Penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-Sebenarnya sudah lama Uji kemahiran BerBahasa Indonesia atau UKBI digelar secara teks soal. Namun selama pandemi, UKBI sempat dihentikan dan digelar kembali secara uji coba 15-16 Agustus lalu di Balai Bahasa Jawa Timur Sidoarjo. Menurut Kepala Subbag Umum Ari Setyarini, UKBI untuk mengukur kemampuan Bahasa Indonesia. Bedanya sebelum pandemi, UKBI digelar menggunakan teks naskah kertas tertulis dan tatap muka. Sementara UKBI Adaptif Merdeka bisa dilakukan secara daring dimana saja dengan waktu yang ditentukan.
Peserta uji coba mendapatkan soal yang tidak monoton dan selalu mengikuti jaman. “Soal selalu update, sehingga perlu sering uji coba. Untuk hasil uji coba ini, akan menjadi bahan evaluasi naskah sehingga bisa digunakan untuk soal tahun berikutnya,” jelas Rini.
Terkait kemahiran berbahasa Indonesia yang perlu diuji menunjukan bahwa bahasa tersebut teah berkembang. Bahasa Indonesia yang disepakati sebagai bahasa persatuan saat Kongres Pemuda ke II itu, telah menjadi bahasa di pergaulan modern. Namun siapa sangka, Bahasa Indonesia yang kita gunakan tersebut berakar rumput dari bahasa melayu. Maka tidak lekang dan sangat pantas jika hari ini 5 November 2022, google, melalui doodle mengajak mengenang kehidupan dan warisan yang ditinggalkan Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad, sebagai pelopor bahasa melayu yang menjadi Bahasa Indonesia.
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada pada 5 November 2004. Nama Lengkapnya Raja Ali al-Hajj ibni Raja Ahmad al-Hajj ibni Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Celak alias Engku Haji Ali ibni Engku Haji Ahmad Riau. Orang mungkin bingung menyebut namanya karena banyak kata yang diulang. Namun ada alasan di balik hal itu. Pada masa tersebut, orang Melayu kerap memberi nama anaknya dengan mencuplik nama sang kakek (datuk) apabila datuknya itu sudah meninggal. Hal itu berdampak pada banyaknya kemiripan dan pengulangan nama.
Raja Ali Haji lahir pada 1809 sebagai pangeran Bugis-Melayu dan berasal dari keluarga ulama. Ketika muda, keluarganya pindah ke Pulau Penyengat. Ia belajar pada ulama terkenal dari Kesultanan Riau-Lingga dan diakui sebagai siswa berbakat. Saat remaja, dia menemani ayahnya berkunjung ke Batavia dan berziarah ke Mekah.
Menginjak usia 32 tahun, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad menjadi bupati, bersanding bersama seorang Sultan muda. Kemudian, dia dipromosikan menjadi penasihat agama. Sebenarnya dia bukanlah raja dalam arti harfiah sebagai penguasa tertinggi pada suatu kerajaan. Julukan ‘raja’ muncul karena zeitgeist (jiwa zaman) saat itu yang menyebabkan masyarakat memanggil dia raja. Bagi kalangan peneliti sastra, namanya kerap disingkat sebagai RAH atau cukup dipanggil Rajaji. Saat menjadi rajaji inilah, ia mulai menulis tentang budaya, bahasa, dan sastra Melayu. Karya-karyanya meliputi kamus Melayu, teks pendidikan tentang tugas raja, silsilah Melayu dan Bugis, dan antologi puisi. Gurindam Dua Belas merupakan Mahakarya Raja Ali Haji yang fenomena hingga kini.
Gurindam Dua Belas telah menjadi rujukan peneliti Indonesia dan Malaysia. Isi Gurindam Dua Belas ini menceritakan asal mula bangsa Melayu menggunakan bahasa Melayu Tinggi yang mudah dipahami bangsa-bangsa nusantara. Foto Ist
Karyanya itu dianggap sebagai rujukan penting sejarah Semenanjung Melayu. Bahkan Gurindam Dua Belas itu diukir di sepanjang dinding di bangunan makamnya agar setiap orang yang berziarah bisa membacanya.
Dialah yang berinisiatif menjadi pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu. Hal itu dia catat dalam buku bertajuk Pedoman Bahasa. Buku itu menjadi standar bahasa Melayu dan dengan dasar itulah pada akhirnya bertransformasi menjadi Bahasa Indonesia. Namun Raja Ali Haji meninggal dunia jauh sebelum karya fenomental tentang tata Bahasa Melayu itu menjadi Ikrar sumpah pemuda tahun 1928 sebagai Bahasa Indonesia. (pul)