images/images-1673765585.png
Data

Suharto Yakin Program KB Bisa Sejahterakan Rakyat

Pulung Ciptoaji

Jan 15, 2023

326 views

24 Comments

Save

Akseptor (peserta KB) di Kabupaten Ambarawa sedang mendengarkan penjelasan tentang KB. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka 

 

abad.id-Sejak tahun pertama Repelita I (1969/1970) pemerintah orde baru sangat memprioritaskan program Keluarga Berencana. Keluarga Berencana menjadi program nasional yang penting. Tujuannya mengangkat derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta mastyarakat. Berkali- kali Presiden Suharto dalam amanatnya mengingatkan keberhasilan pelaksanaan Keluarga Berencana diukur dari jumlah angka kelahiran yang bisa dikendalikan. Suharto tidak ingin tingkat kecepatan perkembangan penduduk lebih tinggi dari pada kemampuan kenaikan produksi. Harapan pemerintahan orde baru taraf kehidupan dan kesejahteraaan rakyat bisa meningkat jika jumlah penduduk bisa dikendalikan.

 

Kunjungan Ketua BKKBN dr Suwarjono Suryaningrat di sebuah pabrik spiral untuk program KB di Jl Bandengan Utara Jakarta pada 17 Desember 1974. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

 

Selama tahun pertama repelita I, jumlah akseptor baru berjumlah 53,1 ribu orang. Jumlah tersebut selalu bertambah, hingga pada tahun terakhir repelita I (1973/1974) jumlah akseptor mencapai 1,3 juta orang, serta julah akseptor baru sudah mencapai 3,2 juta orang.

 

Program andalan pemerintah orde baru ini disambut porsitif pemeritah di daerah. Bahkan pelosok di Kalimantan yang sulit dijangkau sarana prasarana, penduduknya sadar pentingnya KB. Bagi penduduk Kutai Kertanegara misalnya, program KB mulai dirasakan manfaatnya saat tahun 1980an. Kabupaten seluas 91.027 km persegi ini hanya dihuni 382.491 jiwa pada tahun 1982. Sebenarnya perbandingan antara luas wilayah dengan jumlah penduduk sangat tidak seimbang. Jumlah penduduk masih sangat jarang, namun tetap harus dikendalikan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya.

 

Untuk menjangkau kawasan yang sangat terpencil, para penyuluh KB harus bertarung dengan ganasnya alam. Pada masa itu hampir jalan darat tidak ada. Untuk menuju wilayah kecamatan harus lewat sungai yang penuh bahaya. Jumlah perahu menuju daerah tujuan juga sangat terbatas, sehingga petugas harus menyewa perahu sejak dari Samarinda.

 

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program KB di daerah disediakan sarana kendaraan operasional untuk petugas pelayanan KB. Kendaraan ini dibagikan ke masing-masing walaikota dan bupati di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun 1975. Bagi daerah terpencil yang jauh dari klinik KB, pelayanan dilakukan oleh tim medis keliling. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka 

 

Wilayah yang padat penduduk di pedalaman Kalimantan umumnya berada di pesisir sungai. Sehingga dengan mudah petugas langsung bisa bertemu langsung dengan warga yang menjadi aksepsor KB. Sebenarnya bagi warga yang didominasi suku Dayak dan Banjar ini, sudah sadar tentang pengendalian angka kelahiran melalui kearifan lokal.  Para penduduk menggunakan ramuan khusus yang diperoleh dari turun temurun untuk mencegah kehamilan.  Kearifan ini tidak merepotkan petugas yang mengkampanyekan 2 anak cukup.

 

Seoang pembantu pembina KB desa sedang mencatat dan membagikan pil KB kepada akseptor di desa Ambarawa. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

 

Penyuluhan KB juga disampaikan bagi pasangan yang hendak menikah. Pemerintah Orde Baru melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pernah mengusulkan bagi pasangan yang hendak menggelar pernikahan wajib memiliki sertifikat pernah mengikuti penyuluhan KB, serta harus disuntik vaksin. Namun usulan wajib bersertifikat dan vaksin tidak sepenuhnya berjalan, sebab tidak ada aturan pemerintaah yang mendukungnya. Program KB jaman orde baru sangat sukses setelah berjalan bersama melalui 10 program pokok PKK yang digagas istri Gubernur Jawa Tengah  Isriati Moenadi.  (pul)

Penulis : Pulung Ciptoaji

Tag:

Most Popular

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022