images/images-1667638288.jpg
Riset

Sejak Dahulu Veld Politie Sudah Punya Gaya

Author Abad

Nov 05, 2022

901 views

24 Comments

Save

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

Abad.id-Pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan setingkat polisi diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda. Baru pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang mulai melakukan perekrutan sebanyak 78 warga pribumi untuk menjaga keamanan mereka yang berseragam.

 

 

Wewenang operasional mereka dibawah residen yang dibantu asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur generaal (jaksa agung). Pada masa Hindia Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti veld politie (polisi lapangan) , stands politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja), dan lain-lain.

 

Secara resmi, kepolisian modern Hindia Belanda dibentuk antara tahun 1897-1920 ini meruakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini. Seperti dalam Foto yang duambil taun 1927 di sebuah studio foto di Kota palembang ini. Tampak seorang anggota Veld Politie bernama Raden Umar. Pada saat itu Raden Umar menjabat sebagai komandan polisi lapangan atau polisi Brimob jaman sekarang.

 

Seorang Veld Politie biasanya menggunakan kendadaraan untum mobilitas. Bisa kuda, bisa sepeda angin atau motor bergandeng disamping yang disebut met  zijspan. Sangat keren, motor tersebut bermerk Harley Davidson buatan Amerika. Aktifitas mereka biasanyanya berpatroli dilakukan berkelompok dengan sasaran pusat keramaian dan perempatan. Tidak jarang Veld Politie dilibatkan dalam pemberantasan pemberontakan kaum pribumi atau tionghua. Veld Politie diterjunkan menjadi pendamping tentara kolonial KNIL.

 

Sedangkan untuk atribut pribadi yang digunakan Veld Politie  sangat borjuis pada masa itu. Seorang Veld Politie akan mengenakan pakaian dinas warga gelap dengan kain katun. Juga dilengkapi atribut topi dan dengan lambang kepolisian Belanda. Model baju seragam seperti semi jas dilengkapi sabuk besar di pinggang dan tali kulit menyilang di dada. Sebuah sarung pistol disiagakan di antara sabuk itu.

 

Untuk celana pada zaman kolonial Belanda banyak beredar model rijbroek atau sepanjang bawah lutut. Kain celana dipilih katun lebih tebal dengan warna gelap.  Model celana pendek sangat populer sebab menyesuaikan iklim tanah jajahan yang tropis. Juga lebih fleksibel bergerak jika dibutuhkan saat berlari atau meloncat selokan. Dibawah celana ikut dipakai kain keras untuk membalut kaki seperti perban dengan panjang 2 meter. Kain ini dipakai dari mata kaki hingga lutut selayaknya kaus kaki pemain bola. Seorang Veld Politie saat mengunakan atribut ini tidak bisa tergesa-gesa. Sebab harus melilititi kaki dulu dengan kuat agar tidak melorot. Tidak lupa diberi kancing di pangkal dan ujung kain ikatan. Jika seorang Veld Politie tersebut bertubuh gendut, tentu akan kesulitan membungkuk. Setelah kain terlilitkan, baru kemudian mengenakan sepatu kulit yang keras berwara hitam. Tidak jarang para Veld Politie tersebut menggunakan kacamata. Tren kaca mata saat itu bentuknya bulat dengan tangkai kacamata tebal.

 

Sejalan dengan administrasi negara waktu itu, pada kepolisian juga diterapkan pembedaan jabatan bagi bangsa Belanda dan pribumi. Pada dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie. Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.

 

Banyak yang segan terhadap mereka yang bekerja sebagai Veld Politie. Bagi warga pribumi, untuk menjadi Veld Politie harus melewati tes khusus dan pelatihan yang berat. Tidak hanya membedakan golongan kelas kepangkatan, pemerintah Kolonial juga membedakan status sosial calon Veld Politie. Jika dia berasal dari priyayi dengan pendidikan setingkat MULO, sudah pasti bisa menduduki jabatan minimal Bintara. Namun jika pribumi hanya rakyat biasa dan berpendidikan sekolah rakyat, maka golongan pangkat yang dipakai hanya prajurit.

 

Terlepas dari sikap yang segan tersebut, sebagaian warga jajahan juga banyak yang membencinya. Mereka menganggap penghianat, atau budak kompeni. Bahkan Veld Politie sering mendapat ejekan dari segorombolan anak-anak jika mereka sedang lewat berpatroli. “Pel Polisi, coet gompel  ditulisi,” yang artinya pel politie singkatan dari coet (cobek) gompel ditulisi. Anehnya, saat itu juga para Veld Politie akan marah dan mengejar siapapun yang mengolok-olok demikian. Tidak jarang mereka dipukul kayu rotan yang dibawa. (pul)

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022