images/images-1691838001.png
Sejarah
Riset

Bukti Sejarah Peradaban Manusia dari Batu Bata

Pulung Ciptoaji

Aug 12, 2023

908 views

24 Comments

Save

Proses pembuatan batu bata dengan cetak tangan masih diproduksi di Bangsal Mojokerto. Foto Pulung 

 

abad.id-Batu bata merah menjadi bagian dari bahan bangunan yang paling penting dalam sejarah peradaban manusia. Dalam catatan sejarah, bata merah sudah digunakan sejak 7000 SM. Proses pembuatan bata merah pada manusia jaman dahulu tidak jauh berbeda dengan saat ini. Batu bata dibuat dari adonan tanah liat yang dicampur air. Adonan yang terlihat seperti lumpur diaduk hingga kental dan dicetak dengan cetakan kayu. Kemudian dijemur hingga kering di bawah teriknya sinar matahari. Setelah batu bata setengah jadi dianggap cukup kuat, selanjutnya  dibakar.

 

Penggunaan batu bata bisa menghasilkan bangunan permanen dan tahan lama. Bangunan tersebut akan terasa sejuk di siang hari dan hangat saat malam hari, karena batu bata lambat untuk menyerap panas matahari di siang hari dan lambat melepaskan panas saat malam hari.

 

Membuat batu bata pada bangsa Mesir kuno biasanya mencampur dengan jerami ke dalam adonan tanah liat. Campuran jerami ini dianggap memperkuat batu bata secara struktural, sehingga tidak mudah pecah. Batu bata umumnya digunakan bangsa Mesir untuk membangun area permukiman dan bangunan publik. Untuk bangunan besar seperti kuil dan piramida mereka tetap menggunakan batu kapur berukuran besar.

 

Batu bata perlu dibakar di dalam tungku perapian dengan temperatur yang sangat tinggi. Batu bata yang dibakar menjadi lebih kuat dan mampu digunakan untuk membuat bangunan-bangunan tinggi. Batu bata bakar biasa digunakan oleh bangsa India, Cina, Romawi dan juga bangsa yang mendiami wilayah Nusantara.

 

Di India juga situs pra-sejarah menggunakan bata merah. Bukti yang masih dapat dilihat hari ini di reruntuhan seperti Harappa Buhen dan Mohenjo-daro. Peradaban Lembah Sungai Indus atau Harappa merupakan peradaban kuno yang membentang dari Sungai Indus di Pakistan dan Sungai Gangga di India. Peradaban Indus berlangsung selama ribuan tahun, muncul sekitar 3300 SM dan mengalami kemunduran sekitar 1600 SM.

 

Di Cina, batu bata yang digunakan pada Abad ke-2 SM  sebuah situs dekat Xian. Bata merah diproduksi pada skala yang lebih besar di bawah dinasti Zhou Barat sekitar 3.000 tahun yang lalu, dan bukti untuk beberapa pertama adanya batu bata yang pernah diproduksi telah ditemukan di reruntuhan  zaman dinasti Zhou. Buku The carpenter's manual Yingzao Fashi diterbitkan tahun 1103 M pada saat dinasti Song menjelaskan proses pembuatan batu bata dan teknik pembuatan kaca hingga penggunaannya. Selama abad abad ke-17 teks ensiklopedik Tiangong Kaiwu, proses produksi batu bata dari Dinasti Ming Cina:

 

Di Eropa, batu bata masih dibuat dengan tangan sampai pada akhir tahun 1885. Setelah revolusi industri pecah, mesin pembuat batu bata akhirnya diperkenalkan ke dunia. Produksi batu bata yang biasanya hanya berkisar 36.000 buah per minggu menjadi meningkat pesat pada tahun 1925 yang bisa memproduksi hingga 12.000 batu bata per hari.

 

Sementara itu, di London pada era Victoria, batu bata dipilih untuk menjadi bahan bangunan karena cuaca yang berkabut tebal dan bata merah lebih mudah terlihat ketika digunakan. Meskipun jumlah pigmen merah dari tanah liat dan proses pembakaran batu bata berkurang, tetapi merah tetap menjadi warna yang paling diinginkan.

 

Di Indonesia, bangunan candi dengan bahan batu bata mendominasi di Jawa Tmur dan Sumatra. Peradaban Nusantara dianggap cukup maju dalam menggunakan batu bata merah yang dibakar, sehingga bangunan candi ini berumur lebih dari 10 abad.

 

candi tikus

Candi Tikus di kawasan Trowulan mengunakan batu bata merah dengan ornamen seni. Foto pulung  

 

Kompleks Candi Trowulan, Jawa Timur: Candi Tikus, Candi Brahu, Gerbang Bajang Ratu, Gerbang Wringin Lawang. Kompleks Candi yang dianggap sebagai bagian dari ibukota Kerajaan Majapahit. Candi-candi dan bangunan batu bata menunjukkan bahwa perjalanan sejarah batu bata merah benar-benar sebuah perjalanan sejarah peradaban manusia hingga kini.

 

Bahan yang digunakan batu bata dengan ukuran bervariasi, panjang antara 23 sampai 26 cm, lebar 14 sampai dengan 15,5 cm dan tebalnya 3,5 cm sampai 4,5 cm. Bata pada masa lampau memiliki kualitas yang lebih baik dari bata pada masa sekarang. Dikarenakan tanah liat yang digunakan disaring sampai benar-benar tidak ada komponen lain selain tanah liat, misalnya pasir. Selain itu, terdapat ”isian” di dalam bata, biasanya berupa sekam. Maksud dari isian supaya bata kuat. Perekatan antar batu bata menggunakan sistemkosod.

 

Sistem kosod merupakan sistem perekatan bata dengan cara menggosokkan bata dengan bata lain dimana pada bidang gosokannya tersebut diberi air. Sistem ini juga dapat ditemukan pada situs-situs di Jawa Timur dan masih dapat ditemukan di daerah Bali. Perekatan bata yang menggunakan sistem kosod menyebabkan perekatan antar bata akan bertambah erat dari tahun ke tahun.

 

Batu bata sekarang

Batu bata sangat umum digunakan dalam konstruksi bangunan selain bahan kayu atau sekam. Dengan mesin modern, peralatan pengolah tanah, motor listrik dan tungku pembakaran modern, pembuatan batu bata menjadi jauh lebih produktif dan efisien. Batu bata dapat dibuat dari berbagai bahan yang paling umum berupa tanah liat, kalsium, pasir dan beton.

 

Proses pembuatan batu bata di kawasan Bangsal Mojokerto masih menggunakan teknologi tangan. Para perajin sengaja tanpa mesin moderen untuk cetak, karena mengutamakan kwalitas hasil produksi tangan lebih bernilai seni. Batu bata yang dihasilkan ini nanti akan digunakan untuk bangunan berciri khas tertentu.

 

 

Bahan batu bata berupa campuran tanah liat dan pasir yang dicampur dengan air untuk membuat konsistensi yang benar. Sifat dan kualitas batu bata tergantung pada jenis tanah liat yang digunakan. Bentuk yang paling umum dari tanah liat yang digunakan untuk batu bata sehari-hari, adalah dengan konsistensi berpasir, silikat atau alumina, yang biasanya mengandung sejumlah kecil dari kapur atau oksida besi.

 

Silica, ketika ditambahkan ke tanah liat murni dalam bentuk pasir, mencegah retak, menyusut dan mengerut. Jika sebagian besar pasir yang digunakan dalam campuran bata akan lebih bertekstur dan indah. Kebanyakan pasir, menjadikan batu bata terlalu rapuh dan menghancurkan kohesi.

 

Besi oksida pada tanah liat memungkinkan silika dan alumina untuk memadukan dan cukup dalam menambah kekerasan dan kekuatan dari batu bata. Kandungan besi dari batu bata menentukan warna batu bata dan dapat digunakan untuk menambah warna merah batu bata. Namun tanah liat yang dibakar berwarna merah cerah dan akan menjadikan batu bata lebih kuat dari tanah liat daripada batu bata putih atau kuning.

 

Kadar kapur pada batu bata memiliki dua efek yang berbeda. Menghentikan proses penyusutan bata mentah dalam proses pengeringan, dan juga bertindak sebagai fluks selama pembakaran yang menyebabkan silika mencair dan menciptakan ikatan yang mengikat semua komponen dari batu bata. Namun, terlalu banyak kapur dapat menyebabkan batu bata mencair dan ikatan bahannya longgar. Setiap penambahan kapur dalam batu bata menurunkan kualitas dan dapat menyebabkan batu bata untuk menjadi rapuh. Untuk kualitas terbaik dari batu bata tanah liat hati-hati dalam menentukan komposisi bahannya.

 

Alex Herman salah satu perajin mengaku, dalam satu hari hanya memproduksi 2 ribu batu bata mentah. “Campuran tanah liat kemudian dibentuk dalam cetakan sesuai spesifikasi yang diinginkan, siap untuk dikeringkan kemudian dibakar dalam tungku pemkabaran (Kiln),” kata Alex.

 

Batu bata berkualitas baik memiliki keuntungan secara ekonomi lebih besar karena dapat diandalkan, tahan cuaca dan dapat mentolerir asam, polusi dan api. Batu bata dapat dibuat untuk setiap spesifikasi warna, ukuran dan bentuk yang membuat batu bata lebih mudah untuk membangun daripada batu.

 

Produksi batu bata di kecamatan Bangsal ini lebih mahal dibandingkan jenis produksi pabrik cetak. Secara kwalitas dan penggunaan bahan bangunan memang berbeda. Jika batu bata cetak pabrik digunakan untuk bahan tembok berplester dan aci, sedangkan batu bata produksi Bangsal bermerek MRH ini untuk tembok terbuka tanpa plester dan aci. Alex bersama perajin lain yakin, untuk hasil terbaik dalam setiap pekerjaan konstruksi, batu bata yang dipilih harus tepat sesuai dengan spesifikasi dan peruntukannya. (pul)

 

Artikel lainnya

Reaktualisasi Nilai Kejuangan dari Gedong Nasional Indonesia (GNI)

Author Abad

Oct 29, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023

Surabaya Dalam Jejak Kubilai Khan, Cheng Ho dan Marga Han

Malika D. Ana

Jan 14, 2023

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Kapan Indonesia Siap Berdemokrasi?

Author Abad

Nov 01, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023