images/images-1675610701.jpeg
Sejarah

Yodium

Malika D. Ana

Feb 06, 2023

745 views

24 Comments

Save

Yodium

 

Abad.id - Darimana Yodium berasal?

Yodium ternyata bukan berasal dari garam, kok bisa?

 

Saat SD dulu dalam materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bahwa Yodium itu sangat bermanfaat. Terutama untuk mencegah penyakit gondok. Siapa anak yang tidak takut dengan ancaman penyakit itu. Semuanya takut. Namun dengan tingkat ketakutan yang berbeda satu dengan lainnya.

 

Saat itu guru menyarankan untuk tidak membenci garam karena ia mengandung Yodium. Sayangnya, informasi yang diberikan kepada siswa tidak lengkap. Akibatnya banyak siswa yang beranggapan bahwa asal-usul Yodium itu sepenuhnya dari garam. Dengan kata lain, antara garam dengan Yodium merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

 

Faktanya, secara alami kandungan Yodium pada garam itu teramat kecil. Oleh sebab itu, harus ditambahkan Yodium buatan (FORTIFIKASI) . Dengan kata lain tidak semua garam itu mengandung Yodium. Hanya garam tertentu saja yang terdapat kandungan Yodium. Tentu itu didapat bukan dengan cara alami. Harus dilakukan pencampuran dulu. Baru bisa dikatakan bahwa garam itu beryodium.

 

Yodium merupakan unsur yang sangat jarang bisa ditemukan dengan mudah. Bahkan, Yodium murni tanpa campuran dengan materi lain tidak pernah ada di alam ini. Termasuk juga yang di laut. 

 

Kandungan Yodium alami bisa ditemukan pada hewan laut, tumbuhan laut, air asin bawah tanah dekat pusat sumber cadangan minyak atau gas, dan lain-lainnya. Perlu diingat, kandungan Yodium alami masih kurang bagi kebutuhan manusia.

 

Pada awal perang dunia ke 2, zat Yodium ini dipercaya oleh para pakar saat itu sebagai zat penyembuh luka ( konon diminum, tapi dalam dosis kecil). Dan pada saat yang sama Jerman sedang mengembangkan teknologi senjata nuklir, yodium diperkirakan mampu menetralisir dampak nuklir (saat itu). Belanda pun akhirnya berburu zat dan sumber yodium , termasuk di wilayahnya, Hindia Belanda ( yang sekarang dikenal sebagai Indonesia ).

 

Tambang yodium Watudakon

 

Salah satu sumber 'tambang yodium' itu ada di WATUDAKON (Jombang), meski sebelumnya ada di BEKUCUK (Mojokerto).

 

Penambangan yodium di Mantub ,Lamongan , 22 april 1913

 

Temuan awal produksi Yodium berawal dari temuan sumber Yodium pada sumur tua di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Sooko, Mojokerto, oleh A.R Von Faber saat itu terdapat kandungan gas lodin (yodium) yang menduduki 70-80 ppm.

 

Kemudian ada sumber lain, yaitu di Watudakon. Pada tahun 1926 oleh pemerintah Belanda, dibuat perusahaan yang bernama N.V Jodium Onderneming Watoedakon sebelum menjadi PT Kimia Farma Plant Watudakon.

 

Sumur kuno watudakon , untuk kumkum

 

Pada masa itu, hasil daripada produksi yodium masih menggunakan manual bisa memproduksi 60 ton per tahun.

 

Saat itu, sumur tua itu dimanfaatkan oleh warga lokal, salah satunya adalah untuk terapi kumkum /berendam penderita sakit jiwa.

 

Yodium, Iodin atau yodium ( berasal dari bahasa Yunani: Iodes - ungu), ya karena zat ini sedikit berwarna keunguan.

 

Kembali ke awal bahasan, semula pemanfaatan yodium untuk kepentingan militer, selain dipercaya sebagai zat anti nulklir (meski kemudian hasilnya tidak efektif), juga dimanfaatkan sebagai zat anti septik. Kisaran 1908, yodium dalam bentuk Yodium Tincture, dipake sebagai zat untuk merawat luka, terutama untuk tindakan bedah operasi.

 

Pada Perang Dunia Pertama yang berlangsung pada tahun 1914-1918, ilmuwan Skotlandia, Alexander Fleming menemukan bahwa iodin lebih efektif dalam menekan resiko timbulnya ganggren pada luka yang diderita oleh para prajurit dibandingkan dengan asam karbol, dan lebih minim efek samping dibanding Yodium tincture
dan relatif lebih aman sebagai anti septik dibanding obat merah (mercurichrome) dan karbol.

 

Teknologi kimia makin berkembang, akhirnya yodium, diketahui sebagai zat penting dalam proses tumbuh kembang manusia , karena berpengaruh pada kelenjar gondok. 

 

Kisaran tahun 1950, pemerintah indonesia mulai memetakan daerah GONDOK ENDEMIS, dan mulai memberikan pengobatan.salah satunya dengan suntikan lipiodol serta Fortifikasi yodium dalam garam.

 

Kretinism

 

Garam dipilih sebagai alat fortifikasi yodium, karena garam dipakai oleh semua kalangan, dan murah.

 

Fortifikasi merupakan salah satu metode penambahan vitamin serta mineral tertentu ke dalam bahan pangan yang merupakan sebuah peluang dalam menyediakan pangan bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat, terlebih lagi bagi populasi rawan gizi.

 

Hampir setiap hari selalu ada GDD (Global Developmental Delay) karena Hypothyroid . Ujung-ujungnya ada diagnosis stunted + wasted

 

Sejak awal 1950 -1975, penelitian dilakukan secara intensif tentang peran yodium dalam GAKY ( Gangguan Akibat Kurang Yodium ).
Bukan hanya masalah tampilan beripa pembesaran leher saja , ada yg lebih penting , yaitu , ketika manusia kekurangan yodium maka : 
- gangguan pertumbuhan ( bisa permanen)
- lahir cacat mental/ keterbelakangan mental 
- keguguran saat kehamilan.
- hipotiroid kongenital 
- IQ rendah ( eong permanen) 
- gangguan tumbuh kembang anak / STUNTING.
- gagal pembentukan saraf.

 

Boro-boro mikirin literasi , lawong 25% generasi ini stunting. Jadi gak heran, ketika grafik rata-rata IQ orang sini cuman kisaran 78 ( normal 110) boleh jadisemua ini karena sebetulnya kurang yodium.(mbahDok)

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022