Gundukan tanah yang terbengkalai ini ternyata sebuah pondasi bangunan kuno. Sejak temuan batu bata kuno itu, warga semakin berhati-hati menggali tanah di sekitar rumah. Foto Pulung
abad.id-Seorang warga Dusun Sumberejo, Desa Brayublandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, tanpa sengaja menemukan struktur pondasi bangunan kuno, saat menggali lubang untuk saluran air. Struktur tumpukan batu bata kuno tersebut diduga peninggalan kerajaan Majapahit. Tumpukan batu bata kuno tersebut pertama kali ditemukan Samin, Minggu (11/8/2019) di pekarangan yang berada di samping rumahnya.
Saat itu, Samin berniat menggali saluran air untuk pembuangan kamar mandi rumahnya. Ketika mencangkul tanah dia dikejutkan dengan tumpukan batu bata kuno. ’’Secara tidak sengaja cangkul Samin terbentur benda keras,’’ kata Rouf sepupu Samin.
Samin pun penasaran. Dia melanjutkan menggali lubang hingga menemukan batu bata merah dengan ukuran lebih besar dibanding batu bata umumnya. Setelah diperhatikan, batu bata kuno atau diduga peninggalan Majapahit, sebab lebar batu bata 20 cm dan panjang 30 cm. Dugaan itu didukung setelah di lokasi yang sama pernah ditemukan berupa banyak batu bata besar.
Namun, karena dikira hanya batu bata biasa, saat itu batu bata tersebut hanya dikumpulkan.” Saya curiga karena bentuknya beda dengan batu bata umumnya. Mulai dari bentuk, panjang, dan lebarnya. Akhirnya, batu bata itu hanya ditumpuk sambil melanjutkan penggalian dengan lebih hati-hati, Tambah Rouf.
Rata-rata batu bata itu ketebalannya mencapai sekitar 6 cm. Selain batu bata kuno, di Desa Brayublandong beberapa kali warga menemukan benda-benda langka. Seperti pecahan guci dan uang kuno.
BPCB Jatim di Trowulan telah melakukan peninjauan ke lokasi setelah menerima laporan. Namun hingga kini belum ada kesimpulan dan harus melakukan observasi. Temuan situs ini merupakan data penting sebaran Kerajaan Majapahit. Sebab, sejauh ini, jarang sekali peninggalan bersejarah era Majapahit ditemukan di wilayah Kecamatan Dawarblandong.
Batu bata merah kuno berserakan di sekitar halaman. Di tempat lain warga juga kerab menemukan pecahaan gerabah, uang kuno hingga batu bata merah kuno di kebun dan sawah. Foto Pulung
Struktur batu bata tersebut cukup kental dengan peninggalan masa Kerajaan Majapahit. Menurut Rouf, terdapat dua lapis batu bata memanjang hingga 1,5 meter yang berpijak pada batu alam sebagai pondasi dasar. Sisanya masih tertimbun tanah di lahan milik warga. Melihat bangunan tersebut, diperkirakan tumpukan batu bata ini bekas rumah kuno. ’’Sejak dulu warga Desa Brayublandong mata pencahariannya bertani dan berternak, maka kemungkinan bangunan rumah ini milik petani,” kata Rouf.
Lebih lanjut Rouf yang sudah berumur 75 tahun ini mengatakan, kakek buyutnya tidak pernah menceritakan asal tempat tersebut. Hanya gundukan tanah yang sudah lama terbengkalai, dan ditelantarkan oleh pemiliknya. Di sekitar gundukan tersebut pernah ditemukan sumur yang kini sudah tertutup tanah, serta banyak tanaman perdu jenis suruh.
Sebelum pondasi bangunan kuno ini ditemukan oleh Samin, beberapa warga Desa Brayublandong bercerita pernah menemukan fragmen keramik dan koin kuno di lokasi berbeda. Pecahan guci dan benda-benda kuno itu ditemukan warga di wilayah kawasan kebun dan sawah. (pul)