images/images-1740840326.jpg
Indonesiana

Instruksi Boikot Retreat Megawati

Malika D. Ana

Mar 01, 2025

48 views

24 Comments

Save

Instruksi Boikot Retreat Megawati
 
Setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto resmi ditetapkan sebagai terdakwa oleh KPK pada 20 Februari 2025, nampaknya ada spekulasi bahwa situasi ini memicu ketegangan baru antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, bahkan dianggap sebagai upaya "mengadu domba" keduanya.
 
Konflik ini berawal dari penahanan Hasto dalam kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku. Tak lama setelah itu, Megawati mengeluarkan surat instruksi (No. 7294/IN/DPP/II/2025) pada 20 Februari 2025, memerintahkan 126 kepala daerah kader PDIP untuk menunda keikutsertaan dalam retreat bersama Prabowo di Akademi Militer Magelang. Surat itu menyebut penahanan Hasto sebagai "kriminalisasi hukum," yang oleh banyak pihak diartikan sebagai sinyal kuat bahwa Megawati menentang pemerintahan Prabowo, atau setidaknya tidak mau tunduk begitu saja alias makar.
 
Disisi lain, ada narasi bahwa Prabowo sedang berusaha merangkul semua kekuatan politik, termasuk PDIP, untuk memperkuat koalisinya. Rencana pertemuan Prabowo-Megawati yang sempat digaungkan sejak Januari 2025—dengan gestur seperti pemberian bunga anggrek saat ulang tahun Megawati—kini sepertinya terhambat. Mengapa? Karena penahanan Hasto oleh KPK, yang diduga masih dipengaruhi Jokowi, sengaja dilakukan untuk menggagalkan rekonsiliasi ini. Ada opini bahwa Jokowi ingin menjaga PDIP tetap diluar koalisi Prabowo agar pengaruhnya tidak melemah, dan kasus Hasto dijadikan alat untuk memperkeruh hubungan Prabowo-Megawati.
 
Namun, seperti biasa masih spekulasi. Prabowo belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus Hasto atau instruksi Megawati. Dalam pidato terbarunya di HUT Gerindra (15 Februari 2025), ia fokus pada visi pemerintahannya dan sindiran "ndasmu" ke kritik, tanpa menyebut PDIP secara langsung. Sementara itu, pengamat politik seperti Ahmad Khoirul Umam (dikutip Tribun Jakarta, 21 Februari 2025) menduga Prabowo sudah tahu sikap keras Megawati sejak pelantikan kepala daerah, dan penahanan Hasto hanya mempertegas friksi ini.
 
Indikasi "adu domba" antara Prabowo dan Megawati memang terlihat dari dinamika ini—penahanan Hasto, boikot retreat, dan berbagai narasi di medsos. Tapi apakah ini strategi Jokowi, mengingat geng Solo mainnya halus atau sekadar konsekuensi politik, belum ada bukti yang pasti. Yang jelas, hubungan Prabowo-Megawati sedang diuji, dan situasi ini bisa jadi titik balik, entah ke arah konfrontasi atau kompromi. Perkembangan selanjutnya, terutama respons resmi Prabowo, akan lebih menjelaskan arahnya.(Mda)
 
Kopi_kir sendirilah!

Artikel lainnya

Hilirisasi Nikel Kebijakan Ekonomi yang Beresiko Gagal Beri Nilai Tambah?

Mahardika Adidaya

Jan 13, 2025

Menghubungkan Mimpi Besar Anak Indonesia dengan Internet Tanpa Batas

Mahardika Adidaya

Dec 27, 2024

Tak Perlu Naikkan PPN, Pemerintahan Prabowo Perlu Menambah Penerimaan Negara dari Batu Bara dan Nikel

Author Abad

Jan 03, 2025

Persiapan Maksimal Sambut Natal dan Tahun Baru (Nataru)

Mahardika Adidaya

Dec 11, 2024

Begini Asal Mula Peristiwa Sinterklas Hitam

Pulung Ciptoaji

Jun 17, 2023

Harapan untuk Mewujudkan Transisi Hijau di Bawah Kepemimpinan Baru

Mahardika Adidaya

Dec 09, 2024