images/images-1665729959.jpg
Riset
Data

Rusdi Bahalwan, Tidak Sekedar Pelatih Tapi Filsuf Sepakbola

Author Abad

Oct 14, 2022

759 views

24 Comments

Save

Penulis : Pulung Cipoaji

 

Surabaya, Bejo Sugiantoro asisten Persebaya saat ini masih belum bisa melupakan sosok yan membesarkannya, Rusdi Bahalwan. Bejo bahkan belum bisa move on dari permainan Persebaya sejak asuhan Rusdi Bahalwan. Bahkan, pola yang dikembangkan persebaya saat ini seperti tradisi yang dibangun pelatih Rusdi Bahalwan. "Saya menyebutnya beliau sebagai pelatih terbaik," ujar Bejo.

 

Selain pintar meracik strategi, Rusdi juga dikenal motivator andal. Kata-katanya di ruang ganti selalu bisa meletupkan perjuangan. "Jika lawan bisa mencetak tiga gol, maka tim kamu harus bisa mencetak empat gol," cerita Bejo meniru perkataaan Rusdi.

 

Sang astiste pelatih ini masih memegang doktrin filosofi sepak bola yang diajarkan almarhum Rusdi Bahalwan. "Bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang. Tidak ada kata lain," katanya.

 

"Filosofi sepak bolanya menyerang. Jika depan buntu, maka lini selanjutnya harus membantu atau coming from behind," kenang asisten pelatih Persebaya ini.

Rusdy begitu identik dengan Persebaya. Lahir dan besar di Surabaya, dia mengawali karirnya sebagai pemain Assyabaab Surabaya. Foto sejarahpersebaya.com

 

Menurut Aven Januar salah satu yang pernah merasakan kebesaran Persebaya era 1996-1997,  Rusdi Bahalwan dikenang sebagai pelatih Persebaya dengan filosofi permainan total football. Sebuah gaya pelatihan yang tidak lazim pada masa itu. Saat melatih Persebaya, Rusdi Bahalwan mempersembahkan gelar juara liga musim 1996-1997. Semua sepakat, Rusdi Bahalwan menyebut filosofi kepelatihannya adalah menyerang untuk menang.

 

Rusdi Bahalwan mengecap manisnya juara bersama Persebaya pada musim 1996-1997. Kala itu kompetisi masih bernama Divisi Utama. Rusdi sukses melakukan kombinasi antara pemain muda, senior, dan pemain asing. Kala itu sejumlah media menyebut Persebaya berkekuatan skuad impian. Pemain muda yang sukses diorbitkan hingga sukses menembus timnas Indonesia adalah Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, hingga Uston Nawawi. Bahkan Aji Santoso pelatih Persebaya saat ini disiapkan menjadi kaptennya. Sementara pemain yang paling moncer dalam besutan Rusdi adalah Jakcsen Fereira Tiago, yang kemudian menjadi top scorer dengan koleksi 26 gol.

 

Selama 25 laga pada musim itu, Persebaya hanya mengalami tiga kali kalah. Setelah lolos dari Grup Timur, Persebaya menyapu besih babak penyisihan, semifinal dan final. Pada partai final, Bajul Ijo, julukan Persebaya, mengandaskan Bandung Raya dengan skor 3-1. Tiga gol Persebaya disumbang Aji, Reionald Pietrez, dan Jakcsen. Namun Rusdi sudah meninggalkan sepak bola Indonesia dan Surabaya pada 2011.

 

 

Peringkat FIFA Naik Berkat Rusdy Bahalwan

 

Sukses membawa Persebaya juara liga, tangan dingin Rusdy Bahalwan juga berhasil mengantarkan peringkat indonesia di FIFA naik drastis. Sepanjang sejarah Timnas Indonesia PERNAH MENDUDUKI peringkat 76 saat dipegang Rusdy Bahalwan, Pelatih Terbaik Timnas Indonesia.

 

Menurut Aven, Timnas Indonesia melesat berkat Rusdy Bahalwan hingga 44 peringkat. Peningkatan itu terjadi pada periode 2 September 1997 di peringkat 120 hingga 10 September 1998 ke peringkat 76. Saat itu Timnas Indonesia mengikuti piala Tiger pada tahun 1998. Rusdy Bahalwan membawa 22 pemain menuju laga di Vietnam. Sungguh mengecewakan hasilnya. Pada akhirnya Indonesia hanya menduduki peringkat ke 3, namun sangat menentukan peringkat di FIFA. Timnas lagi lagi dikerjai mafia bola dengan skenario sepakbola gajah. Pada laga terakhir fase grup, skuad Garuda yang dipimpin pelatih Rusdy Bahalwan "sengaja" mengalah dari Thailand agar jadi runner-up untuk menghindari Vietnam. Naasnya pada laga semifinal Indonesia malah takluk 1-2 dari Singapura, yang akhirnya menjuarai turnamen Piala Tiger setelah menaklukkan Vietnam dengan skor1-0. Sedanagkan perebutan peringkat ketiga Indonesia melalui adu penalti melawan Thailand, lewat skor 5-4.

 

Peristiwa pada 1998 ini pasti dikenang masyarakat Indonesia, khususnya mengenai peristiwa sepak bola gajah melawan Thailand. Sosok Rusdy Bahalwan yang dikenal tangguh itupun hanya bisa ikut arus. Ada peran besar mafia bola yang mengatur pertandingan, hingga bisa menentukan siapa juaranya. Meskipun hanya perinkat ke 3, Timnas Indonesia masih membantu skor di FIFA menjadi lebih baik. Sementara nasib 22 pemain timnas Indonesia di Piala Tiger 1998 pulang dengan dengan kecewa. Terutama Mursyid Efendi yang dianggap kambing hitam tragedi sepak bola gajah di Piala Tiger 1998.  Mursyid dijatuhi sanksi larangan berkecimpung di sepak bola internasional seumur hidup.

 

 

Rusdi dan Filosofi safat Total Football

 

Dunia sepakbola Indonesia pernah memiliki Rusdy Bahalwan sang filsuf sepakbola dengan teori Total Football. Lahir di Surabaya, 7 Juni 1947, Rusdi menamatkan sekolah di SMAN 6 Surabaya pada tahun 1966. Ia kemudian diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga pada tahun 1967. Anak pasangan Ali Bahalwan-Rugaiyah Baadillah itu tak lama mengenyam bangku kuliah karena panggilan hatinya lebih ke sepakbola.

 

Di luar lapangan, Rusdy dikenal sebagai sosok yang religius. Selepas tidak melakukan kegiatan kepelatihan, sang tokoh rajin menulis buku tentang sepakbola. Namun tahun 2004, Rusdy menderita sakit parah diserang stroke. Rusdi tutup usia pada Minggu (7/8/2011) malam WIB di rumah Jl. Rungkut Mejoyo Gg I No.38. dan dimakamkan, Senin (8/8/2011) sore WIB di makam keluarga TPU Pegirian. (pul)

 

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Menjelajah Tempat Industri Gerabah Era Majapahit

Pulung Ciptoaji

Dec 21, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023