images/images-1675238281.jpg
Sejarah
Data

Kekalahan Mongol di Jawa

Malika D. Ana

Feb 01, 2023

1179 views

24 Comments

Save

Kekalahan Mongol di Jawa

 

 

Abad.id - Mongol adalah sebuah imperium besar yang sukses mengembangkan wilayah takhlukan secara luas karena angkatan daratnya sangat kuat, khususnya pasukan berkudanya. Imbasnya, pada abad ke-13 M, seluruh daratan Eurasia tak luput dari kehadiran orang-orang Mongol. Kesuksesan itu masih diwarisi oleh Khubilai Khan hingga dia menaklukkan seluruh Tiongkok.

 

Namun, kelihaian mereka berperang tersendat ketika menghadapi kondisi wilayah Asia Tenggara. “Bala tentara China-Mongol di negeri-negeri itu hanya menemui kegagalan atau keberhasilan sementara,” tulis George Coedes dalam Asia Tenggara Masa Hindu-Buddha.

 

Mongol-Tartar terpaksa kalah telak saat menyerang Kekaisaran Jepang pada Tahun 1274 dan 1281 Masehi.

 

Tidak ingin terjadi kegagalan yang sama seperti pada penyerangan kekaisran Jepang, Kubilai Khan memimpin sendiri 300.000 prajuritnya berlayar ke Jawa untuk menghukum Batara Kertanegara, penguasa Singasari yang pernah memotong kuping Meng Khi, duta Kubilai Khan yang diutus untuk menemui Kertanegara agar tunduk pada Mongol.

 

Sebagai salah satu bangsa yang ditakuti pada masanya, tapi kalah saat menyerang Jepang dan siapa sangka salah satu kegagalan mereka juga terjadi di tanah Jawa yaitu pada saat mereka ingin minta pengakuan atas kekuasaan mereka kepada Kerajaan Singhasari dan Majapahit.

 

Tidak mudah menyerang Jawa. Karena tidak terdapat padang stepa, iklim di Jawa cenderung terik, belum lagi harus menyeberang lautan yang luas.

 

Dalam sumber Tiongkok, yang tercatat di Sejarah Dinasti Yuan, ketika menyerang Jawa, pasukan Mongol dibagi dalam dua kekuatan. Kekuatan pertama dikirim lewat jalur darat. Separuh lainnya lewat jalur laut menggunakan kapal. Mereka pergi ke pedalaman Jawa lewat Sungai Sugalu (Sedayu). Dari sana menuju sungai kecil Pa-tsieh (Kali Mas). Tidak disebutkan berapa banyak kuda yang dibawa, hanya disebutkan bahwa pasukan Mongol terdiri dari dua kelompok: kaveleri dan infanteri. Kelompok kavaleri ini terdiri dari kelompok pemanah berkuda Mongol yang punya reputasi kuat dalam berbagai pertempuran sukses di masa lalu.

 

Tapi Mongol tanpa kuda, menjadi bukan apa-apa alias lemah. Mereka bukan bangsa pelaut pula. Saat menyerang Jawa mereka harus melintasi Laut Cina Selatan. Tercatat dari ribuan kapal yang sampai di Jawa Timur hanya sebagian kecil yang tersisa. Banyak yang tewas. Baik karena serangan bajak laut, maupun penyakit. Lalu dihadapkan pada iklim tropis yang panas, medan perang di Jawa yang saat itu banyak wilayahnya diliputi hutan keteteran juga.

 

Meskipun dalam sebuah catatan dikisahkan bangsa Mongol berhasil membunuh Jayakatwang, tapi dalam catatan Sejarah Dinasti Yuan, sebanyak 3.000 pasukan mereka tewas. Selain dibunuh tentara Jayakatwang, sebagian besar tentara Mongol tewas akibat ditipu oleh Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit yang berbalik menyerang Mongol setelah dibantu membunuh Jayakatwang.

 

Pada tahun 1293 Masehi, maharaja Negara Yuan tewas dengan kepala terlepas dari badannya. Pertempuran itu diibaratkan sebagai perang antara Raja Kangsa dengan si kecil Kresna. Prasasti Kertarajasa menyebut, rambut kaisar penakluk itu menjadi hiasan singgasana Batara Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya).

 

Tubuh dan kepala Kubilai Khan dikembalikan ke istana Dinasti Yuan. Mayat itu sampai di istana Yuan pada bulan Februari 1294 Masehi. Kekalahan Mongol atas Jawa membuat mayat Kubilai Khan tidak diperlakukan sebagaimana penguasa Dinasti Yuan sebelumnya. Tubuhnya dibawa berjalan selama tiga minggu sejauh 1.000 kilometer dan di lereng Burkhan Khaldun, Pegunungan Khenti, mayat itu dimakamkan.

 

Tartar kemudia menjadi takhlukan Majapahit. Menurut kitab Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII dan XIV, berikut adalah daerah-daerah yang diakui sebagai taklukan atau bawahan Majapahit (disebut sebagai mañcanagara). Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut karena masih dianggap sebagai bagian dari "mandala" kerajaan.

Pupuh 6

Bait 4

3. Sakweh śri yawa raja sapada madudwan nagaratunggalan (Seluruh raja Jawa menjadi tamu, mereka berlain-lainan negara tetapi)
4. ekhasthana ri wilwatikta mangisapwi sang narendradipa. 
(bersatu padu ke Wilwatikta mendukung sang raja besar)

Nama-nama di bawah ini adalah berdasarkan sumber naskah, baik dari Majapahit maupun naskah Melayu serta sumber Cina, namun sedikit bukti fisik yang tersisa mengenai pengakuan suatu daerah atas kekuasaan negara itu.

Pupuh 42

Bait 2

4. Ndatan lingen i sunda len madhura pan satanah i yawa bhakti tan salah (Tidak disebut Sunda dan Madhura sebab setanah Jawa dan berbakti, tidak salah)

Termasuk juga Kerajaan Sunda dan Madura, karena Majapahit mengklaim seluruh Tanah Jawa. Kerajaan Sunda menjadi bawahan Majapahit setelah pertempuran Bubat tahun 1357.

 

Luas Wilayah Majapahit Berdasarkan Negarakertagama

 

Kidung Harsawijaya VI.177 b menyebut:

 Sakwe ing satru wus enti dinon

denira Sri Bhupati katekeng Nusantara akweh log lyan tungkul

subhaktya karuhun tang Bali Tatar Tumasik Sampi Koci lan

Gurun Wandan Tanjungpura tan open tang Dampo Palembang

Makasar prapta sama mawwat sesi ni pura.”

(mda)

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Menjelajah Tempat Industri Gerabah Era Majapahit

Pulung Ciptoaji

Dec 21, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023