images/images-1672391039.png
Sejarah
Riset

Ini Alasan Belanda Mengakui Hari Kemerdekaan 27 Desember

Pulung Ciptoaji

Dec 30, 2022

337 views

24 Comments

Save

Upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag pada tanaggal 27 Desember 1949. RIS diwakili Perdana Menteri Mohammad Hatta sedangkan pemerintah Belanda oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Willem Dress dan Menteri Seberang Lautan AMJA Sassen. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

 

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

abad.id-Meskipun Indonesia sudah diproklamirkan 17 Agustus 1945 oleh Sukarno Hatta, pemerintah Belanda tak serta merta mengakui kemerdekaan Indonesia. Ternyata Butuh waktu lama bagi Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945. Ada saja alasan tidak mengakui kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 tersebut. Sebab jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, maka Belanda sama saja mengakui bahwa tindakan agresi militer yang dilakukan sejak 1945-1949 adalah ilegal. Bahkan aksi ekspansi wilayah jajahan ini dianggap sebuah kejahatan perang. Maka tidak ada pilihan lain bagi  Belanda untuk tetap pada pendiriannya menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada 27 Desember 1949.

 

Lalu apa yang terjadi pada bulan Desember 1949 ini. Peristiwa penting 73 tahun yang lalu yaitu Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat (RIS), Mohammad Hatta menghadiri penyerahan kedaulatan yang dilakukan di Paleis op de Dam atau Istana Dam, Belanda. Puncak diplomasi dengan hasil pengakuan kedaulatan ini merupakan sebuah kemenangan besar bagi bangsa Indonesia. Sebab telah mengalami perjuangan perang kemerdekaan yang berlangsung selama 1945-1949.

 

Pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS yang dipimpin M Hatta berangkat ke negeri Belanda untuk menandatangani naskah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda. Sesuai kesepakatan, penandatangannan naskah pengakuan kedaulatan juga dilaukan pada waktu yang bersamaan di Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

 

Ruang istana kerajaan Belanda begitu dingin. Sebab antara bulan itu eropa sedang musim salju. Sementara dalam istana dengan gaya arsitek khas eropa telah hadir wakil Belanda Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr Willem Drees, Menteri Seberang Lautan AMJA Sassen. Sementara ketua rombongan delegasi Indonesia  M Hatta sangat bersemangat ingin segera mengakhiri pertikaian dengan Belanda dan memulai kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka.

 

Usai membubuhkan tanda tangan penyerahan kedaulatan, Ratu Juliana mengucapkan kata-kata yang penting dan mengharukan. “Adalah suatu kehormatan untuk bisa melakukan penyerahan kedaulatan ini, di hadapaan sejarah atau mungkin lebih tepat di hadapan Tuhan yang mengetahui mengapa persatuan dan kebebasan tercapai saat ini, tidak lebih cepat, juga tidak lebih lambat, tetapi menimbang bakti kita dan rencanaNya untuk umat manusia,”

 

Sementara itu dalam sambutannya M Hatta mewakili pemerintah RIS menyampaikan sambutan singkat, bahwa baginya adalah sebuah kehormatan dan kebahagiaan yang besar untuk dapat menerima kedaulatan negaranya.

 

Suasana hening sejenak. Kemudian beberapa saat kemudian suara teplok tangan bergema di Istana Istana Dam, Belanda. Tidak banyak yang hadir dalam penyerahan kedauatan ini, paling banyak tetap media massa yang sudah menunggu momen tersebut. Juga tidak ada pekik suara “Merdeka” setelah kedua perwakilan antar negara saling berjabat tangan. Dua negara telah mengakhiri konflik berkepanjangan dengan dewasa. Selanjutnya dua bangsa menatap masa depan negaranya masing-masing untuk kemajuan dan kemanusiaan.

 

Langsung setelah upacara serah terima selesai, Ratu segera mengirim telegram ucapan selamat kepada Presiden Sukarno dengan kata-kata penuh harapan. “ Semoga Uni yang sekarang mengikat negara-negara kita ini, menjadi berkat bagi Belanda dan Indonesia”.

 

Sementara itu di istana Gubernur Jendral di Koningsplein Batavia, dua wakil pemerintah Indonesia dan Belanda juga melakukan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Upacara dilakukan bersama-sama dengan negeri belanda dengan perantara radio. Di Istana Batavia ini para hadirin mendengarkan pidato Ratu Juliana saat penyerahan kedaulatan. Selanjutnya penyerahan wewenang pemerintahan dilakukan gubernur jendral terakhir AHJ Lovink mewakili pemerintah Belanda kepada Sultan Hamengku Buwono IX mewakili pemerintah Indonesia.

 

Upacara penandatanganan penyerahan kekuasaan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 1949. Sri Sultan Hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan Wakil Tinggi Mahkota AHJ Lovink mewakili negara Belanda. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

 

Hari itu suhu Jakarta juga sedang dingin, sebab beberapa hari terakhir diguyur hujan. Usai penyerahan kekuasaan, para delegasi keluar ruangan menuju halaman depan guna menyaksikan penurunan bendera merah putih biru dengan iringan lagu Wilhelmus. Kemudian secara bergantian dinaikan bendera merah putih dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia raya. Sama, tidak ada pekik suara “Merdeka” saat itu, sebab semua hadirin merasa terharu.

 

Usai pertukaran bendera tersebut, AHJ Lovink meningalkan istana Jakarta. Selanjutnya Istana Jakarta yang menjadi simbul kemerdekaan sepenuhnya dihuni Sukarno Presinden RIS dan berubah nama menjadi Istana Merdeka.

 

Dalam buku biografi Sukarno tulisan Lambert Giebels diungkapkan, ada banyak alasan pengakuan kedaulatan dilakukan tidak kepada Sukarno langsung. Padahal kemerdekaan sepenuhnya sudah lama diinginkan Sukarno. Roeslan Abdulgani orang kepercayaan Sukarno menilai, Sukarno sama sekali tidak mau tahu tentang penyerahan kedaulatan. Menurut Sukarno, sebenarnya Indonesia itu sudah berdaulat  sejak proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Belanda hanya ingin mengambil bagian dalam suatu upacara pengakuan kedaulatan saja. Sebab kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 hanya dianggap hasil kolabolator Sukarno dengan Jepang.

 

Sejak saat itu Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia tanggal 27 Desember 1949. Hari di penghujung tahun itu  merupakan akhir suatu periode dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berakhirnya periode perjuangan bersenjata untuk mempertahankan dengan penuh penderitaan dan pengorbanan, yang telah menelan banyak nyawa dan harta rakyat Indonesia. (pul)

 

 

Artikel lainnya

Seru, 400 Orang Jawa Sedunia Bakal Kumpul di Surabaya

Author Abad

Oct 04, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Politik Hukum, Tumbal dan Sumber Kegaduhan

Malika D. Ana

Jan 07, 2023

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023