images/images-1679206040.png
Sejarah
Indonesiana

Hikayat Plat Nomor Kendaraan Warisan Tentara Inggris

Pulung Ciptoaji

Mar 19, 2023

396 views

24 Comments

Save

Lalu lalang mobil, motor dan sepeda di bawah Viaduct Pasar besar Surabaya tahun 1930. Foto Facebook

 

 

 

Tilly Timermmans bersama dengan sepeda motor AJS di Cimahi Bandung tahun 1925  

 

abad.id- Pada 31 desember 1931, Sukarno keluar dari penjara sukaiskin. Kabar kepulangan Sukarno ini sudah didengar dari sang istri Inggit, para kolega dan HM Thamrin. Komite penyambutan sudah disiapkan, terdiri dari Thamrin dan Inggit serta anggota pengurus Partindo seperti Sartono, Anwari, dan Ali Sastroamidjojo.

 

Saat itu hujan rintik rintik-rintik. Dengan mengendarai empat taksi mereka pergi ke rumah Gatot aktifis nasionais yang sudah dibebaskan lebih dahulu. Rencana awal menjemput Soekarno dari Sukamiskin dengan iring-iringan mobil berjumlah besar. Akan tetapi, dalam suratnya kepada Sartono, Soekarno ingin penyambutan sederhana saja. Di dalam otobiografinya secara terselubung ia menjelaskan alasannya, selama lebih dari dua tahun, ia sangat merindukan Inggit.

 

Mobil dan motor sudah banyak dimiliki warga pribumi. Foto facebook 

 

Namun, keinginan ini terpaksa harus ditunda, sebab rombongan mobil sudah sampai di jalan rumah Gatot. Perjalanan terhalang oleh beratus-ratus orang yang tidak bisa ikut dalam iring-iringan mobil dan motor yang menyambutnya. Banyak orang yang ingin mengucapkan selamat kepada Bung Karno berdatangan sepanjang hari.

 

Sukarno aktifis gerakan dan kelompok nasionalis sudah tidak bisa dipisahkan dari transportasi mobil dan motor. Golongan masyarakat menengah baru ini muncul, sejak politik etis diberlakukan di Hindia Belanda. Sehingga kelompok ini sudah menganggap mobil dan motor hanya alat transportasi. Bukan lagi sebagai barang bernilai yang mewah. Bahkan di Batavia dan kota besar lain sejak awal tahun 1900 sudah bersliweran di jalan mobil dan motor yang dimiliki golongan pribumi.

 

Ilustrasi plat nomor. Kode wilayah A sampai Z berasal dari 26 batalyon tentara Inggris yang pernah datang ke Indonesia pada 1811 untuk merebut berbagai wilayah. Foto dok net

 

Semakin banyaknya populasi mobil dan motor ini, pemerintah Hindia Belanda membutuhkan plat nomor dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB). Plat ini menjadi identitas bagi setiap kendaraan yang diregistrasikan. Tujuan lain sebagai data pembayaran pajak barang bernilai untuk pemerintah.

 

Untuk identitas plat kendaraan dibagi berdasar wilayah karesidenan. Tak hanya mengandung angka dan huruf acak, ternyata terdapat kode-kode di plat nomor yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis serta asal wilayah kendaraan. Huruf yang berada di paling kiri plat nomor merupakan kode wilayah. Sedangkan angka dan huruf yang berada di bagian tengah serta kanan adalah Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor (NRKB).

 

Seorang perwira tentara dengan motor BSA berlatar belakang Nassaukerk. Sumber Charles Breijer 

 

Rupanya kebijakan pemerintah Hindia Belanda ini juga mengadaptasi dari kode wilayah A sampai Z yang berasal dari 26 batalion tentara Inggris yang pernah datang ke Indonesia pada tahun 1811. Ketika itu Inggris mengirimkan 150 kapal perang dengan jumlah pasukan sekitar 15.600 tentara dan terdiri atas 26 batalyon. Setiap batalion diberi kode huruf dari A–Z. Usai menaklukkan Batavia, Inggris menerapkan aturan terkait arus berkendara.

 

Setelah wilayah Jawa dikuasai, Thomas Stamford Raffles segera membentuk wilayah administratif berdasarkan kode militer.  Caranya setiap kendaraan bergerak harus ditempel plakat bertanda huruf B untuk wilayah Batavia pada setiap kereta kuda, diikuti 5 digit angka dan diakhiri dengan huruf A yang artinya Annex (tambahan) atau huruf C yang artinya Cargo untuk kereta kuda yang khusus mengangkut barang.

 

 

Tiga orang pengendara Harey Davidson sedang berada di Gombel Semarang tahun 1917. Foto Facebook

 

Mengapa huruf B, karena pasukan Inggris yang menaklukkan Batavia adalah pasukan dari Batalyon B. Untuk wilayah lain, hal yang sama juga diberlakukan, seperti Banten yang menggunakan huruf A karena ditaklukkan batalyon A. Surabaya menggunakan huruf L karena ditaklukkan batalyon L dan seterusnya.

 

Apabila terdapat dua huruf di plat kendaraan ini berarti daerah tersebut ditaklukkan oleh dua batalyon. Seperti wilayah Yogyakarta menggunakan kode AB karena dulunya ditaklukkan oleh batalyon A dan B.

 

Kode wilayah berdasarkan dua huruf seperti Yogyakarta (AB) dan Solo (AD). Alasannya, dulu wilayah ini dikuasai Kerajaan Mataram dan dianggap wilayah negara tersendiri. Kerajaan Mataram memilih menyerah dan bergabung ke Inggris. Segera dikirim batalyon A dan B untuk ke Yogyakarta, sehingga kode plat nomor wilayah AB. Sementara Solo didatangi batalyon A dan D sehingga jadi AD. 

 

Namun tidak semua batalion tentara Inggris ikut bertempur, seperti batalion C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y, dan Z yang hanya dijadikan pasukan cadangan. Maka kode ini tidak populer tidak digunakan sebagai identitas plat nomor.

 

Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jhr. Mr ACD de Graeff (kiri) mengunjungi Surabaya bersama sopirnya warga pribumi pada tahun 1927. Foto facebook 

 

Kemudian Belanda kembali merebut wilayah nusantara pada 1816,  dan melanjutkan sistem kode nomor kendaraan yang sudah dirintis Raffles. Penomoran kendaraan berkembang ke wilayah Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.

 

Asal Usul Plat Nomor Terintegrasi Dari Prancis

 

Asal-usul penetapan plat nomor kendaraan terintegrasi dengan identitas pemilik dan pembayaran pajak kendaraan diawali di Perancis tahun 1893. Awalnya plat nomor diperkenalkan oleh Otoritas Polisi Paris dengan maksud untuk mengidentifikasi mobil-mobil yang jumlahnya semakin banyak dan terus bertambah. Sehingga dapat mempermudah pihak kepolisian dalam mengusut kasus kecelakaan.

 

Meskipun Perancis menjadi negara pertama yang memberlakukan plat nomor kendaraan,  penerapan aturan secara nasional justru dilakukan oleh Belanda. Tepatnya sekitar tahun 1901. Setelah itu aturan berkembang dan diterapkan di berbagai negara di Eropa.

 

Setelah hampir semua negara menerapkan aturan tersebut, Amerika Serikat pun mengadopsinya pada tahun 1903. Negara bagian di Amerika yang pertama memberlakukan aturan plat nomor adalah Massachusetts disusul New York pada tahun 1909, baru kemudian negara-negara bagian yang lain. 

 

Ada hal yang membedakan nomor kendaraan terintegrasi dengan data pribadi dan pajak ini, yatitu bagian plat nomor dibagi dua kelompok angka yang dipisahkan tanda titik. Dua angka di sebelah kiri menandakan bulan pembayaran pajak dan dua angka di kanan berarti tahun kendaraan harus diregistrasi ulang. Contohnya kode masa berlaku yang tertera adalah 09.25, yang artinya setiap bulan Septemeber pemilik harus membayar pajak, dan masa berlaku plat nomor pada September tahun 2025.  (pul)

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim

Pulung Ciptoaji

Jan 09, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022