images/images-1667297672.jpg
Sejarah
Data

Ini yang dilakukan setelah Sumpah Pemuda, Lucu-Lucu

Author Abad

Nov 02, 2022

415 views

24 Comments

Save

Reuni pertama tokoh-tokoh pejuang angkatan 28 yang diadakan di Gedung Sumpah Pemuda Kramat Raya no.106, 11 Nopember 1973. Foto (Ipphos)" Online

 

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

Abad.id- Sumpah Pemuda kali pertama dicanangkan pada 28 Oktober 1928, sebagai hasil dari Kongres Pemuda II. Melalui ikrar tersebut, para pemuda Indonesia menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Namun tidak ada catatan sejarah berikutnya peristiwa penting setelah ikrar sumpah meuda itu. para aktifis pergerakan kembali ke organisasinya lama, dan sesekali melakukan pertemuan pertemuan.

 

Namun ikrar Sumpah Pemuda itu sudah menjadi modal besar menuju sebuah bangsa. Pasca ikrar Sumpah Pemuda semangat persatuan dan kesatuan antara golongan dan suku mulai tampak. Arah gerakan untuk merdeka mulai dibahas di beberapa pertemuan pertemuan yang dirahasiakan. Semangat para aktifis pergerakan mencapai kemerdekaan lewat kebersamaan, lewat persaudaraan, bahkan lewat huru hara jika diperlukan.

 

Dalam catatan SK Trimurti salah satu tokoh penting dalam Sumpah Pemuda itu, ketegangan yang sebelumnya tampak antar kelompok pergerakan, berakhir dengan semangat persaudaraan. Bahkan banyak cerita jenaka. Padahal aktifitas para penggerak Sumpah Pemuda pasca ikrar semakin dibatasi.

 

Misalnya seorang aktifis perempuan yang menjadi deklarator sempat dikuntit oleh PID atau polisi Hindia Belanda. Sadar sedang dibuntuti, Trimurti segera turun dari becak dan memilih berjalan kaki. Melihat sasarannya turun dari becak, si PID ikut turun dari sepedanya dan membututi dari belakang. Hampir gerak gerik SK Trimurti diawasi oleh polisi tersebut. Trimurti sadar, ini merupakan tanda bahaya. Memang pasca ikrar itu pemerintah Hindia Belanda melakukan politik Vergaderverbod atau larangan untuk berkumpul dan menggelar rapat.

 

Rombongan SK Trimurti memilih berjalan memutar sejauh mungkin tanpa tujuan, sehingga polisi PID kepayahan. Usai berjalan jauh, rombongan memilih berteduh di bawah pohon sambil makan getuk, dan polisi itu ikut berhenti dan duduk ditempat yang agak berauhan. “ Getuk habis, angin semilir membuat kami nyaris ketiduran,” kata Trimurti.

“Saudara jangan begitu donk, saya ini cuma melakukan tugas, jangan bikin cape gini,” kata polisi PID sambil ngeloyor pergi.

 

Ini baru kisah dari SK Trimurti, dan ternyata masing masing aktifis pergerakan punya cerita sendiri-sendiri. Seperti anak-anak Jawa timur, mereka tidak takut dengan situasi Vergaderverbod. Bahkan beberapa kali masih melakukan rapat-rapat. Mereka rapat tidak ditempat khusus atau rahasia. Rapat justru digelar di tempat ramai seperti kedai kopi atau cafe, sehingga jauh dari kesan serius yang dibahas. Modus ini akhirnya diendus PID. Bahkan sempat nyaris dibubarkan dan ada penangkapan. Beruntung anak-anak Jawa Timur punya cara agar terhindar dari penangkapan, yaitu mengganti suasana rapat menjadi pesta. Ada tari tarian, ada jingkrak-jingkrak musik yang keras. Sehingga tidak ada alasan untuk menangkap mereka, sebab yang tampak hanya para pemuda sedang berlatih pertunjukan ludruk.  

 

Para tokoh penggagas Sumpah Pemuda mengadakan petemuan tahun 1978. Foto ist

Jika ada yang jadi lucu karena tekanan, kisah lain justru menarik karena nostalgia sebuah tempat. Dia adalah Mohammad Roem. Tokoh pergerakan saat Sumpah Pemuda masih berusia 20 tahun. Roem yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri 3 kali itu punya kisah tentang pohon jawi-jawi. Pohon itu dahulu terletak di sebelah selatan di Gedung Stovia. Gedung itu juga dikenal sebagai gedung Kebangkitan Nasional jalan Abdurahman Shaleh 26 Jakarta. Pohon jawi jawi itu katanya tempat orang berteduh sambil berfikir menjcari inspirasi. Beberapa tokoh penggerak bangsa mendapat inspirasi sesudah merenung di bawah pohon yang berumur 100 tahun tersebut.

 

Tapi menurut Roem tak semua hasil renuhan di bawah pohon jawi jawi yang sudah ditebang itu melahirkan hal hal yang berat. Sebab sering di bulan purnama, Indro Sugondo ( seniman mantan atase kebudayaan di RRC) terpanggil untuk menyanyikan lagu lagu kroncong di situ. “Suaranya yang merdu untuk ukuran jaman revolusi, biasanya diiringi petikan gitar Sahar Dijo ( Mantan Meteri Kehakiman), merupakan hal hal yang ringan yang indah di masa lampau,” kata Roem.

 

Lagu Indonesia Raya Versi Keroncong

 

Lalu kebangsaan Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman ternyata diciptakan di sebuah bilik kecil di Gang Tengah Salemba. Tidak ada yang taun pasti kapan lagu ini pertama kali dikumandangkan di depan umum.

 

Banyak pendapat yang muncul, misalnya jauh sebelum Sumpah Pemuda WR Supratman pernah menyanyikannya lagunya sendiri di depan umum diiringi permainan biola dan ukelel. Sementara ia sendiri main gitar. Ada pula pendapat yang mengatakan lagu tersebut pernah dinyanyikan seorang gadis cilik dan Supratman mengiringi dengan biola. Saat itu Supratman menyanyilan lagu gubahannya. Baru kemudian yang hadir bersama sama menyanyikannya dengan penuh semangat.

 

Bahkan ada yang mengisahkan bahwa lagu Indonesia Raya pernah didengar sebelum ikrar Sumpah Pemuda, namun dimana dan dalam kejadian apa. Tapi dalam catatan Sugondojoyo Puspito tidak bisa disangsikan. Bahkan sangat lucu. Saat itu lagu tersebut didengarkan di Kongres Pemuda II tahun 1928 untuk pertama kalinya. Banyak hadirin menyanyikan bersama, namun  barisan belakang ada yang tersenyum sambil tertawa. Sebab ada hadirin dari utusan solo menyanyikan lagu tersebut dengan nada pelok, sehingga benar benar menjadi fals. Atas kejadian itu, MR Sartono utusan Wonogiri nyletuk sambil bergurau agar diiringi gamelan saja.  

 

Masih tentang Indonesia Raya, ternyata ketika pertamakali dikumandangkan banyak mengundang pendapat. Bung Karno menganggap terlalu kebarat-baratan.  Akhirnya lagu tersebut menggunakan irama marsch. Ternyata supratman sendiri juga pernah menyanyikannya dalam irama keroncong. Lagu Indonedia Raya versi keroncong tersebut sempat direkam dalam piringan hitam Firma Tio Tek Hong di Pasar Baru Jakarta. (pul)

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim

Pulung Ciptoaji

Jan 09, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022