images/images-1683300947.jpg
Sejarah

Che Guevara Sahabat Sejati Soekarno

Pulung Ciptoaji

May 05, 2023

122 views

24 Comments

Save

 

Foto-foto Soekarno dan Che menunjukkan hubungan yang sangat dekat.

 

abad.id- Di tengah kesibukan usai menjadi tuan rumah konfrensi Asia Afrika di Bandung, Sukarno Presiden Indonesia masih menyempatkan diri menerima tamu penting pemimpin negara undangan. Indonesia mendapat lawatan khusus Che pada tahun 1959. Dia menemui Presiden Soekarno di Jakarta. Keduanya berdiskusi panjang lebar soal revolusi di masing-masing negara.

 

Tampaknya keduanya cocok karena sama-sama anti imperialis. Selain berdiskusi, Che juga menjalin kerjasama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Kuba. Che juga sempat berwisata ke Candi Borobudur. Dia terkesan dengan Soekarno kemudian mengundang Soekarno untuk ganti berkunjung ke Kuba.

 

asia afrika di bandung

Dasa Sila Bandung hasil konfrensi Asia Afrika telah menginsiprasi negara-negara jajahan eropa menuntut kemerdekaan.   

 

Che dan Presiden Soekarno merasa punya hubungan emosional sangat dekat. Keduanya saling mengagumi dan mempunyai semangat yang sama untuk memajukan negara-negara dunia ketiga. Oleh karena itulah, Che pun tidak hanya mencintai bangsa Indonesia, namun juga mengagumi Soekarno.

 

Kedatangan Che Guevara mewakili Fidel Castro yang masih mengatur negara yang baru memenangkan revolusi di Kuba. Castro mengutus Che melawat ke negara-negara Asia. Ada 14 negara yang dikunjungi Che, sebagian besar negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

 

Ada kisah unik dalam pertemuan dua flamboyan ini. Untuk menjebatani komunikasi, ditunjuk seorang penerjeah bahasa. Pada kesempatan itu dimanfaatkan tokoh revolusi Kuba, Che Guevara untuk bertanya apa saja, termasuk hal yang bersifat pribadi. Ada pertanyaan kepada Soekarno yang disebut-sebut hampir membuat sang penerjemah pingsan.

 

Seperti yang dituliskan Sigit Aris Prasetyo dalam bukunya yang berjudul Dunia dalam Genggaman Bung Karno (2017). Disebutkan, saat itu Che Guevara banyak bertukar pikiran dengan Soekarno tentang konsep kepemimpinan Indonesia. Tidak hanya itu, Che Guevara juga berkesempatan untuk menikmati budaya Indonesia.

 

Che Guevara memang sangat menyukai budaya Indonesia. Sebab pemimpin revolusioner Kuba itu rupanya juga memiliki hobi fotografi, dan pernah berpetualangan keliling benua Amerika untuk mengorbankan semangat revolusi. Pada suatu kesempatan Che Guevara menanyakan sesuatu yang agak pribadi kepada Soekarno.

 

Menurut penulis buku tersebut, pertanyaan Che Guevara itu muncul karena masih dibakar semangat darah muda. Pertanyaan itu diucapkan Che Guevara dalam bahasa Spanyol yang tidak dimengerti Sukarno.

 

"Tuan Sukarno, Tuan sudah menunjukkan saya koleksi yang Anda miliki, apakah Anda juga akan menunjukkan saya koleksi gadis Rusia yang katanya sebagai koleksi terbaik Tuan?" tanya Che.

 

Pertanyaan Che itu sontak membuat seorang penerjemah asal Kuba yang mendampinginya saat itu sontak kaget. Sang penerjemah tampaknya ketakutan untuk menerjemahkannya secara langsung kepada Soekarno. "Untung sang penerjemah tidak langsung menerjemahkan, yang pastinya akan sangat memalukan Soekarno," tulis Sigit.

 

Sebagai timbal balik kedekatan hubungan dua negara, tahun 1960, Soekarno gantian melawat ke Kuba. Pemimpin Kuba Fidel Castro langsung menyambutnya di Bandara Havana. Soekarno disambut meriah. Warga Kuba berdiri di sepanjang jalan membentangkan poster bertuliskan 'Viva President Soekarno'.

 

Dalam pertemuannya, Soekarno melanjutkan berdiskusi dengan Castro soal apa yang telah dilakukannya di Indonesia. Di tengah kepulan cerutu kuba yang legendaris, Soekarno memaparkan konsepnya soal Marhaenisme. Soekarno menjelaskan kemandirian di bidang ekonomi. Bagaimana rakyat bisa menjadi tuan di negerinya sendiri tanpa didikte imperialisme.

 

Fidel Castro yang juga anti-Amerika klop dengan Soekarno. Sejarah menunjukkan keduanya tidak pernah mau didikte Amerika Serikat.

 

Soekarno menghadiahi Castro keris, senjata asli Indonesia. Mereka tertawa seperti dua sahabat saat bertukar penutup kepala. Soekarno menukar kopiahnya dengan topi ala komandan militer yang menjadi ciri khas Castro. Che pun tampak senang mengenakan kopiah Soekarno.

 

Saat itu revolusi baru saja terjadi di Kuba. Castro dan Che baru menumbangkan rezim Batista dan mengambil alih kepemimpinan Kuba tahun 1959. Karena itu euforia revolusi terjadi di semua pelosok Kuba.

 

Yang unik, rombongan kepresidenan sempat berhenti hanya karena petugas polisi yang memimpin konvoi ingin menghisap cerutu. Cerita itu dituturkan ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno' terbitan Kepustakaan Populer Gramedia.

 

Saat itu dalam konvoi Soekarno ada tiga polisi yang memimpin iring-iringan kepresidenan sekaligus membuka jalan. Tiba-tiba polisi pemimpin konvoi menghentikan motornya dan menyuruh konvoi berhenti. Tentu saja semua peserta bertanya-tanya kenapa konvoi berhenti.

 

Polisi itu lalu mengeluarkan cerutu, dan menghampiri sopir Soekarno. Rupanya dia mau pinjam korek untuk menyalakan cerutu. Setelah menyala, polisi itu lalu memberi hormat pada Soekarno. Dia menaiki motornya dan memimpin konvoi kembali dengan gagah. Sambil menghisap cerutu kuba tentu saja.

 

"Bung Karno tertawa berderai melihat itu. Rupanya dia cukup paham Kuba masih dalam revolusi," ujar Bambang.

 

Lawatan ke Kuba sangat mengesankan Soekarno. Sangat berbeda dengan lawatannya ke Washington beberapa waktu sebelumnya. Kala itu Soekarno tersinggung dengan Presiden Amerika Serikat Eisenhower yang sombong. (pul)

 

 

 

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim

Pulung Ciptoaji

Jan 09, 2023

Menyoal Aplikasi Android Untuk Penerima Subsidi

Author Abad

Nov 02, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023