images/images-1691214205.jpg
Sejarah
Budaya

Membangun Candi

Malika D. Ana

Aug 05, 2023

663 views

24 Comments

Save

Membangun Candi

 

 

Abad.id – Dimasanya, candi adalah struktur yang tidak berakar pada budaya dan tradisi setempat, candi adalah karya kontemporer di eranya, hasil budaya datangan dari tanah asing yang beradaptasi pada lingkungan baru yang tidak sama dengan daerah asalnya.

 

Yg berakar lokal adalah "adaptasi" yang menghasilkan keberlangsungan (livelihood) hidup dan keberlanjutan (sustainibility) pembangunan serta ditopang sepenuhnya oleh vitalitas jasa daya dukung lingkungan.

 

Aristrokasi itu mengenal tiga tatanan, tiga dunia, dan empat bentangan sosial, disanalah tercipta "PRASIDHA" atau awal mula dari pembangunan candi, atau situs yang mencerminkan tatanan itu sendiri.

 

Salah satu konsep yang mendasar adalah Pradaksina atau Prasawiya, yakni suatu kepercayaan atau keyakinan bahwa alam semesta itu harus terus berputar. Jika dalam Islam kita mengenal Thawaf, dengan pemahan bahwa jika manusia berhenti berthawaf di Kabah maka akan terjadi kiamat.

 

Maka Pradaksina digunakan untuk memuji dan memuja alam atas, dewa-dewi, sementara Prasawiya digunakan untuk prosesi atau ritual kematian atau memuja leluhur. Pradaksina memutar ke kanan, searah jarum jam, sedang Prasawiya memutar ke kiri, melawan arah jarum jam.

 

Batas alam semesta disebut Cakravala, dan lapisan pembatasnya disebut Cakravatin, yang bentuknya digambarkan sebagai "air" atau "lautan", jadi setiap kompleks bangunan percandian punya batas-batas Cakravalanya masing-masing.

 

Kita ingin membuktikan, apakah bangunan kanal-kanal air di percandian itu juga merupakan gerak Pradaksina atau Prasawiya, juga hubungan Lokapala, penempatan 8 bangunan mata angin yang melengkapi setiap candi atau kompleks percandian.

 

Teknik membangun candi diawali dengan mencari lokasi yang sesuai dengan arahan Manasara Silpasastra(kitab panduan membuat candi), terutama kondisi tanah yang padat, dan posisi ketinggian tiga alam atau triloka dari setiap bangunan atau kompleks percandiannya.

 

Triloka, Cakravala, Lokapala, Arca, disebut sebagai Ruang Kosmologi atau Kosmogeni yang mendasari desain tata letak candi dan bentuk-bentuk candi sesuai gaya mahzab Hindu atau Budhisnya.

 

Candi-candi Tantra sangat menarik, dimana ada Ogre, atau bentuk arcanya seram-seram, dan bangunannya merupakan bagian dari ritus atau ritual Tantra, baik tantra kanan atau Vajrayana Tantra dan tantra kiri atau Tantra Shakti (Bhairawa), atau Mantra Yana.

 

Tantra adalah memuji Shakti atau konsep enerji dari dewa-dewi, sisi gaib dari Tuhan, melihat pada esensi ketuhanan secara lebih praktis dari pada substansinya, dan alam semesta digambarkan sebagai Butha, atau raksasa-raksasa ganas yang selalu mengancam kehidupan manusia, seperti halnya bencana alam atau katastropi.(mda)

Artikel lainnya

Begini Asal Mula Peristiwa Sinterklas Hitam

Pulung Ciptoaji

Jun 17, 2023

Harapan untuk Mewujudkan Transisi Hijau di Bawah Kepemimpinan Baru

Mahardika Adidaya

Dec 09, 2024

Seberapa Penting Menjaga Kesehatan Jantung?

Mahardika Adidaya

Nov 06, 2024

Kelas Menengah Indonesia dan Upaya Pemerintah dalam Menyejahterakan Masyarakat

Mahardika Adidaya

Oct 31, 2024

Hilirisasi Nikel : Potensi atau Ancaman?

Mahardika Adidaya

Nov 01, 2024

Overcapacity Pembangkit Listrik di Indonesia dan Penutupan Dini PLTU

Mahardika Adidaya

Nov 21, 2024