images/images-1666771858.jpg
Indonesiana

Mengganggu Bini Orang Berujung Petaka

Author Abad

Oct 26, 2022

314 views

24 Comments

Save

Mengganggu Bini Orang Berujung Petaka
 
 
Abad.id - Selingkuh dengan istri tetangga saja bisa dibacok, apalagi selingkuh dengan istri atasan. Ya terlepas dari cara membunuhnya sadis atau tidaknya, tapi yang disebut istri itu di kalangan masyarakat Indonesia dianggap sebagai simbol kehormatan, martabat atau harga diri. Maka jika merasa dilecehkan harga dirinya bisa saja orang tetiba menjadi sadis dan membunuh. Jika harga diri disinggung, maka nyawa taruhannya.
 
Dalam ranah spiritual, kemarahan melampaui batas itu disebut tragedi kesadaran diri. Jika marah melampaui batas sampai masuk dalam rasa maka rasionalitas dan spiritualitas menjadi kering. Keringnya spiritualitas itu menyebabkan orang bisa melakukan tindakan apa saja yang merusak; tidak saja dirinya, keluarganya, bahkan mungkin korps-nya.
 
Demikian pula dengan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, tindak kekerasan dan pembunuhan yang dilakukannya secara psikososial adalah bagian dari NALURI MEMPERTAHANKAN HARGA DIRI. Naluri ini ada didalam tradisi dan budaya bangsa Nusantara. Di kalangan masyarakat Madura dikenal dengan nama Carok, di Makassar dan dalam tradisi Bugis dikenal sebagai Siri'.
 
Meski kini peradaban yang katanya modern ini tak memberi ruang sedikitpun bagi ekspresi naluri kelelakian semacam ini. Hukum positif akan menganggap ritus-ritus Carok, Siri' dan semacamnya sebagai wujud anarkisme. Pelaku akan dikenakan pasal-pasal hukum pidana tentunya. Benar menurut tradisi maupun budaya, belum tentu benar menurut hukum.
 
Bukannya mau permisif dengan apa yang dilakukan FS, tapi naluri itu ada pada diri setiap lelaki, di ruang-ruang sunyi setiap manusia laki-laki normal. Baik pada orang biasa, bahkan pada orang berpendidikan dan punya jabatan seperti Sambo. Begitu kesentil titik paling sensitif harga dirinya misal, pacar atau istri diganggu, ya marah, emosi, hingga kalap membunuh. 
 
Teledornya FS saja terbakar emosi hingga tak terkendali sampai sebegitunya, padahal seharusnya dia bisa berlaku lebih rapi dan cantik, misal membunuh korban, Joshua di tempat lain dengan cara yang lebih halus sehingga tak banyak yang terkena dampaknya, korps pun tetap aman dan bersih.
 
Karena keteledoran ini sehingga mengakibatkan banyak sekali fallacy terkait kasusu ini. Harus diakui begitu luar biasanya pengaruh media menggiring opini. Hampir semua media menggiring masyarakat untuk membenci FS karena telah membunuh dengan cara yang sadis. Sehingga lupa pada kesalahan Joshua dan Putri yang dimungkinkan sangat bisa menjadi pemicu atau turut berperan memicu tindak kejahatan pembunuhan itu terjadi.
 
Adalah perspektif victimology dan criminology dalam hukum, dimana victimology melihat dalam kejahatan itu ada peran korban, sedang dalam perspektif criminology melihat setiap tindak kejahatan itu pihak pelaku kejahatanlah yang disalahkan. Misal, ditengah malam anda keluar rumah dengan baju minimalis dan seksi, lalu diperkosa, maka menurut pandangan criminology yang salah adalah yang memperkosa karena otaknya mesum. Tapi menurut pandangan victimology, si korban juga salah karena memancing orang untuk melakukan tindak pemerkosaan.
 
Menemukan keseimbangan dialektika dikasus FS ini nampaknya sangat sulit. Sudah banyak issue menumpang sehingga mengaburkan masalah substansial; antara lain perseteruan antar geng Makasar dan Solo, geng Batak ikut Solo, rebutan pengaruh dan jabatan, ada orang ketiga FS, soal penembakan di km 50, bisnis judi online, hingga terbakarnya gedung kejaksaan dan seterusnya. Mau melihat kasus dari perspektif apapun sah-sah saja. Tapi inti dari kasusnya adalah soal aib memalukan. Beberapa kali ditanya LPSK(Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) pun, Putri Candrawathi berkali-kali bilang soal "MALU."
 
Kopi_kir sendirilah! (mda)
 
 
Opini : Malika D. Ana(editor Abad.id)

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022