images/images-1681992785.jpg
Indonesiana

Inilah Alasan Kenapa Harus Mudik

Pulung Ciptoaji

Apr 20, 2023

329 views

24 Comments

Save

Naik kereta api jarak jauh tidak pernah terasa nikmatnya. Foto Fb

 

abad.id- Mudik merupakan momen bahagia bersama yang menjadi tradisi umat Islam Nusantara, selain kewajiban menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Untuk saat ini mudik selalu diberangi dengan kegiatan libur bersama nasional. Sehingga mudik di Indonesia sudah menjadi keiatan bersama termasuk warga non muslim. Beberapa dari mereka merasa wajib mudik karena memiliki keluarga atau kerabat di daerah lain.

 

Menurut Sosiolog UIN Sunan Ampel, Andri Arianto, kegiatan mudik sudah menjadi tradisi nusantara. Di Jawa khususnya, mudik berasal dari kata mulih disik. Dulu banyak petani Jawa bekerja di perantauan sebagai buruh di kota besar. Mereka merasa perlu mudik untuk menziarahi makam orang tua dan leluhur. Serta menikmati suasana kampung halaman dengan bertemu sanak saudara.

 

Karena mudik dilakukan warga urban secara bersama-sama dari satu wilayah ke wilayah lain, maka harus ada peran negara sebagai panitia kegiatan tahunan mudik ini. Bisa dilihat dari laporan di media massa, kerja pemerintah akan lebih banyak saat menjelang musim mudik lebaran. Misalnya sektor distribusi akan melakukan pengiriman barang lebih banyak menjelang musim mudik. Serta sarana prasarana mulai jalan hingga terminal diperbaiki untuk kebutuhan mobilitas penduduk. Saat kegiatan mudik ini sudah ada kegiatan ekonomi, misalnya membeli tiket dan njajan oleh-oleh.

 

Sesampai di rumah, warga yang mudik mulai berbelanja serta menikmati suasana di kampung halaman. Maka sektor pariwisata mulai terlibat dan dikunjungi. Beberapa rumah makan dan objek wisata merasa perlu dicoba. “Maka sudah seharusnya pemerintah daerah menangkap peluang peredaran uang kota ke desa ini,” kata Andri.

 

Tidak hanya itu pemerintah juga dituntut membangun tradisi baru mudik sehat dan aman. Jika melihat 20 tahun lalu mudik menjadi hantu di jalan raya dan angkutan umum, kini harus ada yang berubah. Jalan yang akan dilewati pemudik harus diperbaiki. Serta moda angkutan massa yang mengangkut pemudik juga harus aman dan nyaman sampai ke tujuan. “Setiap tahun kegiatan mudik harus diperbaiki, dan ada jaminan dari pengelola moda transportasi massal bahwa konsumen pemudik puas,” tambah Andri.  

 

Mudik Gratis Sampai Tujuan

 

Bukan hanya gratis, fasilitas yang disediakan oleh pelaksana program mudik gratis itu tidak "berkelas gratisan". Bahkan, fasilitas yang bisa dinikmati oleh pemudik gratis bisa jauh lebih bagus dari pada yang membayar dibandingkan dengan mudik pada masa lalu. Kini, pemudik gratis juga dimanjakan dengan tambahan makan gratis, termasuk juga sembako untuk keperluan mereka selama menikmati libur di kampung halaman.

 

Pemerintah, lewat berbagai lembaga, kementerian, dan perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negeri (BUMN), kini berlomba menyuguhkan pelayanan terbaik. Semua ingin menjadi bagian dari kehadiran negara untuk warganya.

 

Beberapa moda transportasi yang disediakan bervariasi, mulai dari bus, kereta api, dan kapal laut, termasuk kapal perang milik TNI AL. Kini, bukan hanya orangnya yang bisa mudik, bahkan kendaraan roda dua, yang sesuai data pada masa lalu menjadi penyumbang terbanyak kasus kecelakaan lalu lintas saat arus mudik berlangsung.

 

Layanan yang menegaskan bahwa negara betul-betul hadir saat rakyatnya ingin bergembira bersama keluarga, juga diberikan saat para pemudik akan kembali ke kota tempat mereka tinggal dan bekerja, dikenal sebagai arus balik.

 

Siksaan Mudik di Tahun 1990

 

Ingat mudik era tahun 1990 penuh dengan perjuangan. Jumlah moda angkutan massal sangat terbatas, sehingga sangat sulit menemukan wajah pemudik yang menggunakan bus itu semringah.  Semuanya berwajah kecut karena batinnya tidak nyaman. Bukan hanya karena kurangnya perhatian pemerintah, mudik pada zaman dulu selalu dilalui warga dengan penuh perjuangan, bahkan penderitaan.

 

mudik kereta

Dalam suasana yang penuh sesak itu, masih ditingkahi penjual makanan atau rombongan pengamen yang leluasa naik turun gerbong kereta api. Foto Fb

 

Hanya ada dua pilihan utama moda transportasi yang digunakan oleh para pemudik kelas bawah, yaitu kendaraan umum (bus, kereta api, kapal laut) dan sepeda motor. Untuk mendapatkan tiket angkutan umum itu, para calon pemudik harus berjuang jauh-jauh hari, termasuk mengikuti antrean di lokasi penjualan atau pembelian tiket. Sedikit beruntung jika pemudik mendapatkan tiket berdiri tanpa tempat duduk. Namun tidak sedang beruntung, pemudik harus pulang tidak kebagian tiket.

 

Mereka yang memiliki hubungan luas, masih bisa berharap mendapatkan tiket lewat calo, dengan konsekuensi harganya lebih mahal. Maka pilihan terakhir mudik murah dengan sepeda motor. Kala itu, pemandangan di perjalanan banyak diwarnai dengan pengguna sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu orang sehingga berisiko tinggi terjadi kecelakaan. Belum lagi ada tambahan barang bawaan, sehingga sepeda motor perlu modifikasi di bagian belakang kendaraan.

 

Sementara dengan bus, baik antarkota dalam provinsi maupun yang trayeknya antarkota antarprovinsi, jumlah penumpangnya bertambah berkali lipat dari biasanya. Bukan hanya bus biasa yang mengangkut penumpang melebihi muatan, bahkan bus jenis patas pun tidak jauh berbeda. Penumpang kadang harus rela duduk di lantai bus karena kursi yang tersedia sudah penuh. Kursi yang biasanya hanya untuk tiga orang, bisa terisi empat hingga lima orang.

 

Saat pemudik menderita, namun tidak bagi kru bus. Sebab dipastikan harga tiket juga akan naik dan setoran akan cukup. Lumayan, sisanya bisa untuk penghasilan tambahan. Tidak jarang kernet bus menolak calon penumpang dengan rute pendek. Misalnya, untuk bus jurusan Surabaya-Banyuwangi, jangan harap penumpang yang turun di Pasuruan atau Probolinggo bisa naik ke bus. Kalaupun bisa naik pasti haus bergelantungan di pinggir pintu.

 

Naik kereta api jarak jauh tidak pernah terasa nikmatnya. Sebuah informasi lebaran tahun 1994, KA Pasar Senen menjadi stasiun paling sibuk untuk memberangkatkan KA ke arah timur. Sejak Kamis (10 Maret 1994), sekitar 4.000 dari 5.000 calon penumpang sudah diberangkatkan. Suasana di dalam kereta ekonomi pun panas dan penuh sesak. Anak kecil biasanya rewel dan menangis karena suasana pengap dan sesak di angkutan massal ini.

 

Kala itu sangat sulit menemukan wajah pemudik yang semringah. Semuanya berwajah kecut karena batinnya tidak nyaman. Meskipun mudik naik kereta api sekalipun, suasana kendaraan umum tetap pengap. Sudah menjadi pemandangan biasa jika di dalam gerbong kereta, khususnya kelas ekonomi, pantat penumpang satu bersentuhan kepala penumpang lainnya. Dalam suasana yang penuh sesak itu, masih ditingkahi penjual makanan atau rombongan pengamen yang leluasa naik turun gerbong kereta api. Tidak sedikit penumpang yang duduk di lantai karena tidak kebagian kursi. Bahkan, kolong di bawah kursi juga terisi penumpang dengan posisi tiduran beralas koran atau kertas seadanya.

 

Pemudik yang naik sepeda motor juga harus mengalami siksaan di perjalanan. Saat kendaraan hendak berebut masuk ke dalam kapal feri tujuan Madura atau dari Gilimanuk tujuan Pulau Jawa misalnya, sudah terjadi aksi saling serobot. Suasana menjadi panas dengan ulah pemudik yang memainkan gas kendaraan saat antre.

 

Memang, kondisi terus berubah lebih baik. Sejak pemerintah makin tanggap dan paham bahwa ada perputaran ekonomi disana. Ada uang kota yang beredar di desa dengan jumlah yang besar setiap tahun sekali. “Jalan-jalan yang dilewati pemudik telah banyak diperbaiki. Serta moda angkutan massa yang mengangkut juga jauh lebih aman sampai ke tujuan, belum lagi program mudik gratis CSR BUMN atau swasta sangat mengurangi beban di jalan” tambah Andri.  (pul)

 

 

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022