Penulis : Pulung Ciptoaji
Mojokerto, Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno pernah tinggal dan bersekolah di kota Mojokerto. Soekarno pernah bersekolah di Inlandsche School atau Tweede School (Sekolah Ongko Loro), sebuah julukan bagi sekolah anak pribumi, yang kini menjadi SDN Purwotengah, di Jl Taman Siswa Kota Mojokerto.
Berdirinya sekolah ongo loro itu tidak lebih dari program politik etis pemerinta Hindia Belanda terhadap bangsa jajahan. Sejak memasuki tahun 1900, banyak berdiri sekolah-sekolah yang diperuntukan bagi anak anak yang tinggal di tanah jajahan. Namun sekolah tersebut dibangun tidak untuk mencerdaskan anak anak jajahan. Hanya sekedar punya pengetahuan dan tidak butuh huruf. Anak-anak pribumi itu digolongkan dalam sekolah khusus School atau Tweede School (Sekolah Ongko Loro). Untuk anak-anak yang masih memiliki darah priyayi dan indo keturunan masih bisa melanjutkan ke jenjang lenih tinggi. Aturan itu tentu membuat nasib mujur bagi Kusno yang bisa mengenyam sekolah pribumi sekaligus bisa melanjutkan sekolah lebih tinggi.
Dalam catatan sejarah, Kusno panggilan kecil Sukarno pernah sekolah di sekolah rakyat ongko loro dan lulus tahun 1911. Saat itu Raden Sukemi ayah Kandung Sukarno tengah menjadi kepala sekolah. Tidak dijelaskan dimana keluarga khusno tinggal selama di Kota Mojokerto. Sebab sebagai guru sekolah rakyat, Raden Sukemi selalu berpindah kota. Raden Sukemi pernah mengajar di Pulau Bali, mengajar di Surabaya, dan pindah lagi ke Kota Mojokerto. Hingga pada akhirnya Raden Sukemi pindah ke Tulungaggung hingga pensiun menjadi guru rakyat.
Menurut Kepala Sekolah SDN Purwotengah, Endang Pujiastutik, bahwa Kusno kecil mengawali sekolah mulai kelas 2 hingga kelas 4. Khusno kecil juga harus belajar tanpa didampingi orang tua Raden Sukemi. Sebab, meskipun berstatus sebagai kepala sekolah School atau Tweede School (Sekolah Ongko Loro) Mojoketo, Raden Sukemi juga masih harus merangkap jabatan sebagai kepala sekolah di Sidoarjo. Dua kota ini memang sangat dekat, namun sangat melelahkan bagi Raden Sukemi yang menjabat menjadi kepala sekolah di dua sekolah sekaligus.
Selama tiga tahun itu, Kusno dikenal anak yang patuh terhadap guru serta menunjukan sifat istimewa. Diantara kawan sepermainan, Kusno dikenal cepat menguasai alat baru. Kusno paling tidak suka sepak bola, namun sangat pandai bermain kasti. Untuk pelajaran kesenian, Kusno kecil menguasai alat gamelan dan tetembangan jawa. Belum ada tumbuh jiwa nasionalisme saat usia kecil itu. Rasa nasionalisme dirasakan Kusno saat kelas 5. Saat Kusno dipindah sekolah ke ELS atau setingkat SMP masih di Kota Mojokerto.
"Di sekolah rakyat Ongko Loro ini Kusno belajar sekaligus bermain, maka itulah yang membentuk karakter Sukarno hingga masa dewasanya," kata Endang
Raden Sukemi harus menjelaskan kepada Kusno kecil tentang alasan harus pindah ke ELS. Pertama, bahwa jika ingin mengenyam pendidikan lebih tinggi harus mendapatkan pendidikan setara dengan orang Belanda. Kusno harus mendapatkan sesuatu yang lebih, meskipun menjadi warga jajahan. Kedudukan status sebagai keluarga priyayi tentu membantu Kusno untuk bisa mendapatkan sekolah setara dengan anak anak golongan indo keturunan. Meskipun pada akhirnya, para priyayi dan indo keturunan itu hanya akan bisa bekerja sebagai pegawai rendahan.
Saat itu tengah tahun 1911, Raden Sukemi mengajak Sukarno ke Europesche Lagere School atau ELS untuk mendaftar. Sebagai kepala sekolah rakyat, nama Raden Sukemi cukup dikenal di kalangan para pendidik di Mojokerto. Namun bukan berarti urusan mendaftarkan Kusno bisa lebih mudah. Raden Sukemi harus menerima banyak persayaratan yang diskriminasi sebagai bangsa pribumi. Salah satunya tidak ada aturan tinggal kelas bagi pribumi di ELS jika tidak bisa mengikuti pelajaran. Mereka pasti harus keluar. Syarat lain Bahasa Belanda harus dikuasai Kusno. Sebab di ELS ini semua mengantar pelajaran menggunakan Bahasa Belanda. Kemudian untuk sekolah di ELS tidak gratis bagi warga pribumi. Serta harus ada penjamin dari dari warga eropa bagi warga pribumi yang menitipkan sekolah di ELS.
Berbeda dengan sekolah Ongko loro yang siswanya kaum pribumi, jumlah kelas di ELS sangat sedikit. Untuk kelas 1 di ELS hanya menampung 2 kelas atau sekitar 40 siswa. Jumlah sedikit sangat beralasan, sebab pada masa itu memang tidak banyak anak priyayi dan indo keturunan yang tinggal di sekitar Mojokerto. Serta aturan ketat itu membuat banyak priyayi tidak menyekolahkan anaknya di ELS dan memilih melanjutkan ke pondok pesantren setelah lulus dari sekolah ongko loro.
Sementara itu bagi Kusno kecil, persyaratan itu dinilai sangat diskriminasi. Demi mewujudkan cita-cita orangtuanya, sejak hari pertama masuk sekolah di ELS yang saat ini masih menjadi SMP Negeri 2 Kota Mojokerto itu, Kusno belajar giat terutama Bahasa Belanda. Khusno harus les prifat Bahasa Belanda selama 3 bulan dengan biaya yang tidak murah. Dengan kemampuan berbahasa Belanda ini, bisa mengantarkan Kusno melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di Surabaya dan Bandung. (pul)
Jasa guru jelas tidak dapat kita abaikan. Dari mereka kita bisa melek ilmu pengetahuan. Untuk memperingati hari guru ini, tidak ada yang salah perlu mengenang para guru yang membuka informasi dunia.
Salah satu guru yang berjasa itu guru sekolah rakyat di 1921 di Desa Soreang Kabupaten Bandung. Ada guru sangat populer karena dedikasinya bernama Haji Muhammad Suwardji. Guru tersebut dilahiRkan tahun 1880, dan menjadi guru sekolah rakyat hingga tahun 1937. Menjadi guru sekolah rakyat juga harus bisa beradaptasi dengan kondisi sebagai warga jajahan. Haji Suwarji pernah berpindah-pindah tempat tugas, mulai mengajar di Desa Cilillin , Desa Lewo di Kota Garut, Kota Pleret kota Subang, Pulau Kalimantan dan terakhir mengajar di Batujajar hingga wafat tahun 1957.
Busana yang digunakan para guru waktu itu menyesuaikan dengan para muridnya warga pribumi. Para guru laki-laki harus menggunakan jas putih dengan kota-kotak kecil, dan kemeja lengan panjang warna putih juga dengan bahan kain kaci. Tidak lupa guru wajib menggunakana dasi kupu-kupu kecil dengan motif kotak-kota hitam. Celana panjang mengunakan bahan gabardin yang bentuknya besar besar di bagian atas, dan makin sempit pada kaki bagian bawah. Saat berangkat kerja, para guru menggunakan alas kaki tarumpah atau sandal japit dengan bahan kulit. Pada bagian tumit alas sandal itu lebih tinggi dengan bahan kulit mentah. Maka jika berjalan dipastikan terdapat suara yang keras, dan langsung didengar para murid yang sedang ramai di kelas. Namun ketika masuk kelas, para guru wajib lepas alas kakinya.
Ada yang khas para guru pada masa itu menggenakan tutup kepala. Jika suku Jawa, model blangkonnya bermotif batik lebih gelap, sementara jika suku sunda tutup kepala itu berama Bendo dengan motif batik warna lebih terang coklat muda.
Dedikasi seorang guru juga digambarkan pada sosok Raden Soekemi Sosrodiharjo ayak kandung presiden ke 1 Sukarno. Sejak lulus pendidikan guru di Probolinggo, Soekemi muda sudah harus berpindah tugas. Awalnya dia mengajar di Buleleng Bali pada tahun 1890. Dalam buku Biografi Sukarno yang ditulis Lambert Giebels, di Bali sudah berdiri sekolah rakyat pada tahun 1875. Sekolah tersebut awalnya hanya diperuntukan untuk anak-anak pegawai Belanda dan bangsawan Bali agar mendapatkan pendidikan Dasar. Selama di Bali, Soekemi tinggal di rumah kos yang dekat dengan sekolah.
Gaji menjadi sekolah guru juga sangat menjanjikan. Pemerintah Hindia Belanda sangat menghargai jerih payah guru karena dan memberi penghargaan lebih. Selama pindah dan tinggal di Jalan Pahlawan 88 Surabaya, Raden Soekemi masih mengajar di sekolah rakyat. Meneer Soekemi setiap bulan mendapatkan gaji 25 gulden perbulan. Dalam hitungan pada masa itu, 1 USD nilainya 2 gulden 50 sen. Dengan gaji sebesar itu sudah dipastikan sangat cukup untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Dari gaji 25 gulden itu, harus dipotong 10 gulden untuk sewa rumah di Surabaya. Dalam hitungan pada masa itu, sewa rumah 10 gulden sudah dipastikan sudah sangat mewah bertembok dan beratap genting tengah kota.
Namun untuk menjadi guru tidaklah mudah. Seorang harus lulus dari Kweekschool atau Sekolah Guru. Berdirinya sekolah guru di Hindia Belanda dimulai pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Sekolah guru menjadi sebuah upaya dari pemerintah Hindia Belanda untuk memajukan pendidikan untuk warga pribumi.
Politik etis pemerinah belanda kepada warga pribumi ini bukan berarti siap merugi. Tujuannya warga jajahan di buat pintar dengan mendapat materi pendidikan untuk menggantikan tenaga terampil dari bangsa Belanda dan bangsa Barat lainnya. Tenaga terampil terutama dibutuhkan kelompok pengusaha swasta. Tenaga terampil warga pribumi ini diharapkan memiliki harga yang lebih terjangkau dari pada tenaga terampil dari bangsa Belanda dan bangsa Barat lainnya.
Pada tahun 1871, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pendidikan untuk guru bumiputra. Peraturan ini diperlukan sebagai langkah awal dari pendirian sekolah dasar bumiputra. Praresta Sasmaya Dewi dalam artikel Perkembangan Kweekschool (Sekolah Guru) di Yogyakarta Tahun 1900-1927, menyebutkan bahwa Kweekschool dibuka tahun 1852.
Salah satunya pendirian Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers (Sekolah Pelatihan Guru-guru Pribumi) di Yogyakarta yang tertera dalam Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 156 tahun 1894. Pembukaan sekolah baru dilakukan pada tahun 1897. Dalam Staatsblad ini memuat informasi dari jumlah siswa, gaji direktur, pengurangan formasi tenaga pengajar, biaya alat tulis, alat peraga dan perawatan perabotan serta gaji pegawai bawahan dan para pembantu yang bekerja di Kweekschool tersebut.
Sekolah ini menerima siswa yang berusia 12 sampai 16 tahun. Syarat untuk diterima dan belajar di sekolah tersebut adalah lulus Sekolah Jawa kelas satu. Syarat lainnya adalah harus lulus ujian sejumlah materi di antaranya berhitung, berbahasa dan menulis Jawa, menulis indah, ilmu bumi dan bahasa Melayu dalam aksara latin. Ujian penerimaan tersebut dilakukan di hadapan komite sekolah oleh inspektur atau wakil inspektur yang dibantu para guru di sekolah tersebut.
Siswa yang belajar di Kweekschool ini tinggal di asrama yang sudah disediakan. Lembaga yang mengelola sekolah di masa Hindia Belanda ini menyebutkan bahwa siswa yang belajar menerima materi pembelajaran dan alat tulis secara gratis dengan masa belajar 4 tahun. Saat para siswa masuk tingkat tinggi akan diberikan materi praktik mengajar. " Pendidikan agama diberikan sebagai ekstra kurikuler, disebukan KH. Ahmad Dahlan juga mengajar untuk memberi materi tentang agama Islam pada para siswa Kweekschool," tulis Sasmaya Dewi.
Lulusan dari sekolah Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers akan mendapat gelar setara diploma. Mereka akan memulai masa dinasnya sebagai guru pembantu pada sekolah dasar Jawa kelas satu.
Memang, kehadiran Kweekschool menjadi penanda positif dalam sejarah Pendidikan di Indonesia. Kweekschool mencetak guru pribumi yang membantu memenuhi keterbatasan tenaga pengajar. Kehadiran guru dibutuhkan untuk mengimbangi munculnya sejumlah sekolah pada masa itu.
Seperti sebuah foto yang dibuat tahun 1903 ini, menggambakan mereka yang baru lulus Kweekschool (sekolah guru). Mereka sangat percaya diri setelah dilantik menjadi guru. Semua berpose dengan gagahnya. Rantai jam saku merupakan hiasan yang khas pada masa itu. siapapun yang memiliki jam dalam rantai emas bisa diketahui kelas sosialnya. Tapak juga para guru ini harus tanpa alas kaki saat berada di kelas. Semua murid calon guru akan menghormati pengajarnya, sebab mereka dididik secara keras dan tegas. Para guru ini tinggal di asrama khusus sekolah. Setiap harinya mereka dipantau langsung oleh penjaga asrama.
Digambarkan pula para pengajar di sekolah calon guru tidak kalah tegasnya. Dulu belum ada aturan tentang kekerasan dalam lingkungan sekolah. Sebab bentuk kekerasan itu pasti punya tujuan positif, yaitu mendidik disiplin. Sebab para priyayi dari berbagai daerah ini dikenal sangat manja di lingkungan keluarganya. Maka ketika masuk disekolah guru, tidak ada pilihan lain harus beradaptasi dengan budaya baru, yaitu disiplin. Para pengajar memegang cambuk dari rotan atau bambu. Cambuk ini tidak hanya untuk menakuti para murid, namun juga motivasi agar serius belajar. (pul)
penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-“Sekarang sudah tiba waktunya untuk menentukan kepada siapa obor kemerdekaan harus diteruskan andaikata tidak mampu lagi menjadi pemimpin perjuangan di tengah-tengah rakyat kami. Seharusnya kelangsungan perjuangan rakyat untuk mencapai kemerdekaan seperti telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar, berakar di dalam persatuan dari semua golongan yang menjunjung tinggi Republik ini. Sesudah mempertimbangkan dengan matang dan seksama, dengan persetujuan penuh pemimpin yang bertanggung jawab, dengan ini kami menyatakan bahwa perjuangan kemerdekaan kita akan diteruskan oleh Tan Malaka, Iwa Koesoemarsoumantri, Syahrir, Wongsonegoro.
Hidup Negara Republik Indonesia
Hidup bangsa Indonesia
Soekarno, Moh Hatta.
Surat wasiat politik ini ditandatangani Sukarno dan Hatta pada 1 Oktober 1945 saat situasi Jakarta sedang genting. Hatta memang mengusulkan dibuatkan surat wasiat kepada empat golongan besar di Indonesia. Yaitu komunis nasionalis, sodialis demokrat, pemimpin islam, serta perwakilan kelompok elit. Selanjutnya surat wasiat itu menjadi pegangan Tan Malaka untuk mencari jalan politik sendiri.
Dalam buku Soekarno Biografi 1901-1950 tulisan Lambert Giebels menyebutkan, memang pada akhir tahun 1945 ini situasi Jakarta sangat rawan. Insting Tan Malaka yang menyatakan, presiden dan wakil presiden tidak bisa lagi bebas bergerak karena banyak ancaman pembunhan dan penculikan dianggap sebuah kebohongan.
Sukarno justru melakukan perjalanan keliling pulau Jawa di bulan Desember 1945 dengan memanfaatkan popilaritasnya sebagai proklamator. Tur tersebut berakhir di Selekta sebuah tempat wisata di Kota Batu. Dalam perjalanan itu, Sukarno didampingi wartawan dari dalam dan luar negeri termasuk watawan perjuangan kelompok radio pembeontak Ktut Tantri. Dari kantor berita luar Aneta terdapat Hans Martinot yang selama dalam perjalanan tampak akrab dengan Sukarno. Dalam laporannya, Hans mengatakan Sukarno bisa mengendalikan situasi politik dalam negeri dengan baik, meskipun negara baru berumur 5 bulan.
Sebenarnya perkenalan Ktut Tantri dengan Sukarno memang baru beberapa bulan sejak munculnya perang 10 November di Surabaya. Ktut Tantri yang meruakan pejuang bawah tanah bersama pemuda Sutomo, menggelorakan peristiwa tersebut melalui radio pemberontak. Dari radio yang stasionnya berpindah pindah itu, berita tentang perang dasyat menggema ke seluruh dunia. Sukarno yang saat itu berada di Jakarta sangat hafal dengan suara Ktut Tantri, perempuan warga negara Amerika yang menjadi anak angkat raja Bali.
“Saja tidak akan melupakan detik detik dikala Tantri dengan tenang mengutjapkan pidatonja dimuka mikropon, sedangkan bom-bom dan peluru peluru mortir berdjatuhan dengan dahsjatnja dikeliling pemantjar radio pemberontakan,” kata Bung Tomo yang akhirnya menjadi kesan bagi Sukarno.
Sepulang dari keliling dengan tujuan menggelorakan api kemerdekaan langsung ke rakyat Jawa ini, rombongan semakin tidak betah di Jakarta. Sebab Sukarno harus waspada, banyak informasi yang beredar Belanda bisa saja melakukan tindakan keji dengan meminjam tangan orang demi kembalinya kekuasaan. Rumor yang beredar, Belanda telah membayar pembunuh bayaran orang Ambon dan Indo. Kemungkinan sasarannya bisa siapapun, termasuk nyawa Presiden dan Wapresnya. Atas pertimbangan menyelamakan perjuangan menuju kemerdekaan seutuhnya, pusat pemerintahan harus dipindah ke Yogjakarta secepatnya.
Pagi subuh itu tanggal 4 januari 1946, keluarga Sukarno sudah berkemas. Dari cerita Fatmawati, perpindahan seperti pelarian. Sebuah kereta sudah menunggu di jalur paling dekat dengan jalan Pegangsaan, lalu mereka menyelinap masuk gerbong dan degera beangkat ke Yogjakarta. Keluarga ini masuk gerbong barang yang sudah disiapkan untuk menampung penumpang. Benar adanya, ketika melintas di Jatinegara kereta ditembaki orang tidak dikenal. Tanpa gentar masinis tetap menerobos tembakan orang tidak dikenal itu hingga tiba di Yogjakarta dengan selamat. Sungguh, nyawa presiden dalam ancaman besar yang harus diselamakan.
Sejak perpindahan presiden itu menandakan Yogjakarta telah berubah menjadi ibu kota negara Indonesia. Hatta kemudian menyusul ke Yogjakarta dan berkantor di sebuah bangunan bank Belanda. Sementara Sukarno menempati istana negera bekas bangunan milik Gubernur Jendral Belanda. Di Yogjakata ini juga menjadi pusat pemerintahan raja jawa selama 9 generasi. Sultan Hamengkubuwono IX yang berpenddikan Belanda itu langsung memihak ke republik ketika negara diproklamasikan.
Sebagai warga pendatang di Yogjakarta, Sukarno mulai beradaptasi lingkungannya. Sesekali jalan jalan keliling ke Malioboro. Beberapa kali Sukarno ditemani keluarga, namun juga beberapa wartawan terkadang ikut rombongan keliling pasar. Hingga suatu saat Sukarno ditemani Ktut Tantri yang sengaja diundang. Ktut memang tinggal di Yogakarta karena menjadi bagian dalam kabinet Amir Syarifudin. Sebagai penasehat kabinet tersebut, tentu Ktut harus berusaha dekat dengan si Bung.
Kulitnya yang putih dan tidak terlalu tinggi dan hidung tidak terlalu mancung, keberadaannya selalu menjadi perhatian. Saat di pasar misalnya, warga Yogjakarta seperti melihat sosok putri peri. Sesekali warga menyapa menggunakan bahasan Belanda, namun selalu dijawab olek Ktut secara ramah menggunakan Bahasa Indonesia.
Ktut Tantri benar-benar menjadi idola baru di lingkungan ring 1 Sukarno. Andai saja situasi bukan sedang revolusi, mungkin akan ada cerita lain. Sukarno dan Ktut berkomunikasi intens tentang apa saja. Hingga suatu saat Ktut yang sangat bersimpati dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia mengingatkan akan keamanan nyawa Sukarno. “Sebagai jurnalis yang mengerti tentang dunia intelgen, saya selalu meminta Sukarno untuk tidak terlalu dekat dengan siapapun,” kata Ktut.
Situasi keamanan belum pulih meskipun sudah berada di Yogjakarta. Sebab siasat Belanda bisa melakuakn apapun demi tujuannya.
Ktut Dalam bukunya Revolt In Paradise (pemberontakan di tanah firdaus) menceritakan, bahwa sekitar bulan Maret atau 3 bulan pasca Sukarno pindah situasi sulit ditentukan. Antara kawan dan siapa lawan masih belum tampak. Dalam cerita seperti roman detektif itu, Ktut menceritakan ada skenario Sukarno akan dibunuh dengan cara diracun. Kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX disiapkan sebagai penggantinya. Seorang putri keraton yang telah disuap oleh seseorang yang tidak jelas identitasnya memainkan peran utama dalam kelompok ini.
Dalam bukunya itu Ktut yang mengakau dekat dengan banyak kalanagan, behasil menggagalkan niat jahat tersebut. Yaitu dia berhasil membuka rahasia sang putri dan membujuknya siapa dibalik komplotan itu. Dalam pengakuannya, putri tersebut melakukan karena diminta oleh seorang perwira muda yang bertugas di intelgen TKR.
Pernyataan Ktut ini mirip cerita fiksi belaka tanpa dasar dan tanpa argumen dan bukti-bukti. Memang saat itu nama Hoegeng yang disebut sebut dalam bukunya itu dikenal sebagai perwira intel bawah tanah tangan kanan Syahrir selama pendudukan Jepang.
Atas tuduhan tersebut, secara garis besar membenakan memang ada kejadian Sukarno hendak diracun seperti yang ditulis dalam buku Ktut Tantri. Bahkan Hoegeng menyebut bahwa NEFIS atau dinas rahasia Hindia Belanda yang mendalangi rencana aksi pembunuhan ini. (pul)
Iring-iringan pemakaman Marilyn Monroe pada 4 Agustus 1962 dibatasi 30 orang. Foto Ist
Penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-Pada koran di seluruh dunia edisi 5 Agustus 1962 lalu, semua memberitakan tentang kematian sosok sensasional dan kontroversial Marilyn Monroe. Dalam laporannya, MM tewas karena bunuh diri dengan cara menelan pil tidur berlebihan. Kejadiannya 4 Agustus 1962, tubuh MM ditemukan terkujur tak bernyawa di tempat tidur mewah nya dirumah nya yang bergaya Mexico. Gagang telepon tergeletak seolah-olah terlepas dari tangannya pada saat dia menghembuskan nafas terakhir. Siapa yang diteleponnya. Setelah 60 tahun berlalu, ketenaran MM belum juga pudar. MM masih tak tertandingi seperti api yang menyala. Tidak hanya simbol sex saja yang dijadikan sesuatu yang menarik dari perhatian orang.
Spekulasi Dibunuh CIA
Benarkan MM meningggal dunia karena bunuh diri atau sengaja dihilangkan ?. kalau dia tewas karena obat tidur, ternyata banyak yang meragukan spekulasi ini. Hasil otopsi di jenasahnya tidak ditemukan tanda tanda obat tidur. Bahkan ada yang menyebut MM masih hidup saat ditemukan orang. Kematian itu terjadi justru saat dokter memberikan suntikan. Suntikan tersebut pada pangkal paha sebelaah kiri dan dianggap aneh, sebab MM bekerja menggunakan tangan kanan. Tak mungkin dia menyuntik dirinya sendiri.
Kesaksian wartawan foto Geoges Baris yang membuat pemotretan terakhir MM mengatakan, dia memiliki semangat hidup sangat tinggi. “ Saya memiliki banyak kepahitan dalam hidup, tapi saya merasa jauh dari stabil,” cerita Barris.
“Meskipun sering kesepian, saya sangat bahagia sekarang dan saya punya masa depan. Saya masih punya harapan dan ingin membuat hidup lebih menarik,” ungkap MM pada masa itu. namun sebulan kemudian dia ditemukan tewas.
Si Cantik Marilyn Monroe dibunuh atau bunuh diri. Semua masih misteri. Foto Ist
Orang yang pernah dekat dengan MM mengungapkan berbagai cerita yang mereka ketahui. Beberapa orang mengatakan pernah membaca “Buku Merah” milik MM. Tapi buku itu tidak pernah ditemukan sejak MM meninggal dunia. Buku merah pengakuan MM ini menjadi barang mahal yang diburu oleh siapapun dengan harga 100 ribu US Dollar.
Pengakuan Detektif Milo Sperglio
Mereka yang meragukan kematian MM yang misteri ini berkupul dan membicarakan buku merah. Kalau benar yang disebutkan terdapat nama Kennedy bersaudara dalam buku merah itu, kematian MM merupakan scandal besar dalam abad ini. Mereka yang disebut sebut Jhon dan Robert dalam keluarga Kennedy itu diinisyialkan Jack dan Bob.
Kelompok ini yakin bahwa kematian MM merupakan kasus pembunuhan. CIA dianggap sangat tahu dan punya alasan untuk membunuhnya. Spekulasi ini yang muncul hingga menjadi bahan gosip sepanjang jaman. Apalagi dalam kesempatan yang sama seorag detektif Milo Speriglio meyakinkan kepada media di Los Angeles bahwa MM tidak dibunuh tanpa alasan. “Periksalah apa yang diketahui CIA mengenai hal ini. Mereka mencoba menghilangkan tanda tanda antara hubungan MM dengan keluarga Kennedy. Karena MM sudah tahu banyak, maka harus dilenyapkan, dan karena yang diketahui MM tersebut sudah ditulis dalam buku merah, maka buku tersebut tidak bisa ditemukan,” kata Milo.
Setiap kali perkembangan dan temuan baru terkait MM selalu diungkap Milo ke media. Bahkan dia mengaku punya hubungan dekat dengan koresponden asal Rusia Vladimir Semenof. Dalam analisisnya, kematian MM tidak ada hubungannya dengan CIA melainkan dengan lawan politik Kennedy.
Dengan menyebarluaskan temuan baru itu diharapkan akan ada tambahan informasi penting lainnya. Benar saja, reaksi tambahan datang dari seorang yang mengaku bernama David. Dia menelpon Milo dan melaporkan beberapa tahun lalu mengenal orang yang memiliki buku merah. Orang tersebut bernama Patrick.
Si David juga bercerita tentang Patrick yang punya hubungan dengan sebuah nama bernama Audie Murphy. Katanya buku merah itu sengaja dikubur di Philipina . David menggambarkan buku merah itu ditulis dengan tinta berwarna merah, namun banyak halaman yang rusak karena air. David meyakinkan ada nama Jhon Kennedy ditulis dalam buku itu dengan nama panggilan Jack.
Sementara itu bagi Milo, laporan ini bukan pertama yang dia terima. Semuanya dia tampung dan disaampaikan melalui sebuah siaran radio. Setidaknya Milo sudah mendengar 39 kali laporan tentang Buku Merah itu, termasuk menunjukkan tempat-tempat penyimpanannya yang berbeda-beda.
Cerita Slatzer Tentang MM
Lain lagi cerita yang disampaikan Slatzer yang disampaikan dengan sudut pandang logika. Slatzer punya banyak petunjuk sebab dirinya mengaku pernah menikahi MM. Namun tidak ada dalam catatan pernikahan bahwa keduanya pernah menikah. “Akta nikah itu telah dibakar oleh kantor catatan karena umurnya hanya lima hari saja, sebab ada perintah dari Darry Zanuck dari 20th Century Fox, ” kata Slatzer.
Dua legenda dunia Soekarno dan Marilyn Monroe. Foto ist
Slatzer mengaku sangat dekat dengan MM. Suatu hari di musim panas tahun 1962, mereka berjalan jalan di pantai Malibu. Di sana Slatzer mengaku membaca Buku Merah tersebut. “ Dari buku Merah itu menyebut nama-nama John F Kennedy dan Robert Kennedy berkali kali. Namun yang ditulis menggunakan istilah Bob Kennedy. Bob melalukan ini, Bob mengatakan itu,” cerita Slatzer.
Nama Bobby seorang gangster peliharaan CIA juga disebutkan Slatzer. Mungkin karena banyak tahu mengenahi rahasia pemerintah yang didengar dari Bob inilah maka MM harus dilenyapkan demi keselamatan negara.
Dalam kesempatan terakhir, Slatzer menulis buku La Vie la mort de Merlyn Monroe. Dalam buku itu disimpulkan bahwa kematian MM merupakan pembunuhan. Seketika buku tersebut laku keras dan Slatzer menerima banyak keuntungan dari kematian tragis MM.
Misteri buku merah ini mirip cerita khayalan dan mimpi Hollywood. Dimana kebenaran adalah sesuatu yang langka. Satu satunya yang pasti bahwa 60 tahun lalu di bulan Agustus, MM tewas di rumahnya dengan kondisi mengenaskan. Dalam resume polisi, ditemukan banyak obat obatan serta suntikan di tubuh MM. Sangat misteri. Bahkan pemakamannya sangat tertutup, hanya dihadiri 30 oranag saja. (pul)
Penulis : Pulung Ciptoaji
Mojokerto, Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno pernah tinggal dan bersekolah di kota Mojokerto. Soekarno pernah bersekolah di Inlandsche School atau Tweede School (Sekolah Ongko Loro), sebuah julukan bagi sekolah anak pribumi, yang kini menjadi SDN Purwotengah, di Jl Taman Siswa Kota Mojokerto.
Berdirinya sekolah ongo loro itu tidak lebih dari program politik etis pemerinta Hindia Belanda terhadap bangsa jajahan. Sejak memasuki tahun 1900, banyak berdiri sekolah-sekolah yang diperuntukan bagi anak anak yang tinggal di tanah jajahan. Namun sekolah tersebut dibangun tidak untuk mencerdaskan anak anak jajahan. Hanya sekedar punya pengetahuan dan tidak butuh huruf. Anak-anak pribumi itu digolongkan dalam sekolah khusus School atau Tweede School (Sekolah Ongko Loro). Untuk anak-anak yang masih memiliki darah priyayi dan indo keturunan masih bisa melanjutkan ke jenjang lenih tinggi. Aturan itu tentu membuat nasib mujur bagi Kusno yang bisa mengenyam sekolah pribumi sekaligus bisa melanjutkan sekolah lebih tinggi.
Dalam catatan sejarah, Kusno panggilan kecil Sukarno pernah sekolah di sekolah rakyat ongko loro dan lulus tahun 1911. Saat itu Raden Sukemi ayah Kandung Sukarno tengah menjadi kepala sekolah. Tidak dijelaskan dimana keluarga khusno tinggal selama di Kota Mojokerto. Sebab sebagai guru sekolah rakyat, Raden Sukemi selalu berpindah kota. Raden Sukemi pernah mengajar di Pulau Bali, mengajar di Surabaya, dan pindah lagi ke Kota Mojokerto. Hingga pada akhirnya Raden Sukemi pindah ke Tulungaggung hingga pensiun menjadi guru rakyat.
Menurut Kepala Sekolah SDN Purwotengah, Endang Pujiastutik, bahwa Kusno kecil mengawali sekolah mulai kelas 2 hingga kelas 4. Khusno kecil juga harus belajar tanpa didampingi orang tua Raden Sukemi. Sebab, meskipun berstatus sebagai kepala sekolah School atau Tweede School (Sekolah Ongko Loro) Mojoketo, Raden Sukemi juga masih harus merangkap jabatan sebagai kepala sekolah di Sidoarjo. Dua kota ini memang sangat dekat, namun sangat melelahkan bagi Raden Sukemi yang menjabat menjadi kepala sekolah di dua sekolah sekaligus.
Selama tiga tahun itu, Kusno dikenal anak yang patuh terhadap guru serta menunjukan sifat istimewa. Diantara kawan sepermainan, Kusno dikenal cepat menguasai alat baru. Kusno paling tidak suka sepak bola, namun sangat pandai bermain kasti. Untuk pelajaran kesenian, Kusno kecil menguasai alat gamelan dan tetembangan jawa. Belum ada tumbuh jiwa nasionalisme saat usia kecil itu. Rasa nasionalisme dirasakan Kusno saat kelas 5. Saat Kusno dipindah sekolah ke ELS atau setingkat SMP masih di Kota Mojokerto.
"Di sekolah rakyat Ongko Loro ini Kusno belajar sekaligus bermain, maka itulah yang membentuk karakter Sukarno hingga masa dewasanya," kata Endang
Raden Sukemi harus menjelaskan kepada Kusno kecil tentang alasan harus pindah ke ELS. Pertama, bahwa jika ingin mengenyam pendidikan lebih tinggi harus mendapatkan pendidikan setara dengan orang Belanda. Kusno harus mendapatkan sesuatu yang lebih, meskipun menjadi warga jajahan. Kedudukan status sebagai keluarga priyayi tentu membantu Kusno untuk bisa mendapatkan sekolah setara dengan anak anak golongan indo keturunan. Meskipun pada akhirnya, para priyayi dan indo keturunan itu hanya akan bisa bekerja sebagai pegawai rendahan.
Saat itu tengah tahun 1911, Raden Sukemi mengajak Sukarno ke Europesche Lagere School atau ELS untuk mendaftar. Sebagai kepala sekolah rakyat, nama Raden Sukemi cukup dikenal di kalangan para pendidik di Mojokerto. Namun bukan berarti urusan mendaftarkan Kusno bisa lebih mudah. Raden Sukemi harus menerima banyak persayaratan yang diskriminasi sebagai bangsa pribumi. Salah satunya tidak ada aturan tinggal kelas bagi pribumi di ELS jika tidak bisa mengikuti pelajaran. Mereka pasti harus keluar. Syarat lain Bahasa Belanda harus dikuasai Kusno. Sebab di ELS ini semua mengantar pelajaran menggunakan Bahasa Belanda. Kemudian untuk sekolah di ELS tidak gratis bagi warga pribumi. Serta harus ada penjamin dari dari warga eropa bagi warga pribumi yang menitipkan sekolah di ELS.
Berbeda dengan sekolah Ongko loro yang siswanya kaum pribumi, jumlah kelas di ELS sangat sedikit. Untuk kelas 1 di ELS hanya menampung 2 kelas atau sekitar 40 siswa. Jumlah sedikit sangat beralasan, sebab pada masa itu memang tidak banyak anak priyayi dan indo keturunan yang tinggal di sekitar Mojokerto. Serta aturan ketat itu membuat banyak priyayi tidak menyekolahkan anaknya di ELS dan memilih melanjutkan ke pondok pesantren setelah lulus dari sekolah ongko loro.
Sementara itu bagi Kusno kecil, persyaratan itu dinilai sangat diskriminasi. Demi mewujudkan cita-cita orangtuanya, sejak hari pertama masuk sekolah di ELS yang saat ini masih menjadi SMP Negeri 2 Kota Mojokerto itu, Kusno belajar giat terutama Bahasa Belanda. Khusno harus les prifat Bahasa Belanda selama 3 bulan dengan biaya yang tidak murah. Dengan kemampuan berbahasa Belanda ini, bisa mengantarkan Kusno melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di Surabaya dan Bandung. (pul)
Jasa guru jelas tidak dapat kita abaikan. Dari mereka kita bisa melek ilmu pengetahuan. Untuk memperingati hari guru ini, tidak ada yang salah perlu mengenang para guru yang membuka informasi dunia.
Salah satu guru yang berjasa itu guru sekolah rakyat di 1921 di Desa Soreang Kabupaten Bandung. Ada guru sangat populer karena dedikasinya bernama Haji Muhammad Suwardji. Guru tersebut dilahiRkan tahun 1880, dan menjadi guru sekolah rakyat hingga tahun 1937. Menjadi guru sekolah rakyat juga harus bisa beradaptasi dengan kondisi sebagai warga jajahan. Haji Suwarji pernah berpindah-pindah tempat tugas, mulai mengajar di Desa Cilillin , Desa Lewo di Kota Garut, Kota Pleret kota Subang, Pulau Kalimantan dan terakhir mengajar di Batujajar hingga wafat tahun 1957.
Busana yang digunakan para guru waktu itu menyesuaikan dengan para muridnya warga pribumi. Para guru laki-laki harus menggunakan jas putih dengan kota-kotak kecil, dan kemeja lengan panjang warna putih juga dengan bahan kain kaci. Tidak lupa guru wajib menggunakana dasi kupu-kupu kecil dengan motif kotak-kota hitam. Celana panjang mengunakan bahan gabardin yang bentuknya besar besar di bagian atas, dan makin sempit pada kaki bagian bawah. Saat berangkat kerja, para guru menggunakan alas kaki tarumpah atau sandal japit dengan bahan kulit. Pada bagian tumit alas sandal itu lebih tinggi dengan bahan kulit mentah. Maka jika berjalan dipastikan terdapat suara yang keras, dan langsung didengar para murid yang sedang ramai di kelas. Namun ketika masuk kelas, para guru wajib lepas alas kakinya.
Ada yang khas para guru pada masa itu menggenakan tutup kepala. Jika suku Jawa, model blangkonnya bermotif batik lebih gelap, sementara jika suku sunda tutup kepala itu berama Bendo dengan motif batik warna lebih terang coklat muda.
Dedikasi seorang guru juga digambarkan pada sosok Raden Soekemi Sosrodiharjo ayak kandung presiden ke 1 Sukarno. Sejak lulus pendidikan guru di Probolinggo, Soekemi muda sudah harus berpindah tugas. Awalnya dia mengajar di Buleleng Bali pada tahun 1890. Dalam buku Biografi Sukarno yang ditulis Lambert Giebels, di Bali sudah berdiri sekolah rakyat pada tahun 1875. Sekolah tersebut awalnya hanya diperuntukan untuk anak-anak pegawai Belanda dan bangsawan Bali agar mendapatkan pendidikan Dasar. Selama di Bali, Soekemi tinggal di rumah kos yang dekat dengan sekolah.
Gaji menjadi sekolah guru juga sangat menjanjikan. Pemerintah Hindia Belanda sangat menghargai jerih payah guru karena dan memberi penghargaan lebih. Selama pindah dan tinggal di Jalan Pahlawan 88 Surabaya, Raden Soekemi masih mengajar di sekolah rakyat. Meneer Soekemi setiap bulan mendapatkan gaji 25 gulden perbulan. Dalam hitungan pada masa itu, 1 USD nilainya 2 gulden 50 sen. Dengan gaji sebesar itu sudah dipastikan sangat cukup untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Dari gaji 25 gulden itu, harus dipotong 10 gulden untuk sewa rumah di Surabaya. Dalam hitungan pada masa itu, sewa rumah 10 gulden sudah dipastikan sudah sangat mewah bertembok dan beratap genting tengah kota.
Namun untuk menjadi guru tidaklah mudah. Seorang harus lulus dari Kweekschool atau Sekolah Guru. Berdirinya sekolah guru di Hindia Belanda dimulai pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Sekolah guru menjadi sebuah upaya dari pemerintah Hindia Belanda untuk memajukan pendidikan untuk warga pribumi.
Politik etis pemerinah belanda kepada warga pribumi ini bukan berarti siap merugi. Tujuannya warga jajahan di buat pintar dengan mendapat materi pendidikan untuk menggantikan tenaga terampil dari bangsa Belanda dan bangsa Barat lainnya. Tenaga terampil terutama dibutuhkan kelompok pengusaha swasta. Tenaga terampil warga pribumi ini diharapkan memiliki harga yang lebih terjangkau dari pada tenaga terampil dari bangsa Belanda dan bangsa Barat lainnya.
Pada tahun 1871, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pendidikan untuk guru bumiputra. Peraturan ini diperlukan sebagai langkah awal dari pendirian sekolah dasar bumiputra. Praresta Sasmaya Dewi dalam artikel Perkembangan Kweekschool (Sekolah Guru) di Yogyakarta Tahun 1900-1927, menyebutkan bahwa Kweekschool dibuka tahun 1852.
Salah satunya pendirian Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers (Sekolah Pelatihan Guru-guru Pribumi) di Yogyakarta yang tertera dalam Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 156 tahun 1894. Pembukaan sekolah baru dilakukan pada tahun 1897. Dalam Staatsblad ini memuat informasi dari jumlah siswa, gaji direktur, pengurangan formasi tenaga pengajar, biaya alat tulis, alat peraga dan perawatan perabotan serta gaji pegawai bawahan dan para pembantu yang bekerja di Kweekschool tersebut.
Sekolah ini menerima siswa yang berusia 12 sampai 16 tahun. Syarat untuk diterima dan belajar di sekolah tersebut adalah lulus Sekolah Jawa kelas satu. Syarat lainnya adalah harus lulus ujian sejumlah materi di antaranya berhitung, berbahasa dan menulis Jawa, menulis indah, ilmu bumi dan bahasa Melayu dalam aksara latin. Ujian penerimaan tersebut dilakukan di hadapan komite sekolah oleh inspektur atau wakil inspektur yang dibantu para guru di sekolah tersebut.
Siswa yang belajar di Kweekschool ini tinggal di asrama yang sudah disediakan. Lembaga yang mengelola sekolah di masa Hindia Belanda ini menyebutkan bahwa siswa yang belajar menerima materi pembelajaran dan alat tulis secara gratis dengan masa belajar 4 tahun. Saat para siswa masuk tingkat tinggi akan diberikan materi praktik mengajar. " Pendidikan agama diberikan sebagai ekstra kurikuler, disebukan KH. Ahmad Dahlan juga mengajar untuk memberi materi tentang agama Islam pada para siswa Kweekschool," tulis Sasmaya Dewi.
Lulusan dari sekolah Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers akan mendapat gelar setara diploma. Mereka akan memulai masa dinasnya sebagai guru pembantu pada sekolah dasar Jawa kelas satu.
Memang, kehadiran Kweekschool menjadi penanda positif dalam sejarah Pendidikan di Indonesia. Kweekschool mencetak guru pribumi yang membantu memenuhi keterbatasan tenaga pengajar. Kehadiran guru dibutuhkan untuk mengimbangi munculnya sejumlah sekolah pada masa itu.
Seperti sebuah foto yang dibuat tahun 1903 ini, menggambakan mereka yang baru lulus Kweekschool (sekolah guru). Mereka sangat percaya diri setelah dilantik menjadi guru. Semua berpose dengan gagahnya. Rantai jam saku merupakan hiasan yang khas pada masa itu. siapapun yang memiliki jam dalam rantai emas bisa diketahui kelas sosialnya. Tapak juga para guru ini harus tanpa alas kaki saat berada di kelas. Semua murid calon guru akan menghormati pengajarnya, sebab mereka dididik secara keras dan tegas. Para guru ini tinggal di asrama khusus sekolah. Setiap harinya mereka dipantau langsung oleh penjaga asrama.
Digambarkan pula para pengajar di sekolah calon guru tidak kalah tegasnya. Dulu belum ada aturan tentang kekerasan dalam lingkungan sekolah. Sebab bentuk kekerasan itu pasti punya tujuan positif, yaitu mendidik disiplin. Sebab para priyayi dari berbagai daerah ini dikenal sangat manja di lingkungan keluarganya. Maka ketika masuk disekolah guru, tidak ada pilihan lain harus beradaptasi dengan budaya baru, yaitu disiplin. Para pengajar memegang cambuk dari rotan atau bambu. Cambuk ini tidak hanya untuk menakuti para murid, namun juga motivasi agar serius belajar. (pul)
penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-“Sekarang sudah tiba waktunya untuk menentukan kepada siapa obor kemerdekaan harus diteruskan andaikata tidak mampu lagi menjadi pemimpin perjuangan di tengah-tengah rakyat kami. Seharusnya kelangsungan perjuangan rakyat untuk mencapai kemerdekaan seperti telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar, berakar di dalam persatuan dari semua golongan yang menjunjung tinggi Republik ini. Sesudah mempertimbangkan dengan matang dan seksama, dengan persetujuan penuh pemimpin yang bertanggung jawab, dengan ini kami menyatakan bahwa perjuangan kemerdekaan kita akan diteruskan oleh Tan Malaka, Iwa Koesoemarsoumantri, Syahrir, Wongsonegoro.
Hidup Negara Republik Indonesia
Hidup bangsa Indonesia
Soekarno, Moh Hatta.
Surat wasiat politik ini ditandatangani Sukarno dan Hatta pada 1 Oktober 1945 saat situasi Jakarta sedang genting. Hatta memang mengusulkan dibuatkan surat wasiat kepada empat golongan besar di Indonesia. Yaitu komunis nasionalis, sodialis demokrat, pemimpin islam, serta perwakilan kelompok elit. Selanjutnya surat wasiat itu menjadi pegangan Tan Malaka untuk mencari jalan politik sendiri.
Dalam buku Soekarno Biografi 1901-1950 tulisan Lambert Giebels menyebutkan, memang pada akhir tahun 1945 ini situasi Jakarta sangat rawan. Insting Tan Malaka yang menyatakan, presiden dan wakil presiden tidak bisa lagi bebas bergerak karena banyak ancaman pembunhan dan penculikan dianggap sebuah kebohongan.
Sukarno justru melakukan perjalanan keliling pulau Jawa di bulan Desember 1945 dengan memanfaatkan popilaritasnya sebagai proklamator. Tur tersebut berakhir di Selekta sebuah tempat wisata di Kota Batu. Dalam perjalanan itu, Sukarno didampingi wartawan dari dalam dan luar negeri termasuk watawan perjuangan kelompok radio pembeontak Ktut Tantri. Dari kantor berita luar Aneta terdapat Hans Martinot yang selama dalam perjalanan tampak akrab dengan Sukarno. Dalam laporannya, Hans mengatakan Sukarno bisa mengendalikan situasi politik dalam negeri dengan baik, meskipun negara baru berumur 5 bulan.
Sebenarnya perkenalan Ktut Tantri dengan Sukarno memang baru beberapa bulan sejak munculnya perang 10 November di Surabaya. Ktut Tantri yang meruakan pejuang bawah tanah bersama pemuda Sutomo, menggelorakan peristiwa tersebut melalui radio pemberontak. Dari radio yang stasionnya berpindah pindah itu, berita tentang perang dasyat menggema ke seluruh dunia. Sukarno yang saat itu berada di Jakarta sangat hafal dengan suara Ktut Tantri, perempuan warga negara Amerika yang menjadi anak angkat raja Bali.
“Saja tidak akan melupakan detik detik dikala Tantri dengan tenang mengutjapkan pidatonja dimuka mikropon, sedangkan bom-bom dan peluru peluru mortir berdjatuhan dengan dahsjatnja dikeliling pemantjar radio pemberontakan,” kata Bung Tomo yang akhirnya menjadi kesan bagi Sukarno.
Sepulang dari keliling dengan tujuan menggelorakan api kemerdekaan langsung ke rakyat Jawa ini, rombongan semakin tidak betah di Jakarta. Sebab Sukarno harus waspada, banyak informasi yang beredar Belanda bisa saja melakukan tindakan keji dengan meminjam tangan orang demi kembalinya kekuasaan. Rumor yang beredar, Belanda telah membayar pembunuh bayaran orang Ambon dan Indo. Kemungkinan sasarannya bisa siapapun, termasuk nyawa Presiden dan Wapresnya. Atas pertimbangan menyelamakan perjuangan menuju kemerdekaan seutuhnya, pusat pemerintahan harus dipindah ke Yogjakarta secepatnya.
Pagi subuh itu tanggal 4 januari 1946, keluarga Sukarno sudah berkemas. Dari cerita Fatmawati, perpindahan seperti pelarian. Sebuah kereta sudah menunggu di jalur paling dekat dengan jalan Pegangsaan, lalu mereka menyelinap masuk gerbong dan degera beangkat ke Yogjakarta. Keluarga ini masuk gerbong barang yang sudah disiapkan untuk menampung penumpang. Benar adanya, ketika melintas di Jatinegara kereta ditembaki orang tidak dikenal. Tanpa gentar masinis tetap menerobos tembakan orang tidak dikenal itu hingga tiba di Yogjakarta dengan selamat. Sungguh, nyawa presiden dalam ancaman besar yang harus diselamakan.
Sejak perpindahan presiden itu menandakan Yogjakarta telah berubah menjadi ibu kota negara Indonesia. Hatta kemudian menyusul ke Yogjakarta dan berkantor di sebuah bangunan bank Belanda. Sementara Sukarno menempati istana negera bekas bangunan milik Gubernur Jendral Belanda. Di Yogjakata ini juga menjadi pusat pemerintahan raja jawa selama 9 generasi. Sultan Hamengkubuwono IX yang berpenddikan Belanda itu langsung memihak ke republik ketika negara diproklamasikan.
Sebagai warga pendatang di Yogjakarta, Sukarno mulai beradaptasi lingkungannya. Sesekali jalan jalan keliling ke Malioboro. Beberapa kali Sukarno ditemani keluarga, namun juga beberapa wartawan terkadang ikut rombongan keliling pasar. Hingga suatu saat Sukarno ditemani Ktut Tantri yang sengaja diundang. Ktut memang tinggal di Yogakarta karena menjadi bagian dalam kabinet Amir Syarifudin. Sebagai penasehat kabinet tersebut, tentu Ktut harus berusaha dekat dengan si Bung.
Kulitnya yang putih dan tidak terlalu tinggi dan hidung tidak terlalu mancung, keberadaannya selalu menjadi perhatian. Saat di pasar misalnya, warga Yogjakarta seperti melihat sosok putri peri. Sesekali warga menyapa menggunakan bahasan Belanda, namun selalu dijawab olek Ktut secara ramah menggunakan Bahasa Indonesia.
Ktut Tantri benar-benar menjadi idola baru di lingkungan ring 1 Sukarno. Andai saja situasi bukan sedang revolusi, mungkin akan ada cerita lain. Sukarno dan Ktut berkomunikasi intens tentang apa saja. Hingga suatu saat Ktut yang sangat bersimpati dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia mengingatkan akan keamanan nyawa Sukarno. “Sebagai jurnalis yang mengerti tentang dunia intelgen, saya selalu meminta Sukarno untuk tidak terlalu dekat dengan siapapun,” kata Ktut.
Situasi keamanan belum pulih meskipun sudah berada di Yogjakarta. Sebab siasat Belanda bisa melakuakn apapun demi tujuannya.
Ktut Dalam bukunya Revolt In Paradise (pemberontakan di tanah firdaus) menceritakan, bahwa sekitar bulan Maret atau 3 bulan pasca Sukarno pindah situasi sulit ditentukan. Antara kawan dan siapa lawan masih belum tampak. Dalam cerita seperti roman detektif itu, Ktut menceritakan ada skenario Sukarno akan dibunuh dengan cara diracun. Kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX disiapkan sebagai penggantinya. Seorang putri keraton yang telah disuap oleh seseorang yang tidak jelas identitasnya memainkan peran utama dalam kelompok ini.
Dalam bukunya itu Ktut yang mengakau dekat dengan banyak kalanagan, behasil menggagalkan niat jahat tersebut. Yaitu dia berhasil membuka rahasia sang putri dan membujuknya siapa dibalik komplotan itu. Dalam pengakuannya, putri tersebut melakukan karena diminta oleh seorang perwira muda yang bertugas di intelgen TKR.
Pernyataan Ktut ini mirip cerita fiksi belaka tanpa dasar dan tanpa argumen dan bukti-bukti. Memang saat itu nama Hoegeng yang disebut sebut dalam bukunya itu dikenal sebagai perwira intel bawah tanah tangan kanan Syahrir selama pendudukan Jepang.
Atas tuduhan tersebut, secara garis besar membenakan memang ada kejadian Sukarno hendak diracun seperti yang ditulis dalam buku Ktut Tantri. Bahkan Hoegeng menyebut bahwa NEFIS atau dinas rahasia Hindia Belanda yang mendalangi rencana aksi pembunuhan ini. (pul)
Iring-iringan pemakaman Marilyn Monroe pada 4 Agustus 1962 dibatasi 30 orang. Foto Ist
Penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-Pada koran di seluruh dunia edisi 5 Agustus 1962 lalu, semua memberitakan tentang kematian sosok sensasional dan kontroversial Marilyn Monroe. Dalam laporannya, MM tewas karena bunuh diri dengan cara menelan pil tidur berlebihan. Kejadiannya 4 Agustus 1962, tubuh MM ditemukan terkujur tak bernyawa di tempat tidur mewah nya dirumah nya yang bergaya Mexico. Gagang telepon tergeletak seolah-olah terlepas dari tangannya pada saat dia menghembuskan nafas terakhir. Siapa yang diteleponnya. Setelah 60 tahun berlalu, ketenaran MM belum juga pudar. MM masih tak tertandingi seperti api yang menyala. Tidak hanya simbol sex saja yang dijadikan sesuatu yang menarik dari perhatian orang.
Spekulasi Dibunuh CIA
Benarkan MM meningggal dunia karena bunuh diri atau sengaja dihilangkan ?. kalau dia tewas karena obat tidur, ternyata banyak yang meragukan spekulasi ini. Hasil otopsi di jenasahnya tidak ditemukan tanda tanda obat tidur. Bahkan ada yang menyebut MM masih hidup saat ditemukan orang. Kematian itu terjadi justru saat dokter memberikan suntikan. Suntikan tersebut pada pangkal paha sebelaah kiri dan dianggap aneh, sebab MM bekerja menggunakan tangan kanan. Tak mungkin dia menyuntik dirinya sendiri.
Kesaksian wartawan foto Geoges Baris yang membuat pemotretan terakhir MM mengatakan, dia memiliki semangat hidup sangat tinggi. “ Saya memiliki banyak kepahitan dalam hidup, tapi saya merasa jauh dari stabil,” cerita Barris.
“Meskipun sering kesepian, saya sangat bahagia sekarang dan saya punya masa depan. Saya masih punya harapan dan ingin membuat hidup lebih menarik,” ungkap MM pada masa itu. namun sebulan kemudian dia ditemukan tewas.
Si Cantik Marilyn Monroe dibunuh atau bunuh diri. Semua masih misteri. Foto Ist
Orang yang pernah dekat dengan MM mengungapkan berbagai cerita yang mereka ketahui. Beberapa orang mengatakan pernah membaca “Buku Merah” milik MM. Tapi buku itu tidak pernah ditemukan sejak MM meninggal dunia. Buku merah pengakuan MM ini menjadi barang mahal yang diburu oleh siapapun dengan harga 100 ribu US Dollar.
Pengakuan Detektif Milo Sperglio
Mereka yang meragukan kematian MM yang misteri ini berkupul dan membicarakan buku merah. Kalau benar yang disebutkan terdapat nama Kennedy bersaudara dalam buku merah itu, kematian MM merupakan scandal besar dalam abad ini. Mereka yang disebut sebut Jhon dan Robert dalam keluarga Kennedy itu diinisyialkan Jack dan Bob.
Kelompok ini yakin bahwa kematian MM merupakan kasus pembunuhan. CIA dianggap sangat tahu dan punya alasan untuk membunuhnya. Spekulasi ini yang muncul hingga menjadi bahan gosip sepanjang jaman. Apalagi dalam kesempatan yang sama seorag detektif Milo Speriglio meyakinkan kepada media di Los Angeles bahwa MM tidak dibunuh tanpa alasan. “Periksalah apa yang diketahui CIA mengenai hal ini. Mereka mencoba menghilangkan tanda tanda antara hubungan MM dengan keluarga Kennedy. Karena MM sudah tahu banyak, maka harus dilenyapkan, dan karena yang diketahui MM tersebut sudah ditulis dalam buku merah, maka buku tersebut tidak bisa ditemukan,” kata Milo.
Setiap kali perkembangan dan temuan baru terkait MM selalu diungkap Milo ke media. Bahkan dia mengaku punya hubungan dekat dengan koresponden asal Rusia Vladimir Semenof. Dalam analisisnya, kematian MM tidak ada hubungannya dengan CIA melainkan dengan lawan politik Kennedy.
Dengan menyebarluaskan temuan baru itu diharapkan akan ada tambahan informasi penting lainnya. Benar saja, reaksi tambahan datang dari seorang yang mengaku bernama David. Dia menelpon Milo dan melaporkan beberapa tahun lalu mengenal orang yang memiliki buku merah. Orang tersebut bernama Patrick.
Si David juga bercerita tentang Patrick yang punya hubungan dengan sebuah nama bernama Audie Murphy. Katanya buku merah itu sengaja dikubur di Philipina . David menggambarkan buku merah itu ditulis dengan tinta berwarna merah, namun banyak halaman yang rusak karena air. David meyakinkan ada nama Jhon Kennedy ditulis dalam buku itu dengan nama panggilan Jack.
Sementara itu bagi Milo, laporan ini bukan pertama yang dia terima. Semuanya dia tampung dan disaampaikan melalui sebuah siaran radio. Setidaknya Milo sudah mendengar 39 kali laporan tentang Buku Merah itu, termasuk menunjukkan tempat-tempat penyimpanannya yang berbeda-beda.
Cerita Slatzer Tentang MM
Lain lagi cerita yang disampaikan Slatzer yang disampaikan dengan sudut pandang logika. Slatzer punya banyak petunjuk sebab dirinya mengaku pernah menikahi MM. Namun tidak ada dalam catatan pernikahan bahwa keduanya pernah menikah. “Akta nikah itu telah dibakar oleh kantor catatan karena umurnya hanya lima hari saja, sebab ada perintah dari Darry Zanuck dari 20th Century Fox, ” kata Slatzer.
Dua legenda dunia Soekarno dan Marilyn Monroe. Foto ist
Slatzer mengaku sangat dekat dengan MM. Suatu hari di musim panas tahun 1962, mereka berjalan jalan di pantai Malibu. Di sana Slatzer mengaku membaca Buku Merah tersebut. “ Dari buku Merah itu menyebut nama-nama John F Kennedy dan Robert Kennedy berkali kali. Namun yang ditulis menggunakan istilah Bob Kennedy. Bob melalukan ini, Bob mengatakan itu,” cerita Slatzer.
Nama Bobby seorang gangster peliharaan CIA juga disebutkan Slatzer. Mungkin karena banyak tahu mengenahi rahasia pemerintah yang didengar dari Bob inilah maka MM harus dilenyapkan demi keselamatan negara.
Dalam kesempatan terakhir, Slatzer menulis buku La Vie la mort de Merlyn Monroe. Dalam buku itu disimpulkan bahwa kematian MM merupakan pembunuhan. Seketika buku tersebut laku keras dan Slatzer menerima banyak keuntungan dari kematian tragis MM.
Misteri buku merah ini mirip cerita khayalan dan mimpi Hollywood. Dimana kebenaran adalah sesuatu yang langka. Satu satunya yang pasti bahwa 60 tahun lalu di bulan Agustus, MM tewas di rumahnya dengan kondisi mengenaskan. Dalam resume polisi, ditemukan banyak obat obatan serta suntikan di tubuh MM. Sangat misteri. Bahkan pemakamannya sangat tertutup, hanya dihadiri 30 oranag saja. (pul)