Iring-iringan pemakaman Marilyn Monroe pada 4 Agustus 1962 dibatasi 30 orang. Foto Ist
Penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-Pada koran di seluruh dunia edisi 5 Agustus 1962 lalu, semua memberitakan tentang kematian sosok sensasional dan kontroversial Marilyn Monroe. Dalam laporannya, MM tewas karena bunuh diri dengan cara menelan pil tidur berlebihan. Kejadiannya 4 Agustus 1962, tubuh MM ditemukan terkujur tak bernyawa di tempat tidur mewah nya dirumah nya yang bergaya Mexico. Gagang telepon tergeletak seolah-olah terlepas dari tangannya pada saat dia menghembuskan nafas terakhir. Siapa yang diteleponnya. Setelah 60 tahun berlalu, ketenaran MM belum juga pudar. MM masih tak tertandingi seperti api yang menyala. Tidak hanya simbol sex saja yang dijadikan sesuatu yang menarik dari perhatian orang.
Spekulasi Dibunuh CIA
Benarkan MM meningggal dunia karena bunuh diri atau sengaja dihilangkan ?. kalau dia tewas karena obat tidur, ternyata banyak yang meragukan spekulasi ini. Hasil otopsi di jenasahnya tidak ditemukan tanda tanda obat tidur. Bahkan ada yang menyebut MM masih hidup saat ditemukan orang. Kematian itu terjadi justru saat dokter memberikan suntikan. Suntikan tersebut pada pangkal paha sebelaah kiri dan dianggap aneh, sebab MM bekerja menggunakan tangan kanan. Tak mungkin dia menyuntik dirinya sendiri.
Kesaksian wartawan foto Geoges Baris yang membuat pemotretan terakhir MM mengatakan, dia memiliki semangat hidup sangat tinggi. “ Saya memiliki banyak kepahitan dalam hidup, tapi saya merasa jauh dari stabil,” cerita Barris.
“Meskipun sering kesepian, saya sangat bahagia sekarang dan saya punya masa depan. Saya masih punya harapan dan ingin membuat hidup lebih menarik,” ungkap MM pada masa itu. namun sebulan kemudian dia ditemukan tewas.
Si Cantik Marilyn Monroe dibunuh atau bunuh diri. Semua masih misteri. Foto Ist
Orang yang pernah dekat dengan MM mengungapkan berbagai cerita yang mereka ketahui. Beberapa orang mengatakan pernah membaca “Buku Merah” milik MM. Tapi buku itu tidak pernah ditemukan sejak MM meninggal dunia. Buku merah pengakuan MM ini menjadi barang mahal yang diburu oleh siapapun dengan harga 100 ribu US Dollar.
Pengakuan Detektif Milo Sperglio
Mereka yang meragukan kematian MM yang misteri ini berkupul dan membicarakan buku merah. Kalau benar yang disebutkan terdapat nama Kennedy bersaudara dalam buku merah itu, kematian MM merupakan scandal besar dalam abad ini. Mereka yang disebut sebut Jhon dan Robert dalam keluarga Kennedy itu diinisyialkan Jack dan Bob.
Kelompok ini yakin bahwa kematian MM merupakan kasus pembunuhan. CIA dianggap sangat tahu dan punya alasan untuk membunuhnya. Spekulasi ini yang muncul hingga menjadi bahan gosip sepanjang jaman. Apalagi dalam kesempatan yang sama seorag detektif Milo Speriglio meyakinkan kepada media di Los Angeles bahwa MM tidak dibunuh tanpa alasan. “Periksalah apa yang diketahui CIA mengenai hal ini. Mereka mencoba menghilangkan tanda tanda antara hubungan MM dengan keluarga Kennedy. Karena MM sudah tahu banyak, maka harus dilenyapkan, dan karena yang diketahui MM tersebut sudah ditulis dalam buku merah, maka buku tersebut tidak bisa ditemukan,” kata Milo.
Setiap kali perkembangan dan temuan baru terkait MM selalu diungkap Milo ke media. Bahkan dia mengaku punya hubungan dekat dengan koresponden asal Rusia Vladimir Semenof. Dalam analisisnya, kematian MM tidak ada hubungannya dengan CIA melainkan dengan lawan politik Kennedy.
Dengan menyebarluaskan temuan baru itu diharapkan akan ada tambahan informasi penting lainnya. Benar saja, reaksi tambahan datang dari seorang yang mengaku bernama David. Dia menelpon Milo dan melaporkan beberapa tahun lalu mengenal orang yang memiliki buku merah. Orang tersebut bernama Patrick.
Si David juga bercerita tentang Patrick yang punya hubungan dengan sebuah nama bernama Audie Murphy. Katanya buku merah itu sengaja dikubur di Philipina . David menggambarkan buku merah itu ditulis dengan tinta berwarna merah, namun banyak halaman yang rusak karena air. David meyakinkan ada nama Jhon Kennedy ditulis dalam buku itu dengan nama panggilan Jack.
Sementara itu bagi Milo, laporan ini bukan pertama yang dia terima. Semuanya dia tampung dan disaampaikan melalui sebuah siaran radio. Setidaknya Milo sudah mendengar 39 kali laporan tentang Buku Merah itu, termasuk menunjukkan tempat-tempat penyimpanannya yang berbeda-beda.
Cerita Slatzer Tentang MM
Lain lagi cerita yang disampaikan Slatzer yang disampaikan dengan sudut pandang logika. Slatzer punya banyak petunjuk sebab dirinya mengaku pernah menikahi MM. Namun tidak ada dalam catatan pernikahan bahwa keduanya pernah menikah. “Akta nikah itu telah dibakar oleh kantor catatan karena umurnya hanya lima hari saja, sebab ada perintah dari Darry Zanuck dari 20th Century Fox, ” kata Slatzer.
Dua legenda dunia Soekarno dan Marilyn Monroe. Foto ist
Slatzer mengaku sangat dekat dengan MM. Suatu hari di musim panas tahun 1962, mereka berjalan jalan di pantai Malibu. Di sana Slatzer mengaku membaca Buku Merah tersebut. “ Dari buku Merah itu menyebut nama-nama John F Kennedy dan Robert Kennedy berkali kali. Namun yang ditulis menggunakan istilah Bob Kennedy. Bob melalukan ini, Bob mengatakan itu,” cerita Slatzer.
Nama Bobby seorang gangster peliharaan CIA juga disebutkan Slatzer. Mungkin karena banyak tahu mengenahi rahasia pemerintah yang didengar dari Bob inilah maka MM harus dilenyapkan demi keselamatan negara.
Dalam kesempatan terakhir, Slatzer menulis buku La Vie la mort de Merlyn Monroe. Dalam buku itu disimpulkan bahwa kematian MM merupakan pembunuhan. Seketika buku tersebut laku keras dan Slatzer menerima banyak keuntungan dari kematian tragis MM.
Misteri buku merah ini mirip cerita khayalan dan mimpi Hollywood. Dimana kebenaran adalah sesuatu yang langka. Satu satunya yang pasti bahwa 60 tahun lalu di bulan Agustus, MM tewas di rumahnya dengan kondisi mengenaskan. Dalam resume polisi, ditemukan banyak obat obatan serta suntikan di tubuh MM. Sangat misteri. Bahkan pemakamannya sangat tertutup, hanya dihadiri 30 oranag saja. (pul)
Penulis : Pulung Ciptoaji
Abad.id- Cinta memiliki kesan yang indah, sedih hingga berakhir romantis atau suatu kejahatan sekalipun. Kisah cinta para ksatria eropa ini bisa menjadi perjalajaran penting bagi umat manusia. Mereka berakhir dengan tragis, atau bahagia sesudahnya. Jika dongeng kisah cinta seorang pangeran dengan Cinderela hanya bisa didengar oleh anak-anak sebelum tidur, maka kisang cinta para ksatria eropa ini sebuah nyata adanya.
Misalnya kisah Napoleon dan Josephine menikah pada 9 Maret 1796. Atau Pangeran Edward dan Lillie Langtry. Meski hubungan mereka tidak berakhir dengan indah, namun kisah percintaan mereka menjadi legenda abadi.
Kisah cinta Napoleon dan Josephine
Penulis buku The Many Live and Secret Sorrows of Josephine, Sandra Gulland menghabiskan satu dekade meneliti dan percaya bahwa Napoleon penuh dengan mitos. Namun, dia yakin ada sesuatu yang sangat penting tentang Josephine yang begitu dicintai Napoleon. Menurut Gulland, Josephine pasti punya sesuatu yang istimewa hingga membuat Napoleon tergila-gila padanya.
"Mengapa Josephine? Dia adalah wanita yang sederhana dengan hati besar. Meskipun cerdas, dia bukan seorang intelek yang hebat. Dia ibu luar biasa, teman yang baik, majikan yang peduli, istri penyayang dan tahu menjadi nyonya rumah yang baik, dan tahu bagaimana menjadi ratu," tulis Gulland.
Bagi orang Perancis, selalu menganggap kisah cinta yang abadi itu disematkan nama Napoleon dan Josephine. Padahal keduanya bukan orang Perancis tulen. Misalnya Napoleon dilahirkan di Pulau Corsica dan orang tua berasal dari Italia. Sedangkan Marie Josephe Rose Tascher de La Pagerie seorang Cleole atau sebutan lain dari orang Hindia Barat yang berdarah Spanyol. Keduanya berkenalan saat terjadi Revolusi Prenacis (1789) dan menikah pada tahun 1796. Saat itu Josephine sudah berumur 30 tahun dan sudah kenyang akan asam garam hidup. Sebelumnya di usia 15 tahun, Josephine dijodohkan dengan Le Comte de Beauharnais seorang bangsawan Perancis dan kemudian bercerai. Setelah itu Josephine memilih pulang ke Hindia Barat.
Namun situasi peperangan membuan Josephine harus kembali ke Perancis dan rujuk kembali dengan bekas suaminya itu. Kejadian itu tidak berlangsung lama. Sejak revolusi Perancis terjadi keduanya harus masuk penjara. Sebab Le Comte de Beauharnais seorang loyalis pro raja. Maka Robespierre ketua Tribun Revolusioner menganggap siapapun yang pro raja bisa dipenjara tanpa diadili. Bahkan nasib Le Comte de Beauharnais tewas ditangan pisau penggal karena dianggap orang berbahaya.
Selama di penjara itu, janda Josephine berkenalan madame Tailen seorang warga Spanyol istri dari jean lambert Tailen, tokoh revolusi Perancis yang akhirnya memberontak ke Robespierre. Kedua wanita ini muncul menjadi penyemangat bagi kaum revolusioner. Bagi Josephine, ini merupakan kesempatan untuk merubah nasib dan penderitaannya. Apalagi dirinya sangat dekat sebagai istri simpanan Barras seorang pengusa Perancis pada masa itu.
Pertemuan antara Marie Josephe Rose Tascher de La Pagerie seorang Ratu Prancis yang berusia 30 tahun dengan Napoleon yang berumur 26 tahun pada tahun 1975 di sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Paul Barras.
Keduanya bertemu dan saling jatuh hati, sementara posisi Josephine tidak sedang baik dengan Paul Barras yang ingin mengakhiri hubungannya. Sehingga mendorong Napoleon sang perwira muda angkatan perang ingin menjalin kasih dengan Josephine. Cinta Napoleon tidak bertepuk sebelah tangan. Dia berani melamar Josephine pada Januari 1796 dengan cara mengiriminya banyak surat cinta sangat romantis, dan 'bergairah'. Keduanya menikah meskipun tindakan Josephine ini dianggap menurunkan derajat kebangsawannya.
Saat itu Napoleon menjadi Komandan Ekspedisi Militer ke Italia tahun 1796-1797. Sebagai istri yang ditinggal suaminya di garis depan pertempuran, ternyata Josephine memilih tidak setia. Banyak surat surat cinta dari sang suami yang sedang berperang di Italia hingga Mesir, tidak banyak dibalas. Besar kemungkinan, Josephine telah lupa dengan Napolion, atau sedang kasmaran dengan pria lainnya. Akhirnya tindakan Josephine ini terdengar juga di telinga Napoleon melalui pos penjagaan. Napoleon muntab, dan segera mengirim surat akan menceraikan istrinya itu.
Napoleon bermaksud membalas dengan melakukan hal yang sama. Dia selingkuh dengan istri seorang petugas saat di Mesir, bernama Pauline atau dikenal sebagai 'Cleopatra' Napoleon. Meski demikian, Napoleon tetap mencintai istrinya, bahkan ketika Josephine makin malas membalas surat-suratnya.
"Aku menulis (surat) kepadamu kekasihku sangat sering dan kamu menulis sangat sedikit. Kamu jahat dan nakal. Tidak setia dan menipu suami yang menyedihkan, seorang kekasih yang sabar," tulisnya dalam salah satu surat.
Pada 1798, Napoleon memimpin 35 ribu pasukan untuk melawan Mesir dan pada Oktober setahun kemudian, dia ditugasi memimpin pemerintahan dengan kekuatan terbatas. Selama masa itu, Napoleon berhasil mengambil kendali atas Prancis dan Italia setelah mengalahkan Austria. Dia mereformasi sistem pendidikan dan hukum Prancis, membentuk regulasi baru yang dikenal dengan Code of Napoleon.
Kehidupan keduanya akhirnya dipertemukan di puncak kejayaan. Namun satu persatu kepribadian dan dosa Josephine akhirnya diketahui oleh sang suami. Apalagi ketidak kemampuan Josephine melahirkan anak sebagai penerus tahta, membuat Napoleonmakin gusar.
Josephine pernah keguguran sekali dan banyak yang berpikir bahwa dia tidak bisa punya anak lagi. Hanya lima tahun setelah mereka menikah Napoleon dan Josephine resmi bercerai pada 10 Januari 1810. Keduanya disebut masih saling mencintai, tapi kebutuhan akan ahli waris lebih penting dari perasaan tersebut. Mereka tetap berhubungan baik dan Napoleon masih mengizinkannya menyandang gelar Ratu. Napoleon akhirnya menikahi cucu Franz I dari Austria, Marie Louise. Dari pernikahan itu, lahir seorang putra yang diberi nama Napoleon II.
Sesudah perpisahan itu, kekuasaan Napoleon makin memudar. Sementara Josephine pindah ke kediaman pribadinya di Malmaison, dekat Paris. Di sana dia tetap hidup mewah dan masih menerima banyak tamu pribadi. Hidupnya juga masih dibiayai oleh Napoleon. Tapi di usia 51 tahun, Josephine tutup usia karena pneumonia pada 29 Mei 1814. Sementara Napoleon meninggal dunia 7 tahun kemudian sebagai tahanan Inggris di Pulau Saint Helena di Samudera Atlantik.
Memang, data tarik Sexual Josephine penuh misteri. Meskipun dia seorang janda yang sudah banyak asam garam pernikahan dan cinta, ternyata masih mempesona. Suatu saat kabar sakit keras Josephine sudah terdengar di seluruh eropa. Salah satu orang paling gelisah atas sakitnya adalah kaisar Rusia yang masih muda, terihat mondar mandir di kebun Malmaison.
Pangeran Edward Dan Lillie Langtry
Dari sekian banyak petualangan cinta Pangeran Edward dari Wales, ternyata memiliki hubungan istimewa dengan Lillie Langtry. Kisah cinta mereka sering dijadikan sumber ide buku, film hingga seri televisi. Pribadi sang Pangeran sebenarnya tidak terlalu menarik. Nama panggilannya saja Tum Tum karena perutnya gendut dan bergoyang saat berjalan. Namun tidak ada satupun yang berani menyapa nama panggilan itu didepannya. Sebab dia seorang Pangeran sekaligus putra mahkota.
Dia terlalu lama menjadi pangeran selama 60 tahun dan duduk menjadi raja di Wales hanya 9 tahun. Semua hanya gara-gara sang ibu ratu Victoria dikaruniai umur panjang, sehingga membuat Pangeran Edward selalu gusar. Sang pangeran lari dari perilaku normal sebagai bangsawan dan memilih suka berpesta, main judi dan main perempuan. Istrinya Putri Alexandra bisa memahami tingkah laku Pangeran Edward ini. Bahkan sebelum Putri Alexanrdra meninggal dunia, mengijinkan Nyonya Keppel kekasih muda Pangeran Edward menunggu di samping tempat tidurnya.
Ilustrasi dok. Foto Ist
Perkenalan Pangeran Edward soal sex pertama kali saat di sekolah militer dan ditugaskan di Irlandia. Oleh perwira seangkatan, dirinya diajari berbuat nakal, dengan dikenalkan banyak wanita sebelum berperang. Salah satunya seorang artis bernama Nellie Clifton yang bersedia diselundupkan ke barak demi birahi sang pangeran. Peristiwa ini akhirnya menjadi gempar setelah didengar orang tua Pangeran Edward.
Mereka sangat gusar dengan kenakalan anaknya. Lebih celaka lagi pangeran Albert ayah dari Pangeran Edward meninggal dunia seminggu kemudian setelah mendengar gosip memalukan itu. Akibat kejadian itu, ratu Victoria yang mencintai suaminya benar-benar tidak bisa memaafkan Pangeran Edward. Langsung saja sang pangeran dibebas tugaskan. Peristiwa tersebut justru menjadi momentum Edward untuk lebih merdeka dan berbuat lebih leluasa. Dia makin menjerumuskan diri dalam kesenangan duniawi meskipun usia mulai 50 tahun.
Sementara itu Lillie Langtry sebenarnya hanya satu diantara kekasih Pangeran Edward. Dia hadir di kehidupan pangeran Edward beberapa tahun saja antara 1870 hingga 1880. Namun kehadiran Lillie membuat cerita yang melegenda bagi warga Inggris hingga saat ini.
Lillie lahir di Jersey seorang putri Ketua Dewan Gereja pada tahun 1853. Ketika umur 21 tahun, dia menikah dengan Edward Langtry orang sangat kaya di Irlandia. Kecantikan Lillie yang luar biasa menjadi sangat terkenal ketika diperkenalkan di kalangan atas di Kota London. Ia bahkan sempat dilukis oleh Sir John Everett Milais. Sejak munculnya lukisan itu, dia menjadi populer dengan julukan “Bunga Lili Dari Jersey. Bahkan pujangga Oskar Wilde pernah menciptakan kisah drama Lady Windermeres Fan karena kekagumannya.
Ketika berjumpa dengan Pangeran Edward, usia Lillie sudah 40 tahun di sebuah jamuan makan malam. Karena daya pesona Lillie, sang pangeran langsung menyanjungnya. Beberapa kali mereka terlihat naik kereta kuda dan jalan-jalan pagi. Pangeran Edward yang biasanya sembrono dan ugal ugalan, kali ini harus sangat hati-hati saat dekat dengan Lillie.
Istri pangeran Edwar menerima nasibnya dengan tabah. Malah ia mengundang Lilie sebagai kawan untuk berjumpa dengan Pangeran Edward di rumahnya. Sungguh suatu kegilaan dan melanggar norma sosial pada masa itu. namun tidak demikian dengan suami lillie Edward Langtry. Ia kesal karena hanya dianggap status sebagai suami saja diatas kertas. Sementara jika dia protes dan marah, hubungan keduanya semakin mesra sebagai kekasih Prince of Wales.
Akhirnya hubungan Pangeran Edward dan Lillie mulai dingin dengan alasan tidak jelas. Ada yang mengatakan gara-gara Lillie pernah menyebut nama Tum-Tum “sebutan Pangeran Edward” di muka umum. Padahal pangeran sangat merahasiakan nama tersebut, dan hanya kalangan tertentu saja yang boleh memanggilnya. Ada pula yang mengatakan, perang dingin karena ambisi Lilie untuk menjadi artis, dan profesi itu tidak terhormat bagi kalangan keluarga kerajaan pada masa itu.
Tidak dijelaskan akhir kisah hubungan keduanya. Hanya saja usai lawatan dari Amerika Serikat, kedudukannya sebagai kekasih Price of Wales telah digantikan oleh Deasy Countess of Warwick. Lilile sempat menjadi kekasih beberapa pria kalangan atas Inggris lainnya setelah sang suaminya Edwar Langtry meninggal dunia. (pul)
Empat orang bule terlihat berkerumun bersama “pejuang” Surabaya dan “serdadu” Sekutu di depan hotel Majapahit jalan Toendjoengan yang dulu pernah bernama Oranje Hotel (era Belanda) dan Yamato Hotel (era Jepang). Empat bule itu satu dari Perancis, dua dari Inggris dan satu dari Canada yang berdarah Belanda. Mereka ini terlibat dalam sebuah produksi film “Soera ing Baja” yang sedang diproduksi oleh TVRI Jatim yang bekerjasama dengan Begandring Soerabaia dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair.
Film “Soera ing Baja” adalah film yang bergenre dokumenter drama (dokudrama). Film ini adalah wujud kerja bareng lintas institusi ke dua antara TVRI, Begandring Soerabaia, FIB Unair dan Pemerintah Kota Surabaya. Sebelumnya kolaborasi itu telah menghasilkan sebuah karya yang berjudul “Koesno, Jati Diri Soekarno” dan berhasil masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2022.
Kemarin (Minggu, 30 Oktober 2022) adalah proses pengambilan gambar (syuting) yang berlokasi di Hotel Majapahit dan di kawasan Kalisosok. Setting di Hotel Mohopahit ini terkait dengan peristiwa penyobekan bendera. Saat pengambilan gambar peristiwa perobekan bendera sempat menjadi tontonan masyarakat. Warga berjubel di depan hotel, yang kebetulan pada sore itu, di jalan Tunjungan digelar acara Jalan Jalan Tunjungan.
Sebelumnya di pagi dan siang hari telah dilakukan pengambilan gambar ketika terjadi suasana bersitegang antara pejuang Surabaya dan orang orang Belanda yang menduduki Hotel Oranje. Disana mereka mengibarkan bendera merah-putih-biru di salah satu tiang bendera di atas hotel. Arek arek Surabaya yang mendapati aksi itu secara spontan berdatangan ke hotel dan menyerukan kepada pihak Belanda untuk menurunkan bendera marah-putih-biru itu.
Peristiwa penyobekan, yang terjadi pada 19 September 1945, itu sebelumnya didahului oleh gagalnya perundingan antara Residen Surabaya, Soedirman dan W. V. C. Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda. Dalam perundingan itu, selain ada Residen Sudirman, Plugman, juga ada sosok yang bernama Sidik dan Hariyono yang mendampingi Residen Sudirman.
Dalam perundingan itu Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik. Kemudian Sidik sendiri juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman. Sementara Sudirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Selanjutnya terjadi perobekan bendera setelah hotel dipanjat oleh pejuang pejuang Surabaya.
Dalam adegan ini, Ploegman diperankan oleh Ashley Beaven, seorang pengajar bahasa Inggris dari English First (EF) Surabaya. Ia berkewarganegaraan Inggris dari kota London. Menurutnya ia senang bisa terlibat dalam produksi film dokumenter tentang sejarah kota Surabaya. Apalagi sejarah besar kota Surabaya ini menjadi latar belakang ditetapkannya Hari Pahlawan yang diperingati secara nasional oleh bangsa Indonesia.
“I am happy as a part of the movie”, (Saya senang menjadi bagian dalam film ini) ujar Ashley sebelum pengambilan gambar di Majapahit Hotel.
Sementara itu Andy Hunt, rekan senegara, yang juga mengajar di EF, mengatakan bahwa menjadi bagian dalam film ini merupakan sarana belajar tentang Surabaya yang sebetulnya tidak ia bayangkan sebelumnya. Tapi kehadirannya di Surabaya sebagai pengajar Bahasa Inggris membantu baginya untuk mengenal dan belajar suatu daerah.
“Such a way I can learn something new where I am” (Dengan begini saya bisa belajar sesuatu yang baru dari tempat dimana saya berada), kata Andy.
Ada juga figuran yang menyertai keberadaan warga asing (Belanda) di Oranje Hotel. Yaitu sosok perempuan asal Canada yang berdarah Belanda. Ia adalah Melina van Rijn. Selain Melina juga ada seorang warga negara Perancis, Theo lefevre. Theo adalah mahasiswa dari Le Havre universite, Perancis, yang sedang memperoleh beasiswa di Universitas Airlangga selama satu tahun dengan mengambil Bussines and marketing di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“I observe that all people involved in the movie making can animate the role”, (Saya perhatikan orang orang yang terlibat dalam pembuatan film ini bisa menjiwai peran mereka), terang Theo dalam interaksi pembuatan film ini. Ia menambahkan bahwa dia sendiri di Perancis juga pernah terlibat dalam kegiatan perfilman.
Sementara itu di tempat yang terpisah di Jalan Kalisosok, di luar tembok penjara sisi utara, juga menjadi setting pengambilan gambar. Di tempat ini digunakan sebagai setting yang menggambarkan peristiwa dimana presiden Soekarno, wakil presiden Hatta dan Amir Sjarifuddin dalam satu mobil dihentikan oleh arek arek Surabaya ketika berkeliling kota untuk menentramkan keadaan di Surabaya yang sedang kacau.
Diskusi tentang pendokumentasian Sejarah Surabaya bersama Walikota Eri Cahyadi dan tim Begandring - FIB Unair.
Soekarno diperankan oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi. Hatta diperankan Agus Santoso (Bergandring Soerabaia yang juga sebagai juru pelihara Sumur Jobong Pandean) dan Amir Sjarifuddin diperankan Kuncarsono Prasetyo (Begandring Soerabaia).
“Saya memerankan Amir Sjarifuddin dan dalam adegan itu saya disuruh Soekarno untuk turun dari mobil untuk menemui langsung arek arek Surabaya. Ini karena dalam catatan sejarah Amir Sjarifuddin adalah orang sayap kiri dimana di Surabaya banyak orang orang sayap kiri. Karenanya Amir Sjarifuddin diajak oleh Sukarno ke Surabaya untuk membantu menghadapi arek arek Surabaya”, jelas Kuncarsono terkait dengan cerita adegan penghentian mobil yang tumpangi Soekarno.
Sementara Achmad Zaki Yamani, periset dan sekaligus Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan Begandring yang mengarahkan alur cerita “Soera ing Baja” mengatakan bahwa peristiwa sejarahnya sesungguhnya terjadi di jalan Ngagel.
“Perubahan di kota Surabaya sudah cukup banyak dan banyak kendala untuk menghadirkan situasi yang seperti aslinya. Jika mengambil setting di Ngagel sudah tidak mungkin. Maka kami mengambil setting di lokasi yang mendekati alami sebagaimana mestinya. Yaitu di jalan Kalisosok dengan background tembok penjara yang masih menampilkan suasana tempo dulu”, terang Zaki di markas Begandring Soerabaia, Lodji Besar di Jalan Makam Peneleh usai syuting pada Minggu malam (30 Oktober 2022).
Sesi foto bersama usai pengambilan gambar di jalan Kalisosok. Walikota Surabaya di atas Jeep memerankan sebagai Soekarno
Eri Cahyadi dalam casting dipilih untuk memerankan presiden Soekarno.
“Ini peran saya yang kedua dalam film yang digarap TVRI Jatim dan tim. Saya tidak grogi lagi karena sudah tau bagaimana memerankan sosok Soekarno”, aku Eri Cahyadi.
Surabaya masih menyimpan banyak cerita sejarah. Salah satunya adalah sejarah perjuangan arek arek Surabaya. Film seperti ini akan menjadi sarana untuk memperkenalkan sejarah Surabaya kepada warga Surabaya.
“Film Soera ing Baja ini akan diputar di seluruh museum di kota Surabaya”, pungkas Eri Cahyadi yang masih berbalut pakaian ala Soekarno di depan eks Penjara Kalisosok usai penggambilan gambar. (Nanang)
Kisah Dewata Cengkar dan Aji Saka, Sejarah yang Dikaburkan
Abad.id - Dikisahkan dalam Serat Centhini bahwa semula yang berkuasa di pulau Jawa adalah Ratu yang berkelamin perempuan, yang sering dikenal dengan sebutan Ratu Kidul. Ratu Kidul ini induk budaya Nusantara. Oleh karena itu, kita menyebut leluhur kita itu sebagai nenek moyang, dan induk. Sehingga ada sebutan ibu pertiwi, ibu kota, ibu nagari, ibu jari dan lan sebagainya.
Suatu ketika dalam sejarah, terjadi pergeseran dari kekuasaan perempuan (feminin) ke laki-laki (maskulin). Pergeseran kekuasaan itu menandakan terjadinya pergeseran peradaban dari era berburu dan meramu, bergeser ke era bercocok tanam (pertanian). Di era pertanianlah laki-laki menjadi kepala dan pemimpin, yang sebelumnya laki-laki adalah pekerja. Inilah yang disimbolkan dengan peralihan dari Ratu Kidul ke Dewata Cengkar (Dewa yang Cengkar, yang melindungi dan menyejahterakan kawulanya).
Dewata Cengkar juga merupakan gelar seorang pemimpin atau ratu yang turun-temurun digunakan pasca gelar Ratu Kidul. Sesuai dengan gelar yang dipakai, yaitu 'dewata' yang artinya dewa tertinggi, ia berposisi 'cengkar' yang artinya melindungi seluruh negara beserta kawulanya (warganya). Dalam perkembangannya, kata cengkar kemudian diartikan menjaga dan menyebar kemakmuran bagi seluruh warganya.
Sang Dewata Cengkar juga sangat terbuka kepada para pendatang dan mengayomi semua kawula dan tamunya.
Tanah di Nusantara sejak awal mula keberadaannya adalah milik Sang Pencipta. Sejak manusia Homo Mojokertoensis, 1,81 juta tahun yang lalu, mereka sudah beranak pinak di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa. Sejak 750.000 – 900.000 tahun yang lalu, generasi baru masuk ke Nusantara, khususnya Pulau Jawa, dan beranak pinak di negeri ini pula. Sebagian generasi yang lebih tua bermigrasi ke Sahul (Australia), sebagaian lagi melakukan kawin campur, dan melahirkan generasi baru lagi.
Terlepas dari kesahihan naskah Pustaka Radya Radya i Bhumi Nusantara, didalam naskah Pustaka Radya Radya i Bhumi Nusantara disebutkan bahwa sejak 1600 tahun sebelum Saka (bisa disamakan dengan 1600 SM) berdatangan rombongan orang-orang dari Yawana, Syangka, Campa dan India Selatan (Jambudwipa).
Para pendatang asing itu berdatangan karena berbagai macam sebab diantaranya ingin melepaskan diri dari penderitaan, ada yang ingin mendapat pekerjaan, ada yang menyingkir karena peperangan di negerinya, ada yang ingin mendapatkan suami atau istri di Pulau Jawa, dan ada pula yang ingin panjang umur dan mencari tanah yang subur agar dapat memberikan penghidupan yang lebih baik.
Pada 300 dan 200 tahun sebelum Saka, terjadi lagi gelombang migrasi dari negeri-negeri tersebut ke Pulau Jawa. Mereka adalah orang-orang yang banyak ilmu. Mereka juga kawin dengan penduduk asli. Selanjutnya pada tahun pertama Saka datang serombongan orang dari Singhanagari India, mereka menjual produk dan membeli produk Nusantara dari Pulau Jawa. Mereka memandang bahwa Jawa adalah surga di bumi (makadi Jawadwipa samyasana swargaloka haneng prethiwi-tala).
Bersamaan gelombang migrasi, dating juga seorang pembawa agama dari manca negara yang diterima sebagai penasehat. Ia adalah seorang Aji Saka (penasehat Saka atau Ratu). Dalam bahasa Jawa Kuno, Saka diartikan sebagai asal atau tiang. Sedang Aji dalam bahasa Jawa Kuno artinya ilmu; mantra; pelajaran; undang-undang adat; kitab suci; bisa juga berarti berharga. Jika dibaca 'haji', maka artinya ratu.
Maka di era Dewata Cengkar yang terakhir, sang ratu mengangkat penasehatnya yang berasal dari mancanegara, seorang Aji Saka, yang notabene adalah orang asing dari Jambudwipa, alias India sekarang. Hal ini disebabkan pendatang asing dari manca negara semakin banyak kala itu. Fakta sejarah ini bisa dicek di buku Radya-radya i Bhumi Nusantara yang masih dalam Carakan Jawa Kuno yang disimpan di museum Sundanologi.
Dalam perkembangannya, Aji Saka (pendatang) kemudian berhasil menggulingkan kekuasaan Dewata Cengkar. Kemudian di zaman VOC (Belanda), dirusaklah kisah asli ini dengan mengaburkan sejarah. Bahwa Dewata Cengkar (pribumi) dinarasikan sebagai seorang raja kanibal yang suka memakan daging manusia sehingga ditakuti rakyatnya, dan seterusnya.
Kisah Aji Saka ini pula yang mengawali pemaknaan hurup caraka Jawa Kuno HA NA CA RA KA yang maknanya dibuat baru sesuai citarasa penjajah waktu itu, dengan terjemahan akhirnya (versi Belanda) adalah "ada utusan, sama-sama bertengkar, sama-sama sakti, dan sama-sama menjadi bangkai." (ha-na-ca-ra-ka, da-ta-sa-wa-la, pa-da-ja-ya-nya, ma-ga-ba-tha-nga).
HA NA CA RA KA berisikan "Aksara Urip", maka alat untuk mencapai kemuliaan, keluhuran adalah "hidup itu sendiri", apa dan bagaimana hidup yang "urip" disebut sebagai hanacaraka datasawala padajayanya magabathanga, menjalani kehidupan ini selaras dengan kosmik dimana manusia hanyalah alat dari Yang Maha Kuasa dan menjalankan hidup sebagaimana wayang dengan peran yang dikehendaki dari dalang alam semesta ini. Ini yang disebut sebagai “hidup yang urip", bisa menyatu atau selaras dengan alam semesta
Anehnya para pendidik kita tidak melihat penerjemahan kata data, padha, dan maga yang diartikan "sama-sama".
Padahal jika diartikan sesuai kata aslinya adalah :
1. Ada utusan - (hanacaraka)
2. Tidak sawala (berlawanan, bertentangan) - (datasawala).
3. Di tempat yang luhur (agung, jaya) – (padhajayanya).
4. Menempuh jalan (maga) untuk menolong (bathang) – (magabathanga).
Jadi, arti asalnya merupakan Sangkan Paran Ing Dumadi. Sangkan Paran Ing Dumadi, arti mudahnya adalah konsepsi tentang penciptaan manusia, darimana berasal dan akan menuju kemana (akan kembali/pulang kemana). Ini konsepsi spiritual Jawa.
Kemudian bisa dimaknai dengan benar sesuai kaidah bahasanya; "Utusan mengada untuk mengajarkan hal-hal yang nondualitas (data sawala), tidak mangro tingal agar bisa hidup di tempat yang unggul, luhur, mulia, dengan melewati jalan (maga) mati sajroning urip, urip sajroning pati (mbathang). Maksudnya hidup sakmadya, tidak terlalu ambisius, nggragas dalam mengejar-ngejar dunia, biasa-biasa saja tidak perlu berlebihan. Menerima takdir yang berlaku, susah senang ada masanya, sedih dan gembira punya waktunya sendiri, sama halnya dengan gelap dan terang.
Proses untuk terus menerus mematikan nafsu inilah yang disebut “mati” sakjroning urip dalam falsafah diatas. Kematian keinginan (hawa nafsu) yang berlebihan, sehingga ketika nyawa hendak meninggalkan tubuh sudah ikhlas tidak terhalangi apapun yang membuat berat hati, apalagi terhalangi kencintaan berlebihan pada dunia, sehingga bisa mencapai puncak tertinggi hidup di tempat ungul, luhur, dan mulia (moksa).
Namun Carakan juga bisa dipahami dengan membacanya sebagai sangkalan. Misalnya, sirna ilang kertaning bhumi. Membacanya adalah bhumi kerta ilang sirna (tahun 1400). Jika Carakan dibaca sangkalan, maka artinya:
1. Manusia harus melewati jalan mati dalam hidupnya (maga bathanga).
2. Ia akan sampai pada tempat yang luhur (padha jayanya).
3. Jadilah ia manusia yang berwatak non-dualitas, tidak mangro tingal, tidak mangrwa - tan hana dharma mangrwa (data sawala).
4. Ia hadir sebagai Utusan Tuhan YME di bumi ini (ana caraka), bahasa agamanya adalah khalifatullah fil ardhi
Beda lagi dalam kamus Sansekerta - Indonesia (Drs. Purwadi) mengartikan Aji sebagai raja, ilmu, dan nilai. Dengan demikian sebutan Aji menunjukkan adanya nilai superlatif (diperbandingkan) atau melebihi kelaziman. Contonya, Jayabaya sering disebut sebagai Sri Aji Jayabaya dibandingkan dari raja-raja lain dari Kediri. Artinya, Jayabaya sebagai raja dipandang mempunyai nilai lebih dibandingkan raja-raja (Kediri) lainnya.
Sementara, Saka (dalam Bahasa Sansekerta) diartikan sebagai dari (asal/awal) dan tiang/saka guru. Dengan demikian, Aji Saka adalah sebuah awal yang sangat bernilai. Jika peradaban Jawa dimulai dari legenda Aji Saka, itu berarti peradaban Jawa didasari oleh nilai-nilai yang sangat berharga mengenai tiang, asas, pokok, pondasi dan asalnya. Apa itu pokok, tiang, pondasi dan asal?
Maka, aksara Jawa Caraka dibagi menjadi empat kelompok.
Manusia Jawa diingatkan bahwa memulai peradaban harus diawali dengan kesadaran akan asal sebagai utusan (khalifah) di bumi (Hanacaraka).
Kemudian hendaknya menjaga kerukunan, menghindari pertengkaran seperti legenda yang dikisahkan (Datasawala).
Maka, kejayaaan akan dicapai secara bersama-sama. Kejayaan hanya dapat diraih dengan persatuan, jumbuh lahir batin, jumbuh pemimpin dan yang dipimpin, begitu seterusnya (Padhajayanya).
Prinsip keempat yang harus diingat adalah bahwa kelak, bagaimanapun dan pasti semuanya akan mati, berakhir (magabathanga). Setinggi apapun kejayaan yang diraih, akan ada saat berakhirnya. Demikian empat pilar peradaban yang diajarkan Kamus Sansekerta - Indonesia.
Jadi jika disimpulkan menurut pemahaman Kamus Sansekerta – Indonesia itu Hanacaraka Datasawala Padajanya Magabatanga, adalah "Aji Saka", aji adalah alat/instrumen, saka adalah panduan, adjie saka adalah guidance instrument untuk mengalahkan Dewata Cengkar yang berarti orang-orang yang dimuliakan oleh angkara, bukan oleh dharma.
Demikianlah, tafsir beberapa perspektif sejarah yang mungkin debatable, di forum akademik silakan didiskusikan.(mda)
Penulis : Malika D. Ana
Menelusuri Rumah Indonesische Studieclub Soerabaia
Abad.id. SURABAYA - Bermula dari seminar tentang peran GNI dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa di Surabaya (28 Oktober 2022) diketahui bahwa yang namanya gerakan intelektual Indonesische Studieclub yang dibentuk oleh dr. Soetomo pada 1924 menjadi penyokong Sumpah Pemuda (1928) dan Kemerdekaan Indonesia (1945).
Dr. Samidi M. Baskoro dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair dalam paparannya menyebutkan bahwa Indonesische Studieclub Soerabaia ini bermula di sebuah rumah di jalan Sulung. Sementara Prof. Purnawan Basundoro, sejarawan yang menjabat sebagai Dekan FIB Unair menjelaskan bahwa kehadiran Indonesische Studieclub Soerabaia ini menjadi pengobar semangat para kaum intelektual bumi Putera dalam pergerakannya melanjutkan semangat Boedi Oetomo (BO) yang tercetus pada 20 Mei 1908.
Kiprah Indonesische Studieclub ini semakin membangkitkan semangat pergerakan. Mereka menginvestigasi persoalan persoalan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya yang ada di masyarakat. Mereka mencari solusi dari persoalan yang ada di masyarakat itu. Dari solusi solusi itulah masyarakat menjadi kuat dan mengerti apa yang selanjutnya mereka perbuat demi bangsa dan negara.
Tidak cukup berkiprah di rumah di jalan Sulung, pada peringatan hadirnya Indonesische Studieclub yang ke enam tahun, merekapun menginisiasi pendirian tempat baru yang lebih luas dan lebih representatif. Kelompok belajar ini bersifat rapat rapat. Mereka mengatakan vergadering. Penyebutan “vergadering” yang berarti rapat dan kumpul kumpul ini banyak disebut oleh koran koran yang beredar pada masa itu. Yaitu dari sejak pendirian, 1924 hingga 1928. Disana para pemuda terus bergerak sehingga gerakan mereka ini membuat takut pemerintah Belanda, khususnya di Surabaya.
Menurut Prof. Purnawan Basundoro, pihak Belanda bisa lebih tenang karena dr. Soetomo dalam kiprahnya menjalankan azas kooperatif dalam menakkodai Indonesische Studieclub Soerabaia dengan pemerintah Belanda. Apalagi gerakan yang dilahirkan berjuluk “Studieclub”, yang beranggotakan dan ber kepengurusan lulusan dari universitas di Belanda. Mereka adalah para mahasiswa yang selama di Amsterdam tergabung dalam Perkumpulan Indonesia (Perkumpulan Mahasiswa Indonesia). Umumnya mereka mahasiswa yang mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda.
Dengan label “Studieclub” ini, ada keleluasaan memainkan peran dalam membakar semangat kebangsaan dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakar, bangsa dan negara. Sejak berpindah di Gedong Nasional Indonesia (GNI) di Bubutan, kegiatan kegiatan Indonesische Studieclub semakin menyala.
Jika keberadaan GNI tidak sulit diketahui, yaitu di jalan Bubutan, apalagi gedungnya juga masih ada, lantas dimanakah rumah di jalan Sulung yang disebut sebagai tempat awal kegiatan Indonesische Studieclub Soerabaia itu?
Indonesische Studieclub Soerabaia
Kiranya penting untuk melacak dimanakah letak rumah di jalan Sulung yang disebut sebagai tempat Studieclub yang bermarkas di Surabaya. Dari rumah itu kobar dan menyala api semangat kebangsaan dan perjuangan para muda dan penggerak kebangsaan.
Kawasan Sulung memang sudah tercatat sejak lama sebagai tempat penting di Surabaya. Kawasan ini sudah menjadi salah satu titik pertahanan Trunojoyo dalam menghadapi Speelman dan prajuritnya yang hendak menyerang Surabaya pada 1677.
Kawasan Sulung, berdasarkan peta yang diilustrasikan dalam buku “Soerabaja 1900-1950” terbitan Asia Maior disebut sebagai kawasan penting dimana pemerintahan klasik Surabaya bertempat. Kini kawasan itu dikenal dengan kawasan Tugu Pahlawan.
Disanalah sistim pemerintahan lokal itu berada. Asia Maior menyebut di kawasan itu ada kediaman Bupati Pertama atau Sepuh atau Kasepuhan (Eerst Regent) dan Bupati Kedua atau Enom atau Kanoman (Twee Regent) berada. Karenanya di kawasan ini terdapat nama jalan Aloon Aloon Straat (jalan Alun Alun) yang sudah berganti nama menjadi Jalan Pahlawan.
Belum lagi di kawasan Sulung juga terdapat sebuah sekolah Inlandsche School dimana Raden Soekeni Sosrodihardjo, ayahanda Soekarno, mengajar dalam kurun waktu 1898-1901. Kawasan Sulung adalah kawasan elit, kawasan amtenar.
Ketika Dr. Samidi dalam paparannya menyebut bahwa Indonesische Studieclub Soerabaia berada di sebuah rumah di jalan Sulung, maka pelacakan pun dimulai.
Pelacakan Dari Sumber Koran
Salah satu koran yang menyebut keberadaan Indonesische Studieclub di Sulung, Surabaya
Samidi menyebut sumber koran itu adalah Indische Courant (23/2/1925) dan De Locomotive (25/2/1925). Dari penelusuran melalui laman delpher.nl diketahui bahwa kehadiran Indonesische Studieclub di Surabaya ini menjadi berita yang sexy. Tidak hanya koran Indische Courant dan De Locomotive yang memberitakan Studieclub di Surabaya, tapi masih ada lagi koran koran yang menulis tentang kiprah Indonesische Studieclub di Surabaya yang dipimpin oleh dr. Soetomo. Nama dr. Soetomo pun tidak lepas dari tulisan tulisan itu.
Selain Indische Courant dan The Locomotive, koran koran lainnya adalah De Telegraph, Indian Newspaper, General Trade Magazine for the Dutch, Batavian Newspaper dan The Evening Mail. Koran koran ini tidak hanya terbit di Surabaya dan Hindia Belanda, tapi juga terbit di Belanda dan Eropa. Betapa gerakan yang luar biasa dimainkan oleh Indonesische Studieclub yang ada di Surabaya.
Pemberitaan itu terjadi dalam kurun waktu antara 1924 hingga 1927 atau menjelang Sumpah Pemuda pada 1928. Hadirnya Studieclub di Surabaya ini seperti membakar semangat bumi Putera dan membakar jenggot penguasa kolonial. Kurun waktu itu menunjukkan bahwa Studieclub Soerabaia ini masih bertempat di Sulung. Dari rumah kecil (1924), tidak sebesar GNI (1930) tapi eksistensinya membuat geger Hindia Belanda dan negeri Belanda.
Sampai sampai koran koran itu menulis bahwa gerakan Indonesische Studieclub ini sebagai aksi propaganda. Namun pihak penguasa tidak bisa berbuat banyak karena gerakan yang dipimpin dr. Soerabaia ini berazaskan politik kooperatif. Masih ada kerjasama dengan pihak Belanda.
Berbeda dengan club yang sama di Bandung yang digerakkan oleh Soekarno, yang nyata nyata berkiprah di jalur politik sehingga Soekarno pun dijebloskan di penjara Sukamiskin, Bandung karena aksi aksinya yang dianggap membahayakan.
Pelacakan Rumah Indonesische Studieclub
Setelah berselancar di dunia maya dengan memasuki “redaksi” koran koran yang terbit di masa itu, selanjutnya menapak tilasi kawasan Sulung, terutama di jalan Sulung. Jalan Sulung, secara administratif, masuk dalam wilayah kelurahan Bubutan, kecamatan Bubutan, Surabaya. Jalan Sulung membujur di tepi barat sungai Kalimas mulai dari jembatan Pasar Besar (selatan) hingga jembatan Bibis (utara).
Dari pengamatan lapangan pada Sabtu, 29 Oktober 2022, dengan menyusuri jalan Sulung mulai ujung selatan (Pasar Besar) hingga ujung utara (Jembatan Bibis), hanya terdapat 3 unit rumah lama yang diduga dibangun pada era akhir abad 19 atau awal abad 20.
Rumahnya model arsitektur indis. Bentuknya simetris. Pada kiri dan kanan bangunan berupa ruangan kamar. Di antaranya adalah teras yang menjorok ke dalam. Ada dua pintu berdampingan. Pada facade rumah ini tidak ada dua jendela mengapit satu pintu (di tengah tengah) seperti pada umumnya. Bisa jadi dua pintu ini menggantikan keberadaan dua jendela, yang berfungsi sebagai ventilasi dan sirkulasi udara. Namun di ruangan (kamar) yang tertata di samping kiri dan kanan rumah memiliki jendela besar.
Dari ketiga unit rumah di jalan Sulung ini, hanya rumah yang beralamat di Jalan Sulung 49 – 51 yang terdesign seperti deskripsi di atas. Satu rumah yang agak ke selatan memiliki gaya arsitektur berbeda. Sementara rumah yang bersebelahan dengan nomor 49 – 51 atau di samping utaranya diduga memiliki design arsitektur yang sama. Rumah ini beralamat di jalan Sulung 53. Sayang pada tampak depan, khususnya pada bagian ruang teras ditutupi oleh bangunan baru sehingga ruang teras tidak bisa terlihat dari depan. Kira kira rumah ini juga memiliki design yang sama dengan rumah bernomor 49 – 51.
Pelacakan di rumah Sulung
Penelusuran sempat mampir di rumah nomor 49 – 51 dan bertemu dengan tuan rumah, Agus Heri Prasetyo, 62 tahun. Ia menempati rumah itu sejak lahir. Rumah itu sudah ditempati mulai dari kakek neneknya. Neneknya orang pribumi dan kakeknya orang Belanda. Bapaknya pun lahir di tempat itu. Bapaknya adalah militer KKO berpangkat terakhir kolonel, yang baru meninggal di Jakarta tahun 2022 di usia 90 tahun. Namanya Drs Supriyadi. Meski rumah yang ditempati tidak jauh dari aset Kodam V Brawijaya (daerah Johar dan di jalan Sulung sisi utara), namun rumahnya di jalan Sulung 49 – 51 adalah milik pribadi yang non militer. Rumah ini sudah turun menurun sejak kakeknya.
Mengapa penelusuran berfokus ke rumah ini? Karena rumah ini, khususnya pada bagian teras memiliki kemiripan dengan foto para pengurus Indonesische Studieclub Soerabaia dimana disana ada dr Soetomo, Soenario Gondokusumo dkk. Kemiripannya itu terlihat pada dua pintu yang bermotif krepyak.
Ketika ditanya tentang rumah rumah lama di sepanjang jalan Sulung yang memiliki design seperti nampak dalam foto, Heri menjawabnya tidak ada.
“Setau saya, rumah rumah seperti rumah saya dan seperti yang nampak dalam foto lama ini tidak ada. Ya ini satu satunya sekarang. Rumah di sebelah ini bisa jadi mirip tapi karena bagian terasnya diberi tambahan sehingga sosok arsitekturnya tidak kelihatan. Tapi dulu di jalan Sulung bagian utara, tepatnya di komplek perumahan Kodam V yang menghadap ke Kalimas, seingat saya ada. Sekarang komplek itu sudah menjadi komplek pertokoan”, jelas Agus Heri Prasetyo.
Di komplek Kodam V ini, tambah Heri, pernah ada tiga unit rumah semacam ini. Ketiga unit rumah peninggalan Belanda itu berjajar tiga yang di depannya terdapat taman. Area komplek ini ada gapura dan pagar pembatas. Di luar pagar adalah jalan Sulung dan Kalimas.
“Mungkin yang dimaksud dengan rumah yang pernah dipakai sebagai markas Indonesische Studieclub mulai dari 1924-1930 adalah di komplek militer itu. Tapi di jaman itu, sebelum kemerdekaan, komplek itu belum menjadi aset Kodam V. Itu adalah komplek perumahan Belanda yang dibatasi dengan pagar yang bergapura. Tentu rumahnya orang kaya jaman itu, tidak seperti rumah saya yang ditempati kakek dan nenek saya”, tambah Heri sambil mengenang masa masa kecilnya yang pernah melihat keberadaan rumah rumah dalam area yang berpagar dan bergepura itu.
Sekarang di Jalan Sulung ini, hanya rumah yang ditempati Heri yang memiliki kemiripan dengan rumah yang dipakai setting foto bersama oleh dr Soetomo dan kawan kawan pergerakan. Sayangnya sumber sumber koran yang terbit mulai tahun 1924 hingga 1927, tidak menyebut nomor dari rumah yang ditempati Indonesische Studieclub Soerabaia. Dalam surat surat kabar itu hanya menyebut Indonesische Studieclub di Jalan Sulung.
Untuk sementara, berdasarkan ciri arsitektur, rumah di jalan Sulung 49 – 51 adalah rumah yang mirip dengan rumah yang dipakai foto bersama oleh dr. Soetomo dan kawan kawan. (Nanang).