images/images-1672399642.jpg
Liputan
Pariwisata

Pasar Bong Jelang Dibuka Sebagai Pasar Malam, Begini Kondisinya

Malika D. Ana

Dec 31, 2022

322 views

24 Comments

Save

Pasar Bong Jelang Dibuka Sebagai Pasar Malam, Begini Kondisinya

 

 

Abad.id - Kiranya dengan dibukanya Pasar Bong menjadi Pasar Malam (night market) pada Jumat, 30 Desember 2022 menjadi wujud nyata dari apa yang dikatakan pengembangan dan pelestarian kawasan cagar budaya yang bersifat tematik. Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, beberapa bulan lalu menyampaikan konsep Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Tematik kepada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya.

 

Kawasan Cagar Budaya di lingkungan Kembang Jepun adalah bertema Pecinan karena keberadaannya memang di Kampung Pecinan. Maka dalam pelestarian dan pengembangan kawasan Pecinan ini, hal hal yang perlu disentuh adalah menghidupkan kampung Pecinan baik yang bersifat fisik (tangible) maupun non fisik (in tangible).

 

Sejak dibukanya kembali Wisata Kuliner di Kembang Jepun pada 10 September 2022, pemerintah Kota Surabaya secara gradual sudah menata elemen tangible (bendawi) dan in-tangible (non bendawi). Misalnya menghidupkan kuliner setempat yang berupa aneka jajanan dan makanan. Ini menjadi bagian dari tradisi yang pernah ada di kawasan Pecinan, meski komposisi jajanan dan makanan yang dijajakab di Kembang Jepun selama ini lebih banyak jajanan yang berasal dari luar kawasan Pecinan.

 

Contoh lain untuk membangun wisata tematik Pecinan adalah pemasangan papan papan petunjuk jalan dan bola bola pedastrian dengan pewarnaan khas Pecinan, merah dan kuning. Belum lagi mural pada bangunan di Kembang Jepun dan lampion lampion yang digantung di atas jalan. Konsep ini semakin mempertegas keberadaan kawasan Kembang Jepun sebagai Kampung Pecinan.

 

Pasar Bong menambah khasanah Pecinan. Pasar Bong tidak sekedar pasar, tapi sejarah peradaban Pecinan yang nyata adanya. Pasar Bong berdiri di atas lahan kuburan Pecinan. Bong berarti kuburan China.

 

Pasar Bong yang bersifat ekonomis ini hendaknya tidak mengubur kuburan yang menjadi potret peradaban etnis Pecinan di Surabaya. Sejarah Bong (makam Pecinan) harus dinarasikan sebagai bagian dari wisata sejarah Pecinan di Kembang Jepun.

 

 

Pasar Bong dimata Insan Pariwisata

 

Pasar Bong adalah jejak sejarah kota masa lalu yang sangat berpotensi menjadi penggerak ekonomi dalam menyongsong masa depan. Karenanya ketika Pasar Bong dibuka pada malam hari, kehadirannya bisa menjadi wadah wisata belanja dan wisata sejarah kota (urban history) yang eksotik.

 

Perpaduan wisata belanja dan sejarah ini memang ada di Pasar Bong. Karenanya untuk menghidupkan Pasar Bong yang terkoneksi dengan wisata kuliner Kembang Jepun, penataan dan pengelolaannya harus serius.

 

Para guide yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Surabaya yang sering membawa wisatawan dalam paket Surabaya City Tour

 

Syaifuddin, seorang pemandu wisata (guide) yang sudah puluhan tahun memandu wisatawan di Surabaya dalam paket Surabaya City Tour, berpendapat bahwa upaya membuka Pasar Bong menjadi pasar malam sangat bagus. Karena sering sekali wisatawan, terutama tamu tamu dari Malaysia dan Singapore, mencari pasar malam.

 

"Dulu ada pasar malam tradisional di Pandegiling, Wonokromo dan Banyu Urip, tapi sekarang sudah tidak ada. Pasar Bong pada malam hari menambah atraksi wisata kuliner di Kembang Jepun pada malam hari", jelas guide freelance yang akrab dipanggil Udin.

 

Udin menambahkan bahwa sebagai jujugan wisata perlu juga dipikirkan area parkir untuk tamu tamu rombongan yang datang menggunakan armada bis.

 

"Dimanakah lahan parkir untuk bus bus yang datang? Karena tamu tamu Malaysia dan Singapore umumnya datang secara rombongan dengan bis", tanya Udin

 

Menurut Udin berdasarkan pengalaman memandu tamu tamu Malaysia dan Singapura, umumnya tamu tamu itu mencari kaos, kerajinan tangan dan baju baju khas Surabaya.

 

"Jangan lupa ketersediaan toilet umum, yang memadai dan bersih", pesan Udin.

 

Sementara itu, pemandu wisata lainnya, Yoni Astuti, menyarankan agar ada lampu penerangan yang cukup yang mengkoneksikan Kembang Jepun dan Pasar Bong. Tidak hanya pencahayaan, tapi tiang tiang PJU harus memiliki design yang tematik dengaan kawasan Pecinan.

 

"Saya menyambut penataan dan optimalisasi Kawasan Pecinan, utamanya membuka Pasar Bong untuk wisata belanja malam hari. Untuk mendukung itu harus ada lampu yang bisa menerangi kawasan, juga design tiang lampunya harus diperhatikan untuk menambah indahnya lingkungan. Lingkungan harus rapi dan bersih. Sedangkan sisa sisa bong (kuburan) yang masih ada di dalam area pasar harus dijaga dengan memberi penerangan dan narasi. Karena Bong Bong ini menjadi bukti sejarah dari pasar ini", jelas Yoni.

 

Pihak lain dari insan periwisata adalah tour operator, Adjie Wiyono dari Aneka Tour and Travel. Ia berpendapat jika Pasar Bong dibuka di malam hari sebagai penyangga Wisata kuliner Kembang Jepun, maka lokasi di sekitar Pasar Bong sampai Kembang Jepun harus terang dengan penataan lampu yang indah dan rapi.

 

"Kita tau seperti apa kawasan Pasar Bong selama ini di saat malam hari. Selain sepi, lampunya pun juga redup. Kondisi ini menimbulkan kesan yang rawan. Maka, jika dibuat pasar malam, penerangan dan keamanan sangat penting supaya wisatawan merasa aman dan nyaman", jelas Adjie Wiyono.

 

Selain itu, untuk antisipasi wisatawan yang datang dengan bus, maka harus ada tempat parkir yang memadahi.

 

"Setidaknya ada zona penjemputan (pick up zone). Pengalaman dari wisatawan Singapura dari kapal pesiar Genting Dream beberapa hari lalu, jumlahnya mereka bisa ratusan. Armada yang digunakan bisa puluhan bus", Adjie mengingatkan.

 

Melihat pengalaman itu, maka pemerintah kota Surabaya harus siap dengan infrastruktur yang dibutuhkan, termasuk ketersediaan toilet umum yang bersih.

 

 

Masih Compang Camping

 

Berdasarkan pengamatan pada Jumat siang, 30 Desember 2022, dimana pada petang harinya pk 18.00, Pasar Bong dibuka oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi sebagai pasar wisata di malam hari, ternyata masih terlihat compang camping. Sampai jumat siang pekerjaan yang telah dilakukan adalah pembongkaran penutup teras dan lorong lorong pasar yang sudah usang dan tidak karu karuan.

 

Perlunya penataan dan perapian lingkungan Pasar Bong (jalan Slompretan dan jalan Kopi)

 

Jumat siang lorong lorong di pasar Bong sudah langsung beratapkan langit. Selama ini lorong lorong gang memiliki atap yang tidak permanen sebagai pelindung dari hujan dan panas. Maka ketika hujan turun, lorong gang langsung basah. Kondisi ini sebagaimana terpantau pada Jumat siang (30/12/2022).

 

Akibatnya, lorong gang yang paving nya baru dicat warna warni nan indah menjadi rusak karena hujan. Tidak terlihat lagi mozaik warna warni cat yang menghiasi pavingan. Yang terlihat adalah bagai tumpahan cat.

 

Pedagang bersiap buka dimalam hari

 

Ini dampak buruk ketika atap lorong gang dibongkar dan belum tertata kembali. Seorang pedagang yang memiliki stan warung di mulut gang merasakan tampias air hujan di warungnya.

 

"Katanya sih mau dipasang penutup di atas lorong lorong pasar, termasuk di depan warung saya, tapi gak tau kapan akan dipasang", kata pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di situ.

 

Ia berharap pemerintah kota Surabaya bisa menata kembali Pasar Bong setelah pembongkaran penutup yang dianggap sudah usang.

 

"Apalagi saat ini masih musim penghujan", kata penjual warung yang berharap agar pasar Bong tetap nyaman buat pedagang dan penjual baik dimalam maupun siang hari. (Nanang).

 

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022