images/images-1676304100.png
Tokoh

Calon Penerima Gelar Pahlawan M Tabrani Penggagas Bahasa Indonesia

Pulung Ciptoaji

Feb 14, 2023

308 views

24 Comments

Save

Peserta Kongres Pemuda I diketuai M Tabrani mulai 30 April 1926 dan berakhir 2 Mei 1926. Foto dok net

 

abad.id-Balai Bahasa Propinsi Jawa Timur meggelar UKBI (Uji Kemahiran Bahasa Indoensia) Adaptif Merdeka dengan peserta 200 kepala sekolah se Surabaya, Senin (13/2/2022). Kegiatan ini untuk sosialisasi mengukur kemahiran berbahasa peserta uji mulai dari kemahiran yang terendah hingga kemahiran tertinggi. Sebab berikutnya UKBI akan digelar massal dengan peserta pelajar dan mahasiswa serta umum.

 

Kepala balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr Umi Kulsum, M.Hum mengatakan, manfaat UKBI ini antara lain dalam seleksi penerimaan mahasisw baru, sebagai sertifikat pendamping ijahah, seleksi penerimaan pegawai profesi tertentu, tes pendamping kelulusan jenjang sarjana dan pascasarjana, pegawai profesi tertentu sebagai wartawan editor penerjemah penulis pengacara dan peneliti, sefta persyaratan kewarganegaraan asing yang ada di Indonesia.  “ UKBI Adaptif Merdeka merupakan tes untuk mengukur kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia, lisan dan tulis yang didesain ujinya disesuaikan dengan estimasi kemampuan peserta uji,” kata Dr Umi Kulsum, M.Hum.

 

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka bisa dilakukan secara daring, dapat diakses lintas wilayah bahkan lintas negara. Foto Pulung

 

UKBI Adaptif Merdeka memiliki berbagai keunggulan, yaitu berbasis teknologi mutakir, berlandaskan teori tes modern, tingkat keandalan tinggi, adaptif terhadap berbagai karakteristik peserta, berbasis data dan sertifikat digital dan dapat diakses lintas wilayah bahkan lintas negara. Dalam kesempatan itu Dr Umi Kulsum, M.Hum mengatakan bersyukur memiliki bahasa Indonesia yang digunakan 250 juta warga Indonesia dan dipelajari 50 negara di dunia. Sehingga saatnya nanti bahasa  Indonesia menjadi bahasa yang populer yang digunakan komunikasi antar manusia di dunia.

 

Bahasa Indonesia Populer Sejak Kongres Pemuda

 

Kepopuleran bahasa Indonesia berkat Kongres Pemuda Indonesia Pertama yang digagas dan diketuai M Tabrani mulai 30 April 1926 dan berakhir 2 Mei 1926. Tabrani meminta Muh Yamin membahas bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu. Namun, Yamin rupanya lupa tidak menyampaikan materi bahasa Indonesia. Ia malah membahas bahasa Melayu dan bahasa Jawa sebagai dua bahasa yang memiliki potensi menjadi bahasa persatuan.

 

Tabrani sangat kencang menolak usulan Yamin menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Tabrani, Sanusi Pane, dan Djamaloedin Adinegoro mendapat kesempatan mengoreksi naskah materi yang dibuat Yamin sebelum disampaikan di Kongres.

 

Di rapat Tim Perumus Kongres, Yamin pun kemudian diberi tugas menyusun resolusi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Untuk poin pertama dan kedua, Tabrani sepakat. Namun untuk poin ketiga M Tabrani menolaknya.  "Jalan pikiran saya kalau tumpah darah dan bangsa disebut Indonesia, maka bahasa persatuan juga  harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu," kata Tabrani.

 

Yamin pun menuding Tabrani sebagai tukang melamun, karena tak akan ada bahasa Indonesia. Tabrani tak mau kalah. Jika bahasa Indonesia belum ada, maka perlu dilahirkan melalui Kongres Pemuda Indonesia Pertama ini. Saat debat terjadi posisi Djamaloedin memilih berpihak dengan Yamin. Tabrani kalah suara, namun ketika Sanusi datang ikut mengoreksi dan memilih mendukung Tabrani.

 

Tak ada keputusan di kongres pertama soal bahasa. Hanya sepakat keputusan bahasa diputuskan di Kongres Pemudia Indonesia Kedua. Setelah Tabrani menyampaikan pidato penutupan kongres, malam harinya , para peserta Kongres makan bersama di Restoran Insulinde, Pecenongan,

 

Mohamab Tabrani Soerjowitjirto penggagas bahasa Indonesia kelahiran Pamekasan. Foto dok net 

 

Tabrani seperti dicatat Nieuwe Rotterdamsche Courant, menegaskan perlunya mempromosikan perasaan persatuan. Karena itulah diadakan Kongres Pemuda. Tujuan kongres ini untuk meletakkan dasar persatuan Indonesia. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.  Kesatuan bahasa muncul dengan sendirinya begitu negara ada. Bahasa mana yang akan menjadi bahasa Indonesia dianggap tidak penting. Bisa dari bahasa Melayu, Jawa, bahkan Belanda. Maka sejak saat itu muncul semangat para intelektual untuk melahirkan bahasa Indonesia di Kongres Pemuda Indonesia ke dua.

 

M. Tabrani Diusulkan Mendapat Gelar Pahlawan

 

Perjalanan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan tidak terlepas dari sosok Mohmamad Tabrani. Selama ini, ia hanya dikenal sebagai tokoh jurnalistik Indonesia terkemuka dan tokoh pergerakan nasional. Sejarah lebih mencatat Muhamad Yamin, Sanusi Pane, dan Sutan Takdir Alisyahbana merintis bahasa Indonesia.

 

Mohamab Tabrani Soerjowitjirto atau biasa dikenal Mohamad Tabrani lahir di Pamekasan, Madura 10 Oktober 1904. Ia tokoh Jong Java tetapi lebih dikenal sebagai wartawan, meski sekolahnya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dan OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) di Bandung. OSVIA mendidikanya menjadi amtenar, pegawai pemerintah  tetapi ia memilih menjadi wartawan.

 

Kiprahnya dimulai menjadi wartawan Hindia Baroe (1925-1926) di bawah pemimpin redaksi Agus Salim. Ketika Agus Salim keluar awal 1926, karena mendapat tugas partai, Tabrani diangkat sebagai pemimpin redaksi. Jabatan itu ditinggalkan karena ia belajar jurnalistik ke kampus Berlin Universitat dan Koln Universitat jurusan Jurnalistik dan Ilmu Persuratkabaran.

 

Setelah kembali dari Eropa, ia memimpin Revee Politiek, organ partai yang didirikannya, Parta Rakyat Indonesia dari tahun 1932-1936. Lalu, menangani koran milik Haji Djoenadi, Pemandangan (1936-1942). Sesudah itu dia memimpin redaksi Suluh Indonesia, organ Partai Nasional Indonesia.

 

Pada zaman Jepang, ia memimpin koran Tjahaya di Bandung, hingga pernah dijebloskan ke penjaran Sukamiskin. Ia disiksa hingga kaki cacat sampai pincang. Keluar dari penjara, Tabrani memimpin Indonesia Merdeka yang diterbitkan Jawa Jawa Hokokai.

 

Saat Indonesia Merdeka, ia sempat mengelola koran Suluh Indonesia, milik Partai Nasional Indonesia. Dalam perjalanan hidupnya, Tabrani ikut mendirikan Institut Jurnalistik dan Pengetahuan Umum bersama Mr. Wilopo. Tabrani pernah menjadi Ketua Persatuan Djoernalis Indonesia (Perdi). Ia hadir ketika Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dibentuk tahun 1946, sebagai Pegawai Menteri  Penerangan. Tabrani meninggal di Jakarta 12 Januari 1984, di usia 80 tahun dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Atas prestasinya menggagas bahasa Indonesia dalam kongres pemuda, nama M Tabrani mendapatkan gelar pahlawan. (pul)

 

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

 

 

 

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim

Pulung Ciptoaji

Jan 09, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022