images/images-1671417574.png
Sejarah
Tokoh

Ki Joko Bodo dan Sostrokartono, Dua Orang Pintar Langganan Pejabat

Author Abad

Nov 24, 2022

1006 views

24 Comments

Save

Ki Joko Bodo dan Sostrokartono, Dua Orang Pintar Langganan Pejabat

 

Ki Joko Bodo meninggal dunia pada Selasa (22/11/2022) lalu pukul 09.75 WIB. Dari informasi anak perempuannya, Ayda Prasasti, tokoh yang selalu perhatian mendalami ilmu-ilmu paranormal ini diketahui telah hijrah dan memperdalam ilmu agama. "Tiba-tiba pada awal 2021, Ki Joko Bodo muncul ke publik dengan penampilan baru. Rambut gondrongnya sudah dipangkas dan ia juga tak lagi memakai pakaian serba hitam. Penampilan lebih bersahaja. Rambutnya sudah pendek cepat dan memakai kain sarung serta peci," kenang Ayda Prasasti.

 

Nama aslinya Agus Yulianto ini telah meninggalkan rutinitas sebagai paranormal dan memutuskan untuk hijrah mendekatkan diri pada Allah.  Bahkan ketika dengar adzan aja langsung wudhu dan segera sholat. Padahal dulu saat menjadi paranormal, Ki Joko Bodo dikenal memiliki ilmu andalan yaitu Ilmu Gendam Putih. Ilmu ini diklaim dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan bisa berkomunikasi dengan makhluk halus.

 

Ki Joko Bodo juga pernah viral karena mengerahkan ribuan jin untuk menolong pasien mempercepat proses meraih keberuntungan, meraih pangkat dan jabatan, jodoh dengan suami kaya, atau istri cantik. Peristiwa lain yang penuh kontroversi terjadi pada tahun 2001, saat Joko Bodo membantu polisi mengungkap kasus rencana peledakan bom di TMII.

 

Ceritanya Ki Joko Bodo mengenal wanita bernama Elize Maria Tuwahatu yang akhirnya tertangkap membawa tiga buah bom di TMII pada awal bulan puasa. "Saya tidak tahu apakah rangkaian teror bom dilakukan mereka (kelompok Tommy) atau bukan. Sebab setelah itu saya pergi ke Belanda. Pulang dari Belanda saya kembali bertemu dengan Elize yang mengaku memberi order dari Tommy, namun tetap saya tolak," jelas Ki Joko Bodo dalam sebuah wawancara dengan Radio FM El Shinta, Selasa (23/1) pagi.

 

Sejak kasus wanita pembawa bom dari Tommy itu diungkapkan ke polisi, saat itu pula hidup Ki Joko Bodo harus berpindah-pindah tempat. Perpindahan dilakukan dalam hitungan jam dari satu tempat ke tempat lain. Ki Joko Bodo juga harus dikawal 12 anggota polisi, sebagian dari Brimob dan petugas polisi khusus lainnya.

 

Dalam misi lain, Ki Joko Bodo merasa tertantang membantu menangkap sang buronan Tomy Suharto dengan mengerahkan pasukan jin. " Sampai saat ini, buronan kasus tukar guling Tommy Soeharto masih berada di Jakarta dan berkeliaran dari satu tempat ke tempat lainnya," kata Joko Bodo waktu itu. Namun ketika diminta menunjukkan di mana persisnya tempat persembunyian Tommy Soeharto, Ki Joko Bodo hanya menjawab bahwa itu menjadi tugas polisi untuk mencarinya.

 

 

Ndoro Sostro Dan Ilmu Banyu Putih

Orang pintar lain dalam dunia paranormal bernama Ndoro Sostro atau Eyang RMP Sostrokartono,  lebih dikenal kakak kandung RA Kartini. Dua sosok ini mengharumkan nama generasi ke 3 Pangeran Ario Tjondronegoro ke IV. Jika sang kakek dikenal sebagai bupati di Jawa Tengah sebagai pendobrak adat, maka Ndroro Sostro dikenal pecinta pendidikan keilmuwan dan berakhir menjadi "orang pintar".

 

Kartono muda dijenal sosok yang genius. Semula berniat melanjutkan di sekolah tehnik tinggi di Delft, namun berikutnya minatnya berubah di bidang bahasa. Ia akhirnya belajar di Fakultas Sastra di Universitas Leiden dan berhasil menguasahi 26 bahasa dunia. Yaitu 17 bahasa Timur dan 9 bahasa Barat. Berkat kemampuannya ini dirinya masuk sebagai Talenwonder atau orang dengan bakat luar biasa. Pada tahun 1908 dia menyelesaikan pendidikan dan mulai bekerja sebagai korespondensi perang di New York Herald Tribune. Kejutan muncul saat PD I saat Prancis dan Jerman menggelar perundingan rahasia di tengah hutan dengan sangat rahasia. Namun toh tetap menyebar berkat ada wartawan Ndoro Sostro dengan kode bintang 3, RMP. Pers dunia gempar dan dia dijuluki wartawan agung.

 

Bakat lain yang penuh keajaiban pada diri Ndoro Sostro tatkala di Geneva Swiss. Saat itu pekerjaanya sebagai penerjemah harus tinggal di markas besar Lembaga Bangsa Bangsa yang berkedudukan di kota itu. pada suatu hari dia berhasil menyembuhkan anak seorang sahabatnya yang menurut perhitungan medis tak ada lagi harapan untuk hidup. Seketika kejadian diluar dugaan ini menarik perhatian banyak orang, salah satunya seorang dokter asal Prancis dan mengajaknya ke Sorbonne Paris.

 

Di tempat ini, Ndoro Sostro menjadi mahasiswa pendengar untuk mata kuliah Psychotehnik dan Psychometri yang kelak ilmu ini bermanfaat untuk membantu banyak menyembuhkan orang. Sebenarnya kelebihan bisa menyembuhkan orang suatu hal lumrah bagi keluarga Ndoro Sostro. Sebab sang kakek juga bisa menyembuhkan orang sakit dengan kemampuan doa dan berhubungan dengan roh goib.

 

Kartono kecil saat tinggal di Mayong penah meramalkan tidak lama berada ditempat itu. serta Kartini sang adik di salah satu suratnya menyatakan hidupnya tidak lama dan tidak lebih umur 25 tahun. Semua itu terbukti benar terjadi. Maka semua pengalaman tersebut membuka hati nuraninya untuk berbuat kebaikan kepada sesamanya. Niat tersebut  dibuktikan dengan memilih kembali ke negaranya Indonesia setelah lama merantau di Eropa. Ndoro Sostro memilih menetap di sebuah rumah bernama Darusallam Jalan Pungkur nomor 17 Bandung.

 

Di temat ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Mereka datang untuk meminta bantuan berkah, kesembuhan. Para tamu dari semua golongan, baik kaya, miskin pejabat dan orang yang tidak punya apapun. Cara pengobatannya memang unik, orang yang datang biasanya membawa sebotol air putih. Kemudian Ndoro Sostro memberi doa dengan perantara air. Terbukti banyak orang tertolong dengan doa ini.  Jika lain waktu, Ndoro Sostro juga melakukan perjalanan mengunjungi Medan, Binjai kedah Selangor Johor untuk mengobati pasien.

 

Sepanjang tahun Ndoro Sostro melakukan Laku topo brata atau tirakat. Terlebih saat hendak membantu orang dalam kesulitan besar, maka dia hanya makan cabai dan tidak pernah tidur berbaring. Cukup duduk di kursi dalam waktu yang sangat terbatas." Sejak hari Proklamasi 1945, kebiasaan topo berdiri telah berganti topo duduk," kata sebuah sumber.

 

Karena usia dan kesehatan mulai menurun, Ndoro Sostro yang dikenal dengan sebutan dokter ajaib ini mulai menerima tamu pukul 20.00 Wib malam hingga subuh. Setiap tamu datang pasti melihat Ndoro Sostro sedang duduk bersemadi hingga akhir hayatnya 8 Februari 1952 di usia 75 tahun. (pul)

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Menjelajah Tempat Industri Gerabah Era Majapahit

Pulung Ciptoaji

Dec 21, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023