images/images-1667915742.jpg
Budaya

Keramat dan Penuh Sejarah Keramik China

Author Abad

Nov 09, 2022

420 views

24 Comments

Save

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

abad.id-Barang barang keramik identik dengan sebuah kebudayaan kuno di negeri tirai bambu. Menurut cerita kuno negeri China sudah memperoduksi keramik model bergambar sejak 2500 sebelum masehi. Artinya, peradaban kuno China sudah lebih dahulu maju mendahului bangsa eropa. Ahli keramik di barat memperkirakan tradisi pembuatan keramik di China telah lahir seribu tahun sebelum acara minum teh digelar di kerajaan Inggris. Acara minum teh ini baru dikenal secara agung tahun 300 masehi setelah saudagar saudagar Inggris mendatangkan tatakan minum teh keramik langsung dari China.

 

 

Sejak dahulu orang sudah mengagumi keramik dari China. Bahkan dalam catatan Marco Polo seorang eropa yang pernah tinggal 17 tahun di China, telah melihat pabrik keramik di Taicheu Provinsi Fukien. Marco Polo menulis dengan detail bagaimana proses keramik itu diproduksi hingga dipasarkan. Sang petualang yang bersahabat dekat dengan kaisar Kubilai khan ini sudah memulai tinggal di China sejak tahun 1271 dan menulis catatan banyak hal. “China sudah membuat piring, mangkok dan barang pecah belah lainnya dari tanah liat khusus berwarna putih yang sangat indah buatannya,” cerita Marco Polo.

 

Jika Marco Polo menulis tahun 1271 tentang pabrik keramik, artinya di negeri tersebut jauh sebelumnya sudah muncul home industri keramik. Bahkan temuan artefak dan catatan Dinasti Shang (1700-1027) sebelum masehi, di negeri itu sudah ada tungku-tungku pembakaran keramik di daerah Zheijang. Serta pada Dinasti Han (206-220 masehi) pembuatan keramik sudah maju dengan produksi jumlah besar. Variasi warna dan motif keramik sebagai bagian dari seni juga sudah berkembang sejak masa itu.

 

Misteri Bahan Keramik China

 

Teori tentang bahan keramik selalu diperbincangkan banyak kolektor sejak abad ke 15. Seorang pelaut Portugis yang pulang mendarat dari China  menceritakan bahan keraik berasal dari bubukan rumput siput, kulit telur yang ditumbuk halus dicampur bahan bahan lain yang tak dikenal. Bahan bahan itu kemudian dikubur selama ratusan tahun agar menghasilkan karya yang indah.

 

Pendapat yang sama dari seorang pedagang VOC Belanda yang menjelaskan bubuk siput itu dikubur selama 80 sampai 100 tahun agar bahan menjadi lentur mudah dibentuk. Terori aneh dari warga eropa ini berawal karena mereka belum mengenal bahan utama keramik yaitu kaolin.

 

Pada zaman Tang (618-906 masehi) pembuatan keramik lebih maju lagi setelah ditemukan bahan bernama Porselin, atau campuran Kaolin dengan Petuntse. Daerah kaya akan bahan ini berada di Ching te Cheng yang terletaka di provinsi Kiang Si. Sedangkan untuk mendapatkan mutu keramik pembakaran harus dengan suhu seribu lebih derajat celsius. Pembakaran harus mengunakan tungku ukuran raksasa yang dinamakan tungku naga.

Pada abad ke 10, setiap kali melakukan pembakaran sanggup menampung 25 ribu mangkuk dan piring seladon. Setiap tungku pembakaran juga hanya mengerjakan untuk daerah pemasaran tertentu saja. Maka setiap pabrik pasti memiliki ciri khas produknya yang membedakan dengan produk pabrik lain. Pabrik juga menerima pesanan dengan desain khusus seperti pesanan dari saudagar VOC dan Inggris di Tamasek.

 

Peredaran Keramik China di Nusantara

 

Munculnya keramik China di Indonesia menunjunkan ada hubungan sejarah masa lampau antara kerajaan-kerajaan nusantara dengan China. Mungkin barang itu datang sebagai dagangan atau sebagai cindra mata antar utusan kerajaan. Sebagai keramik dagangan, umumnya yang ditemukan berkuwalitas kasar. Para pedaganag cina menjual keramik tersebut, lalu dibayar dengan hasil bumi dengan sistim barter. Mungkin sudah ada mata uang yang dikeluarkan kerajaan di nusantara, namun sistim tukar barang dengan barang masih biasa terjadi dan menjadi tradisi. Berbeda jika keramik itu menjadi hadiah kepada raja, yang dipastikan lebih halus dan indah.

 

 

Ada juga yang berpendapat, keramik itu memang menjadi bawaan para perantau asal China,. Kemudian mereka menetap di nusantara dan menjadikan keramik sebagai identitas dan status sosial.

 

 

Sementara itu keramik kuno yang ditemukan di dalam tanah, menurut teori karena benda tersebut sengaja ditanam bersama mayat. Sesuai tradisi suku tertentu asal China, bahwa orang yang meninggal harus dibekali barang kesukaannya termasuk keramik. Mungkin juga sengaja ditanam karena rampasan peranag. Setelah terkubur selama ratusan tahun di daerah yang sebelumnya perkampungan, lalu ditemukan di kawasan yang menjadi semak belukar.

 

 

Bagi sebagian kolektor, keramik kuno ini memiliki banyak kegunaan. Keramik kuno umumnya dihargai sebagai barang warisan nenek moyang dari sebuah generasi yang turun temurun. Barang itu ada yang dijadikan hiasan rumah atau dijadikan tempat abu jenasah. Keramik ini memiliki arti istimewa karena hanya dikeluarkan pada acara tertentu saja. Misalnya saat kelahiran, lamaran pengantin dan sebagai maskawin. Tentu saja keramik dengan angka tahun yang sudah kuno ini akan memiliki harga yang fantatis di pasar online. (pul)

 

 

 

 

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Menjelajah Tempat Industri Gerabah Era Majapahit

Pulung Ciptoaji

Dec 21, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023