images/images-1681395916.jpeg
Indonesiana
Tokoh

Suharto Jatuh Karena Lagu Darah Juang

Pulung Ciptoaji

Apr 13, 2023

715 views

24 Comments

Save

Lagu Darah Juang selalu dinyanyikan saat aksi mahasiswa. Foto dok net

 

 

abad.id- Lagu Darah Juang merupakan lagu yang diciptakan oleh John Tobing di Yogjakarta. Salah satu grup musik Marjinal berhasil mempopulerkan lagu tersebut pada tahun 2015 melalui kanal YouTube Marjinal TV. Jauh sebelumnya tahun 1998, lagu Darah Juang juga dijadikan salah satu lagu di dalam album band Lontar Surabaya.

 

Di sini negeri kami, tempat padi terhampar

samuderanya kaya raya, tanah kami subur, Tuan

di negeri permai ini, berjuta rakyat bersimbah luka

anak buruh tak sekolah, pemuda desa tak kerja

 

mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar

Bunda, relakan darah juang kami, untuk membebaskan rakyat

mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar

Bunda, relakan darah juang kami, untuk membebaskan rakyat

 

 

Dalam buku penakluk Rezim Orde baru tulisan Muridan S. Widjojo, lau tersebut diciptakan di Yogyakara dan sangat populer pada awal 90-an. Lagu menekankan suatu empati dan Simpati yang mendalam dari mahasiswa. Lagu tersebut untuk menguatkan dan sebuah tekat untuk membela rakyat. Ibarat "janji" mahasiswa kepada rakyat, harus berdasarkan tekat dan pengorbanan. Pengorbanan adalah harga yang pasti harus dibayar, oleh karena itu kesadaran tentang kemutlakan pengorbanan itu disanggupi oleh mahasiswa dengan frasa "darah juang."

 

Kata "darah" menunjukkan totalitas mahasiswa untuk menghadapi apa pun akibat dari perjuangannya untuk membebaskan rakyat. Mahasiswa juga menunjukkan bahwa mereka sadar yang dihadapi adalah kekuasaan yang luar biasa kuatnya, sehingga perlawanan harus dilakukan dengan harga tertinggi, yakni seluruh jiwa dan raga.

 

Perasaan senasib dan rasa hormat yang tinggi kepada rakyat menjadi pendorong tersendiri bagi mahasiswa untuk menggugah semangat kalangan mahasiswa dan elemen rakyat lainnya. Rakyat dipandang sebagai "bunda”dan sumber kekuatan yang harus dimintai restui.

 

 

“Wahai rakyat Indonesia, tangismu adalah jerit kami (mahasiswa). Ketertindasanmu adalah penderitaan kami. Hanya dengan do'a restumu perjuangan anakmu akan meraih kemenangan rakyat yaitu bebas dari penindasan kaum penindas,”.

 

Sementara itu menurut sang pencipta lagu “Darah Juang” nama lengkapnya Johnsony Marhasak Lumbantobing. Lagu tersebut dibuat melalui proses permenungan dan penuh kesadaran saat situasi bangsa tidak sedang kondusif. Bercerita tentang kemarahan rakyar terhadap rejim. Karena hidup kaum marjinal sangat terbatas ditengah kenaikan harga bahan pangan. Padahal  Tuhan telah memberikan kekayaan di bumi nusantara yang sangat subur, namun penduduknya miskin dan terlantar.

 

lagu darah juang

Sang pencipta lagu “Darah Juang” nama lengkapnya Johnsony Marhasak Lumbantobing. Foto youtube

 

"Dulu aku bikin lagunya itu pada saat aku kuliah, tahun 1991 atau 1992, lupa aku. Nah, itu aku ada di kontrakan rumah di Pelem Kecut, di daerah Gejayan, dekat Jembatan Merah itu, dekat situ. Nah, itu aku ciptakan lagu itu pada saat aku jadi aktivis. Aku jadi aktivis ini kan, enggak ada orang yang tahu aku pencipta lagu, kecuali teman-teman dekat di UGM," tutur alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta angkatan 1986 itu,” kata John Tobing.

 

"Aku sudah ke mana-mana. Jadi pernah melihat, Indonesia ini ditipu bangsa kita sendiri. Nah, aku bikin lagu. Aku cipta lagu, aku sambil mikirlah, bagaimana cara bikin lagu yang legendaris, yang bisa dikenal, diketahui orang," kata John Tobing melalui wawancara video.

 

Sejak kecil John Tobing dekat dengan dunia musik. Di bangku kelas V SD John Tobing sudah bisa aransemen lagu-lagu batak dengan gitarnya. Jiwanya sudah mendidih saat SMA pindah ke Yogjakarta. Banyak ketimpangan sosial dan ketidak adilan menjadi pemandangan lumrah di negeri kaya raya. John Tobing melanjutkan kuliah di Yogjakarta dan menjadi aktifis mahasiswa.

 

Lagu tersebut pertama kali dikumandakan lengkap dengan petikan gitar saat kongres pertama Forum Komunikasi Mahasiswa Yogjakarta. Pelan dan pasti, lagu tersebut bergema di seluruh ruangan dan dinyanyikan semua peserta kongres. Usai acara, dengan penuh semangat mereka membawa pulang kenangan dan menjadi lagu kebangsaan para aktifis.

 

John Tobing tak punya kepercayaan diri merangkai kata. John Tobing sangat pandai memetik dawai gitarnya. Soal lirik banyak dikembangkan oleh Dadang seorang mahasiswa MIPA UGM, dan dinyanyikan sesuai komposisi nada.

                                                                          

Namun, pengubahan lirik masih terus berjalan. Salah satunya sumbangan ide dari Budiman Sudjatmiko, membantu menambah sekaligus mengurangi, diksi di lagu John Tobing, serta memberikan judul untuknya.

"’Bunda’ aja, John," usul Budiman.

John Tobing tidak serta merta mengikuti arahan temannya yang kini menjadi orang dekat Joko Widodo Presiden. Ia masih berpikir.

"Kebanyakan kata 'Tuhan', John," tambah kata Budiman

"Iya wes, bunda, bunda, bunda," jawab John Tobing.

Ternyata belakangan baru diketahui, magna kata bunda tersebut ibarat rakyat dan sumber kekuatan yang harus dimintai restu.

Sementara itu bagi John Tobing, pada konsep awal selalu menggunakan kata Tuhan. Alasannya karena kalau mengeluh, mengeluhnya sama Tuhan.

 

Ketika aku tanyakan tujuan dari dibuatnya "Darah Juang", John Tobing tak menyebut untuk menurunkan Soeharto. Meski tersirat jelas, syair lagu tersebut memang ditujukan kepada rezim pemerintahan saat itu.

“Aku bikin lagu itu hanya ingin menyampaikan 'Hai semua kawan-kawanku di Indonesia, tahu enggak kalian bahwa kita ini kaya raya? Tetapi kita dibodohi sama pemerintah, sehingga kita jadi enggak ngerti bahwa kita ini kaya." Kata John Tobing.

 

Ternyata lagu ini menjadi sangat familier di kalangan mahasiswa dan terus dinyanyikan saat demo menjatuhkan Soeharto. “Ya kalau dia dijatuhkan dengan laguku itu ya, bagus." Tambah John Tobing

 

Lagu darah juang bukan lagu pertama karya John Tobing. Menurutnya sejak SD hingga kini sudah menciptakan 900 lagu. Lagu lagunya bertemakan kemanusiaan, sosial, cinta tanah air dan lagu religi. “Saya usia SD sudah membuat karya lagu dengan judul “Oh Manusia.” Cerita John Tobing.

Dari semua lagu yang diciptakan itu beberapa diantaranya sudah didaftarkan ke HAKI. Termasuk lagu darah Juang yang menjadi lagu wajib kaum kusam. (pul)

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim

Pulung Ciptoaji

Jan 09, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022