images/images-1667097178.jpg
Riset

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022

401 views

24 Comments

Save

Dibelakang foto terdapat kalimat berbahasa Belanda yang mencerminkan kegiatan pengawasan bersama pegendalian banjir di Gorontalo. Foto keluarka Theo Taihitu

 

Penulis: Pulung Ciptoaji

Abad.id. Sejumlah wilayah sekitar Sungai Bone di Kabupaten Bone Bolango hingga Gorontalo sering direndam banjir bandang sejak dulu. Pada Juli tahun 2020 lalu misalnya, banjir pada malam hari mengakibatkan ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter. Bahkan di daerah yang lebih rendah, rumah warga sudah tenggelam menyisakan atapnya saja.

 

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), banjir terjadi di di Kecamatan Bone Kabupaten Bond Bolango tepatnya di Desa Molamahu, Taludaa, Masiaga dan Moodoliyo. Terdapat beberapa penyebab kondisi banjir tersebut. Salah satu kondisi fenomena Shearline atau belok angin yang kuat dan menyebabkan penumpukan massa udara. Penumpukan massa udara ini akan berakibat pada pertumbuhan awan hujan intensif. Kemudian hujan yang terlalu lama menyebabkan meluapnya sungai Bone. Hujan dengan durasi yang lama dapat menyebabkan kondisi tanah jenuh dan berpotensi longsor. Sebab, genangan dan luapan air sungai bisa membawa partikel padat.

 

Penyebab lain kondisi regional cuaca juga memiliki pengaruh terhadap peristiwa banjir bandang yang terjadi di Gorontalo dan sekitarnya. Kondisi regional cuaca yang terjadi adanya interaksi tidak langsung antara atmosfer di wilayah Gorontalo dengan bibit badai tropis di Philipina.

 

Namun munculnya fenomena banjir di wilayah Gorontalo bukan hanya terjadi di era teknologi pemantauan dan prakiraan cuaca sudah canggih seperti sekarang ini. Di tahun 1920 an, di kawasan Gorontalo sudah menjadi langganan banjir. Banjir karena intensitas hujan yang sangat deras dalam waktu lama. Serta juga diakibatkan kontur tanah yang rendah sudah tidak mampu lagi menyerap luapan air. Beberapa kanal yang disiapkan pemerintah Hindia Belanda yang merupakan cabang sungai Bone tampaknya sudah tidak bisa menampung debit air yang tinggi.

 

Langkah langkah yang dilakukan para pamong praja dengan melakukan sistim buka tutup di pintu air. Serta melakukan pemantauan di titik yang bisa menyebabkan air melngalir tidak lancar. Petugas pamong praja pengendali banjir tersebut, bekerja di bawah Bourgelijke & Openbare Werken ( Departemen Pekerjaan Umum). Setiap kali ada hujan sangat deras dan berpotensi banjir semua petugas diwajibkan melakukan pemantauan dengan berkeliling. Mereka selalu memeriksa sesuatunya.

 

Sebenarnya departemen pengendali banjir di bawah Bourgelijke & openbare Werken ( Departemen Pekerjaan Umum) sudah ada sejak kamar dagang VOC (Veredigde Oost-Indische Compagnie) pada tahun 1799. Cikal bakal Kementerian Pekerjaan Umum terbentuk pada tahun 1866 yang diberi nama Departement van Burgerlijke Openbare Werken (BOW).

 

BOW adalah salah satu dari empat administrasi sipil (algemeen bestuur) yang ditetapkan berdasarkan Koninklijk Besluit (Keputusan Kerajaan Belanda) tanggal 21 September 1866. Dinas ini berawal dari sebuah lembaga Bangunan Sipil (Civiele Gebouwen) pada tahun 1819. Baru pada tahun 1828 dinas tersebut digabung dengan Hoofdinspectie Waterstaat (Inspektorat Pengairan) menjadi Administratie van den Waterstaat en der Civiele Gebouwen (Administrasi Pengairan dan Bangunan Sipil) sebagai cabang dari Directie der Producten en Civiele Magazijnen (Direksi Produksi dan Pergudangan Sipil).

 

Sebelum BOW dibentuk, bidang pengairan menjadi wewenang pemerintah daerah dan hanya ada beberapa karisidenan yang memiliki insinyur. Organisasi baru ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi bidang infrastruktur secara cepat dan terpusat. (pul)

Artikel lainnya

Sehat Bersama Pemerintah Baru 52,2 Juta Warga Indonesia Dapat Cek Kesehatan Gratis

Mahardika Adidaya

Oct 24, 2024

Salah Langkah Kebijakan Pangkas Nilai Tambah Ekonomi Hilirisasi Nikel

Author Abad

Jul 15, 2024

Menggali Dana Hibah Untuk Pensiun Dini PLTU

Author Abad

Jul 16, 2024

Begini Respon TACB Perihal Reklame di Lokasi Cagar Budaya

Author Abad

Feb 26, 2023

A.H. Thony: "Dulu jadi panutan pembongkaran, kini kok mau dipasangi reklame lagi. Mesakne Mas Wali"

Malika D. Ana

Feb 24, 2023

Duar..!  Pesawat PANAM Tabrak Gunung, 107 Penumpang tewas

Pulung Ciptoaji

Jan 17, 2023