images/images-1680533627.jpg
Budaya
Indonesiana

Merajut Indonesia

Malika D. Ana

Apr 04, 2023

332 views

24 Comments

Save

Merajut Indonesia

 

 

Abad.id - Semua suku, ras, agama dan bangsa memiliki hak yang sama untuk hidup aman, bahagia, makmur, sejahtera, tanpa diskriminasi, dengan mengutamakan keadilan sosial dan perdamaian abadi diantara umat manusia. Di Qur'an indikatornya jelas. "Wa hadzal baladil amin." "Barang siapa tidak bisa memberikan keamanan suatu bangsa dan negara.. ", mbuh iku umate sopo, mbuh negorone sopo pisan...

 

Tidak ada urusane sama ISIS atau usus. Ini tentang jaminan keamanan suatu negara terhadap warganya. Karena tujuan dibentuknya negara salah satunya seperti termaktub di pembukaan UUD45; merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Baldatun tayyibatun warabbun ghafur..

 

Tindakan teror, dimana pun, dalam skala apa pun, korban pertamanya adalah kemanusiaan itu sendiri. The first casualty of terrorism is humanity. Any kind of terrorism....! Tidak hanya sekedar mengoyak nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga melukai persatuan dan kesepakatan-kesepakatan yang membentuk kebangsaan kita.

 

Indonesia sebagai “bangsa” (nation) diterima oleh beragam suku, ras, agama, dan tradisi yang mendiami Nusantara ini karena: pertama, pengakuan terhadap perbedaan dan keragaman. Kita menerima kebhinekaan: Indonesia sebagai rumah bersama “semua untuk semua”. Karena itu, tidak ada tempat bagi setiap ide yang mengangkangi kebhinekaan.

 

Kedua, mengakui jalan demokrasi Pancasila, musyawarah dan mufakat sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan maupun untuk memperjuangkan berbagai ide dan cita-cita politik. Tidak ada tempat bagi penggunaan paksaan dengan jalan kekerasan maupun teror untuk memperjuangkan sebuah ide demi kekuasaan.

 

Ketiga, kita punya kehendak bersatu, hidup bersama sebagai sebuah bangsa, karena ada yang mempertemukan (titik temu), ada kesamaan tujuan, yakni cita-cita bersama: masyarakat adil dan makmur, baldatun thayibbatun warabbun ghafur..

 

Belum terwujudnya cita-cita bersama itu, apalagi jika terjadi praktek diskriminasi dan ketidakadilan sosial, tentu melukai semangat kebangsaan kita dan membuat rapuh rumah kebangsaan kita.

 

Dan semua yang berusaha meruntuhkan rumah kebangsaan kita dengan serta merta menjadi musuh bersama. Terlebih karena pada akhirnya kita tahu bahwa Clash Of Civilizations And War On Terror Can Only Be Realize And Done By A 'Manufacturing A False Terrorism Actions And Hired A Mercenaries To Falsely Acts As The Terrorists Then Blame Others. The Clash of Civilizations adalah tesis bahwa identitas budaya dan agama masyarakat akan menjadi sumber utama konflik di dunia pasca-Perang Dingin. Ilmuwan politik Amerika Samuel P. Huntington berpendapat bahwa perang di masa depan tidak akan terjadi antar negara, tetapi antar budaya.

 

Peta clash-civilizations Huntington

 

Bagaimana pun sekarang sedang di-era Huntington's world. Bahwa setelah era perang dingin selesai, terjadi benturan peradaban antara Barat, the west versus Islam. Perang Wewe Gombel...!

 

Jika dalam permainan sepak bola, kita ini ibarat sudah injury time, jangan mau kalah oleh adu domba. Jangan biarkan devide et impera menang! Kita bangsa merdeka, maka berdaulat itu harus!!

 

Jangan sampai kita kehilangan keakraban antar warga negara. Sudahi konflik, dan fokus dalam memelihara perdamaian. Kita sudah final, sudah tuntas dalam vertikalitas, sudah selesai dengan mencari arti kehidupan, sudah selesai dengan cinta dan cemburu, saatnya kita mengerjakan horizontalitas untuk sesama, dan radialitas kepada ruang kehidupan dan kembali Merajut Indonesia.(mda)

 

*sumber : FB Malika Dwi Ana, 16 Mei 2018

Referensi:

Huntington, Samuel P. 1993. “the Clash of Civilizations?”, dalam Foreign Affairs, Vol. 72 No. 3, pp. 22-49

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Banjir di Gorontalo Cukup Diserahkan ke BOW

Author Abad

Oct 30, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022