini Respon TACB Perihal Reklame di Lokasi Cagar Budaya

Author Abad

Feb 26, 2023

A.H. Thony: "Dulu jadi panutan pembongkaran, kini kok mau dipasangi reklame lagi. Mesakne Mas Wali"

Malika D. Ana

Feb 24, 2023