Abad.id - Kota Surabaya merencanakan akan merevitalisasi kawasan Kampung Eropa (Belanda) tahun depan setelah selesai menata Wisata Pecinan Kembang Jepun. Kampung Eropa ini terletak di sebelah barat Kalimas yang langsung berseberangan dengan Kampung Pecinan. Kampung Pecinan dan Kampung Belanda hanya dipisahkan oleh batas alami berupa sungai Kalimas.
Sebetulnya kawasan bekas Kampung Eropa ini kawasan yang aktif, bukan kawasan yang mati. Berbeda dengan di Semarang dan Jakarta. Sebelum direvitalisasi sudut sudut kota Tua Jakarta dan Semarang adalah kawasan yang kumuh dan rawan.
Luas kawasan Kota Tua Jakarta adalah 130 hektar. Sedangkan luas Kota Lama Semarang 31 hektar. Sementara Surabaya hanya 4 hektar (dihitung berdasarkan luas area di dalam batas tembok). Kota Lama Surabaya atau Kota Eropa, ketika kota ini masih tertutup tembok, adalah kota yang sudah eksis di era VOC. Kota ini semakin berkembang dan meluas pasca kebangkrutan VOC.
Hingga sekarang jejak dan bekas area Kota Lama Surabaya ini masih mudah dikenali baik berdasarkan bangunan kolonial maupun batas batas kota. Batas tembok sisi timur memanjang dari gedung JMP hingga sepanjang jalan Jembatan Merah, berjajar dengan sungai Kalimas. Kemudian tembok sisi selatan memanjang ke barat sepanjang jalan Cendrawasih dan jalan Merak. Sedangkan bekas tembok sisi barat memanjang di sepanjang Jalan Krembangan Timur hingga menembus bangunan di utara Jalan Rajawali mentok hingga tembok penjara Kalisosok. Tembok terakhir di sisi utara membujur dari barat ke timur di jalan Garuda hingga batas Kalimas.
Itulah luasan kawasan bekas Kampung Eropa yang pernah dibatasi tembok. Kawasannya tidak luas. Hanya 4 hektar dan di dalam kawasan terdapat jalur jalur Jalan yang aktif. Bangunan bangunannya juga aktif: dipakai perkantoran, perbankan dan fungsi lainnya. Gedungnya megah megah. Khususnya gedung gedung yang berdiri menghadap Kalimas. Dalam lagu “Jembatan Merah” dikatakan sebagai “gedung raya”.
“Jembatan Merah sungguh indah berpagar gedung raya”, itulah kutipan lirik lagu legendaris Jembatan Merah yang menggambarkan tentang kemegahan dan keindahan gedung gedung di sana.
Kebanyakan gedung gedung yang masih berdiri megah hingga sekarang umumnya adalah gedung gedung yang dibangun di sepanjang abad 20, mulai 1901 hingga 1930-an. Umumnya berarsitektur moderen yang sudah dipengaruhi oleh arsitektur gaya gaya Eropa dan Amerika.
Pelestarian Gedung Sebelum Abad 20
Sesungguhnya di kawasan Kota Lama Surabaya ini ada juga bangunan dari era sebelum abad 20. Salah satunya adalah bangunan yang ada di jalan Jembatan Merah. Ketika bangunan lama dari abad sebelumnya sudah sudah berubah menjadi karya abad 20, satu satunya gedung yang berdiri tepat di pinggir Kalimas ini menjadi saksi lintas jaman di jalan Jembatan Merah (Willemskade) dan oude Stad.
Bangunan, yang sudah dicatat sebagai bangunan cagar budaya kota Surabaya, ini adalah adalah wujud bangunan water front di Surabaya. Surabaya bagai kota Venesia di eranya. Koneksi antara daratan dan air (sungai) menjadi bagian dari infrastruktur kota. Pada masa itu, sungai adalah bagian penting dari kehidupan kota. Sungai menjadi sarana transportasi, komunikasi, perhubungan dan kehidupan.
Persis di ujung selatan jalan Jembatan Merah, di tepian sungai Kalimas, di depan gedung Maybank, masih berdiri sebuah gedung yang selalu bercat putih dari zaman ke zaman.
Dalam catatan registrasi Cagar Budaya Kota Surabaya, gedung ini dikenal sebagai Kantor Notaris. Tidak salah karena gedung ini sudah lama dipakai sebagai kantor Notaris. Saat ini gedung ini direnovasi. Tampak luar semakin lebih indah dan bersih. Tetap dicat warna putih. Dia konsisten sesuai fakta sejarah. Ini menambah keindahan lingkungan dan mendukung pelestarian kawasan Kota Eropa. Pelestarian kawasan ini akan menggugah memori akan fungsi kawasan ini pada masa lalu, termasuk akan fungsi gedung itu sendiri. Sekarang, gedung yang sudah puluhan tahun dipakai sebagai kantor notaris memang tidak ada kaitannya dengan air (sungai Kalimas).
Pemandangan Kalimas (water front) dilihat dari balkon lantai dua
Apa memang ada kaitannya dengan Kalimas? Jawabannya jelas ada. Mengamati beberapa bangunan kolonial, bentuk arsitektur maupun model bangunan dan tata ruang bangunan biasanya menyesuaikan dengan kondisi dimana bangunan itu berdiri (lingkungan). Ketika sebuah bangunan berdiri di tepian sungai, maka ada bagian dari bangunan yang dibuat ramah dengan sungai (water friendly designed building).
Begitu pula bangunan berlantai dua di tepi Kalimas ini. Menurut catatan GH Von Faber dalam bukunya “Oud Soerabaia”, bangunan ini sudah ada di era Herman Willem Daendels. Herman Willem Daendels adalah seorang politikus dan jenderal Belanda yang menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811.
Daendels juga dikenal sebagai orang yang membuka jalan raya antara Anyer (Jawa Barat) dan Panarukan (Jawa Timur). Jalan ini dikenal juga dengan nama Jalan Raya Pos (Grootepos weg). Jalan Raya Daendels (Raya Pos) idenya untuk memperlancar komunikasi dan perhubungan termasuk untuk koneksi pengiriman barang barang selain surat surat melalui utara Jawa.
Willemskade (Jalan Jembatan Merah sekarang) adalah sebagian ruas dari Jalan Raya Daendels yang melewati kota Surabaya. Willemskade, dimana gedung putih itu berdiri, adalah di wilayah Oude Stad van Soerabaia. Di Oude Stad inilah sebagian dari penunjang kebutuhan komunikasi dan perhubungan dalam jaringan Anyer-Panarukan dibangun oleh Daendels, terutama kebutuhan militer.
Tak heran bila di Surabaya dibangun pabrik artileri ACW, benteng pertahanan, tangsi militer. Rumah putih itu sendiri, yang sudah ada sebelum era Daendels, dibuat sebagai kantor perusahaan milik Daendels. Ini adalah kantor Maskapai Pengeriman Paket Kerajaan (Koninklijke Paketvaart Maatschappij).
Kantor maskapai jasa pengiriman barang ini letaknya persis di tepian sungai. Gedong ini memiliki pintu yang lebih dekat dengan air (sungai), tidak menghadap ke Jalan sebagaimana umumnya bangunan bangunan. Gedung maskapai pengiriman paket ini berdiri memanjang dari utara ke selatan, kurang lebih 10 meter, mepet dengan sungai. Pintu dibuat menghadap ke utara yang lebih dekat dengan sungai dengan tujuan akses ke sungai lebih mudah.
Melalui pintu inilah proses bongkar muat barang ke sungai menjadi lebih praktis. Apalagi persis di depan pintu terdapat sebuah marina yang menjadi akses naik dan turun ke perahu sebagai sarana angkutan utama pada masa itu.
Kantor Koningklijk Paketvaart Maschappij di Willemskade (Jalan Jembatan Merah) Surabaya. Berdiri di tepi Kalimas. Foto: KITLV.
Menyimak foto lama yang diambil pada 1865, ketika teknologi photo sudah masuk Surabaya, di Willemskade ini berdiri berderet bangunan berpilar di depannya. Itu semua dikenal dengan gaya Daendels. Berbeda dengan bangunan maskapai pengiriman barang ini. Ia tidak berpilar. Bentuk dan design bangunan seperti Gedung Grahadi sebelum Grahadi (Paleis van Simpang) direnovasi Daendels dengan penambahan pilar pilar. Model bangunan ini juga mirip dengan Rumah Setan di Kupang.
Secara fisik bangunannya bertingkat dua. Struktur lantai loteng terbuat dari kontruksi kayu kayu jati yang kokoh. Kontruksi ini sama seperti loteng Grahadi di Simpang dan Rumah Setan di Kupang. Diduga, bangunan eks Kantor Paket dan Pos ini, dibangun di abad 18.
Jika Grahadi yang menjadi kediaman penguasa VOC, gezaghebber, dibangun pada 1794, sementara Gedung Setan sudah ada ketika Gubernur Jendral Carel Reyniersz meninggal ditahun 1653. Carel Reyniersz adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 11. Ia memerintah antara tahun 1650 – 1653. Karenanya Jalan di depan Gedung Setan dinamakan Reyniersz Boulevard. Kini menjadi Jalan Diponegoro.
Gedung Grahadi (Paleis van Simpang) dibangun pada 1794, Gedung Setan (Spookhuis) sudah ada ketika kematian Carel Reyniersz pada 1653, sedangkan Kantor Maskapai Pengiriman Paket sudah ada sebelum Daendels. Diduga usia gedung kantor pengiriman barang sudah lebih dari 225 tahun atau bahkan lebih dari 250 tahun. Sayang tidak ada inskripsi pembangunan gedung ini.
Diusianya yang sudah lebih dari dua abad ini, bekas kantor maskapai paket dan Pos ini mulai bersolek luar dan dalam. Semoga keberadaan eks kantor paket dan Pos ini dapat mendorong revitalisasi kawasan kampung Eropa Surabaya.
Pelestarian Tematik di Kampung Belanda
Ketika mengusung konsep pelestarian yang tematik, seperti harapan walikota Surabaya Eri Cahyadi kepada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya, maka pelestarian di kawasan Kampung Eropa harus bertemakan Eropa, khususnya negeri Belanda.
Bangunan peninggalan Belanda harus dijaga, dilestarikan dan dimanfaatkan. Bangunan bangunan peninggalan Belanda di kawasan Kampung Belanda ini secara kasat mata jika dilihat oleh orang orang moderen, ada beberapa yang mungkin dianggap lusuh, tidak memiliki keindahan arsitektur dan tidak memiliki nilai ekonomis di kawasan yang ekonomis dan dampaknya rawan dibongkar.
Interior yang beratap kontruksi kayu jati akan tertutup oleh kontruksi galvalum
Padahal bangunan itu, yang berbentuk bangunan beratap tinggi, mengerucut dengan sosoran miring ke depan dan belakang, di ujung atap kiri dan kanan pada ujung gawel memiliki piron, adalah bangunan pada masa masa awal dibangunnya kota Surabaya. Yaitu pada kisaran abad 17 dan 18. Ketika teknologi foto belum ada, lukisan dan litografi telah mengabadikan suasana dan pemandangan Surabaya di abad 18.
Untuk masa sekarang bangunan semacam itu, yang ternyata masih ada di Surabaya, harus dipertahankan untuk tujuan tujuan edukasi, penelitian, ilmu pengetahuan, budaya dan pariwisata. Bangunan model ini (abad 18) tentu sangat kontras dengan bangunan moderen (abad 20). Karenanya bangunan yang nampak sederhana ini rawan dibongkar dan dialih fungsikan. Apapun bangunan itu adalah bukti proses peradaban Surabaya di bidang arsitektur dan budaya.
Ketika ingin membangun tema Eropa di kawasan Kampung Eropa, maka perlu dipikirkan kekhasan apa terkait dengan Eropa. Misalnya yang jelas jelas di depan mata adalah melestarikan dan memanfaatkan peninggalan bangunan bangunan kolonial dari lapisan masa: abad 18, 19 dan 20.
Menempatkan tiang tiang Penerangan Jalan Umum (PJU) di trotoar trotoar di kawasan Kampung Eropa. Design PJU disesuaikan dengan tema Eropa Surabaya. Misalnya meniru design PJU yang memang pernah ada dan dipasang di Surabaya pada masa lampau. Kemudian, mengaplikasikan warna warna khas Belanda pada media media umum seperti tiang PJU. Misalnya warna oranje.
Kalau toh ada penambahan aksesoris untuk mewarnai nuansa Kampung Belanda, bisa juga ada penambahan kursi kursi besi di trotoar yang dicat warna oranje dan biru.
Untuk menambah nilai edukasi papan papan nama jalan dibuat dengan menambahkan nama jalan lama di bawah nama jalan sekarang dan ada terjemahan dari nama tempo dulu. Nama nama jalan tempo dulu di kawasan Oude Stad van Soerabaia itu menunjukkan adanya utilitas dan fasilitas kota. Misalnya nama Jalan Mliwis (sisi barat) dulunya bernama Oude Hospitaalstraat (Jalan Rumah Sakit lama). Di sekitar Jalan itu, pada masa VOC memang pernah ada rumah sakit.
Lalu nama Jalan Gelatik, yang nama tempo dulunya adalah Stadhuiz steeg (Gang Balai Kota). Di dekat Jalan Gelatik ini pada masa VOC pernah ada gedung Balai Kota dimana seorang gezaghebber berkantor.
Masih tegar berdiri lintas masa
Contoh lainnya adalah Jalan Cendrawasih yang dulunya bernama Romesche Katolikkerk Straat (Jalan Gereja Katolik Roma). Di Jalan Cendrawasih ini dulunya memang pernah ada sebuah gereja Katolik yang kemudian dipindah ke Jalan Kepanjen.
Kiranya masih ada lagi yang bisa ditata untuk menciptakan tema Eropa (Belanda) di kawasan Kampung Belanda. Ini semua akan menghidupkan kembali memori publik tentang Kampung Eropa.
Revitalisasi tematik ini akan memudahkan proses dan cara cara revitalisasi sehingga pada gilirannya menciptakan ikon ikon Surabaya yang menarik perhatian warga dan pengunjung. (Nanang).
Penulis: Pulung Ciptoaji
abad.id-Sejak dulu nyonya-nyonya Belanda atau para gundik selalu mengunakan batik sebagai bagian dari fashionnya. Para nyonya Belanda yang sudah lama menetap di tanah Hindia Belanda ini meninggalkan baju kain panjang kain perca dan beralih ke kebaya encim untuk busana kesehariannya. Pilihan batik dan kebaya encim untuk menyesuaikan suhu udara Hindia Belanda yang tropis. Batik juga menjadi busana wajib bagi para ksatria dan bangsawan untuk menunjukkan kelas strata sosialnya.
Trade mark Eliza van Zuylen terdapat tinta emas. Foto ist
Untuk warna dan motif yang beredar bermacam macam dan menyesuaikan selera. Bagi bangsawan dan kaum priyayi, batik dengan motif konfensional dengan warga tua lebih diminati. Namun bagi komunitas eropa dan peranakan lebih bervariasi dan berani kreatif. Batik juga bisa dibeli di pasar, di rumah batik atau penjaja batik yang datang dari ruah ke rumah. Selain melihat motif dan meraba kwalitas pewarnaan, para pembeli juga mencium kain tersebut. Hemm.. aroma sedapnya malam sangat khas dan lembut.
Menjelang abad ke 20 pusat-pusat batik di tanah Jawa mulai bermunculan. Juga terdapat rumah produksi batik dengan scala besar. Sejak jaman dulu rumah produksi itu sudah menggunakan pola pembatikan tulis, atau batik cap. Namun batik yang berkuwalitas dengan harga mahal sudah pasti batik tulis dari tangan perajin. Seorang dari para pengusaha batik yang sangat terkenal pada masa itu bernama Eilza Van Zuylen. Rumah produksinya ada di Pekalongan dan mulai mengenalkan 3 pewarnaan dalam batik tulisnya.
Motif si Tudung Merah berlatar belakang bilik bermotif tradisional Jawa. Foto Ist
Eliza van Zuylen warga negara Indo Belanda yang hidup antara tahun 1863 – 1947. Nama aslinya Eliza Charlotta Niessen, rumahnya didaerah Bugisan yang kemudian berpindah ke Herenstraat. Beliau menetap di Pekalongan karena mengikuti suaminya Alphons Van Zuylen merupakan seorang Pejabat dari Kerajaan Belanda yang ditugaskan di Pekalongan. Batik Indo-Eropa karya Eliza Van Zuylen merupakan salah satu karya yang dicari hingga sampai saat ini. Jika masih ada yang mengkoleksi barang asli, mungkin harganya sudah selangit. Bagi kolektor batik bisa menentukan keaslian karya Eliza dari tanda tangan bertinta emas di bawah sisi kanan. Paling mahal bagi kolektor motif yang dikembangkan Eliza Van Zuylen ialah motif buketan bunga khas eropa, karya seni batik ini dikenal dengan sebutan “Van Zuylen Bouquet“.
Sawung dalam nuansa coklat. Foto ist
Eliza Van Zuylen memulai usaha Batiknya dari tahun 1890an sejak tinggal di Pekalongan. Melihat industri batik sangat subur di kota itu, Eliza tertarik untuk membuat batik dengan belajar dari warga lokal. Ternyata hasil belajar tersebut lebih bagus dan diminati banyak orang. Eliza menawarkan hasil karyanya ke koleganya warga Eropa dan pengusaha China dan Arab. Ternyata apresiasi terhadap karya Eliza sangat luar biasa. Rumah produksi yang awalnya hanya menampung beberapa orang pembatik, perlahan tapi pasti telah berkembang menjadi sebuah pabrik yang memperkerjakan lebih dari 100 orang.
Bagi warga pribumi, keistimwaan batik Eliza terdapat pada desain yang unik dan berani. Hasil karya Van Zuyilen bagi kalangan pribumi sering dinamakan “Pan Sellen atau “Bangsellen” menyesuaikan lidah orang Jawa.
Selain melayani pelanggan tetap, perusahaan Eliza juga melakukan ekspor ke Singapura dan Amerika. Pedagang hanya tinggal pesan dan pembayaran dibelakang jika batik laku. Semuanya hanya sistem saling percaya, sehingga karya Van Zuyilen sangat cepat laku keras.
Pada tahun 1904 pabrk Van Zuyilen pindah ke kawasan Heerenstraat dekat alun-alun. Sisi belakang rumahnya terdapaat sungai Pekalongan. Dipilihnya lokasi itu karena industri batik sangat butuh banyak air serta lokasi dekat alun-alun lebih besar dan sangat strategis. Ada beberapa sumur yang dibangun di pabrik itu, sumur pertama untuk membersihkan cat batik, sumur kedua untuk mandi dan jamban dan sumur ketiga untuk sumber air minum. Juga dibangun saluran limbah yang menyambung langsung ke sungai pekalongan.
Proses produksi digambarkan dalam rumah besar itu terdapat beberapa skat pemisah. Terdapat ruang khusus menerima tamu pembeli, serta terdapat ruangan khusus produksi yang penuh dengan pekerja perempuan duduk dengan cantingnya. Para wanita yang sudah terlatih itu berkerja sendiri sendiri. Mereka masih memerlukan bimbingan dari Van Zuyilen untuk mempertajam motif atau pewarnaan. Untuk bibingan ini Van Zuyilen terkadang langsung mengoreksi satu persatu pembatik secara berkeliling. Di lokasi tersebut terdapat meja diatas panggung yang sangat tinggi yang bisa memantau seluruh kegiatan pembatikan. Jika terdapat pembatik yang ragu ragu atau kesulitan, Van Zuyilen langsung memanggilnya dan menjelaskan di dekat meja tinggi itu.
Para pekerja umumnya warga kampung yang berada di sekitar pekalongan. Mereka datang ke panbrik pada pagi hari secara jalan kaki. Pada musim hujan, mereka disediakan payung dan dibuatkan wedang jahe untuk penghangat badan. Bahkan semua pekerja mendapat jaminan kesehatan langsung dari dokter atas biaya Van Zuyilen. Ada beberapa pembatik yang menginap disediakan mess tempat tinggal di pinggir sungai Pekalongan.
Ada strategi Van Zuyilen agar para pekerjanya betah dan tidak mudah pindah kerja. Van Zuyilen sadar akan sangat berbahaya jika ketrampilan pembatik ini dibajak atau dipekerjakan di pabrik lain. Maka setiap pekerja yang diterima akan mendapatkan persekot uang dalam jumlah besar. Tentu si pekerja berkewajiban melunasi persekot ini dari cicilan gaji bulannnya. Kalau hendak keluar, diwajibkan segera melunasi uang porsekot tersebut.
Karya fenomenal Van Zuyilen
Van Zuyilen sangat memperhatikan pola dan warna batiknya. Ketrampilanlah yang membuat banyak pelanggan sangat puas dengan hasil karyanya. Jika menerima pesanan khusus, Van Zuyilen akan menawarkan beberapa pola yang sudah ada dan kemungkinan variasinya. Disamping pola tradisional yang diminati para priyayi dan warga pribumi, Van Zuyilen juga akan mencampur motif eropa, misalnya model bunga tulip atau model awan salju yang tidak mungkin ada di tanah beriklim tropis. Untuk pesanan khusus ini, Van Zuyilen akan meminta pekerja yang dipercaya dengan pengawasan ketat darinya.
Keindahan karya Van Zuyilen terletak pada masih terdapat ruang bidang kosong yang tidak mendominasi. Van Zuyilen sangat menghindari motif terlalu rumit dan penuh. Untuk motif variasi tradisional dan eropa, Van Zuyilen sering membuat kontraksi gambar yang tidak mungkin. Misalnya terdapat tokoh wayang namun juga terdapat warna bunga-bunga yang menghiasinya. Atau ada motif kupu-kupu yang divariasikan dengan motif sungging atau ukir-ukiran jawa.
Untuk bahan pengecatan selalu menggunakan bahan-bahan alami. Jika terdapaat warna dominan coklat, Van Zuyilen akan memilih warga coklat soga yang dibuat dengan resep rahasia. Untuk warna kuning menggunakan kulit jirek serta warna merah menggunakan akar pohon mengkudu. Untuk warga indigo atau biro, Van Zuyilen akan menggunaan bahan indigofera yang sudah diramu khusus. Van Zuyilen mulai menggunakan warna sintetis mulai tahun 1935 yang diimpor dari eropa.
Berakhirnya Pabrik Van Zuyilen
Masa keemasan pabrik batik Van Zuyilen pada tahun 1935. Meskipun pada masa itu banyak pesaing sejenis yang berdiri di Pekalongan, serta di beberapa kota lain di Solo dan Yogjakarta, pabrik Van Zuyilen masih menerima pesanan dan ekspor hingga eropa. Untuk memenuhi kebutuhan pemesanan, Van Zuyilen melibatkan keluarga sebagai administrasi di perusahaan. Setiap produksi batik diberi tanda khusus agar tidak bisa ditiru keaslianya.
Keluarga abesar Eliza van Zuylen sebelum terceraai berai akibat perang. Foto ist
Setelah pendudukan Jepang tahun 1942, usaha batik mulai meredup. Sebab banyak jaringan penjualan yang menghentikan transaksi. Serta banyak warga eropa yang mengungsi di tempat lain, membuat Van Zuyilen harus mengurangi produksi. Kondisi ekonomi yang lebih sulit pada masa Jepang membuat banyak orang dan priyayi memilih menunda belanjanya. Apalagi belanja tersebut berhubungan dengan selera dan prestis. Meskipun pabrik Van Zuyilen masih beroperasi, sebagian produksinya harus untuk kepentingan pemerintahan jepang. Diantaranya pesanan Obi untuk ikat pinggang kimono Jepang, atau sarung dengan gaya Hokokai.
Jaman keemasan itu semakin pudar justru saat perang kemerdekaan tahun 1946. Saat itu semua industri batik di Pekalongan hancur. Begitu pula pabrik milik Van Zuyilen hancur luluh lantak. Aksi penjarahan harta milik bangsa indo Belanda sangat marak. Banyak alat-alat produksi mulai gambar pola, canting dan warna ikut dijarah. Kepanikan warga indo Belanda terjadi dimana mana. Sebagian memilih meninggalkan tanah Indonesia dengan menyebrang ke Australia, sebagian lagi justru tertangkap dan dimasukkan ke penjara. Termasuk Van Zuyilen bersama putrinya Clementine masuk penjara di Pekalongan hingga meninggal dunia tahun 1947 di usia 83 tahun. (pul)
Iring-iringan pemakaman Marilyn Monroe pada 4 Agustus 1962 dibatasi 30 orang. Foto Ist
Penulis : Pulung Ciptoaji
abad.id-Pada koran di seluruh dunia edisi 5 Agustus 1962 lalu, semua memberitakan tentang kematian sosok sensasional dan kontroversial Marilyn Monroe. Dalam laporannya, MM tewas karena bunuh diri dengan cara menelan pil tidur berlebihan. Kejadiannya 4 Agustus 1962, tubuh MM ditemukan terkujur tak bernyawa di tempat tidur mewah nya dirumah nya yang bergaya Mexico. Gagang telepon tergeletak seolah-olah terlepas dari tangannya pada saat dia menghembuskan nafas terakhir. Siapa yang diteleponnya. Setelah 60 tahun berlalu, ketenaran MM belum juga pudar. MM masih tak tertandingi seperti api yang menyala. Tidak hanya simbol sex saja yang dijadikan sesuatu yang menarik dari perhatian orang.
Spekulasi Dibunuh CIA
Benarkan MM meningggal dunia karena bunuh diri atau sengaja dihilangkan ?. kalau dia tewas karena obat tidur, ternyata banyak yang meragukan spekulasi ini. Hasil otopsi di jenasahnya tidak ditemukan tanda tanda obat tidur. Bahkan ada yang menyebut MM masih hidup saat ditemukan orang. Kematian itu terjadi justru saat dokter memberikan suntikan. Suntikan tersebut pada pangkal paha sebelaah kiri dan dianggap aneh, sebab MM bekerja menggunakan tangan kanan. Tak mungkin dia menyuntik dirinya sendiri.
Kesaksian wartawan foto Geoges Baris yang membuat pemotretan terakhir MM mengatakan, dia memiliki semangat hidup sangat tinggi. “ Saya memiliki banyak kepahitan dalam hidup, tapi saya merasa jauh dari stabil,” cerita Barris.
“Meskipun sering kesepian, saya sangat bahagia sekarang dan saya punya masa depan. Saya masih punya harapan dan ingin membuat hidup lebih menarik,” ungkap MM pada masa itu. namun sebulan kemudian dia ditemukan tewas.
Si Cantik Marilyn Monroe dibunuh atau bunuh diri. Semua masih misteri. Foto Ist
Orang yang pernah dekat dengan MM mengungapkan berbagai cerita yang mereka ketahui. Beberapa orang mengatakan pernah membaca “Buku Merah” milik MM. Tapi buku itu tidak pernah ditemukan sejak MM meninggal dunia. Buku merah pengakuan MM ini menjadi barang mahal yang diburu oleh siapapun dengan harga 100 ribu US Dollar.
Pengakuan Detektif Milo Sperglio
Mereka yang meragukan kematian MM yang misteri ini berkupul dan membicarakan buku merah. Kalau benar yang disebutkan terdapat nama Kennedy bersaudara dalam buku merah itu, kematian MM merupakan scandal besar dalam abad ini. Mereka yang disebut sebut Jhon dan Robert dalam keluarga Kennedy itu diinisyialkan Jack dan Bob.
Kelompok ini yakin bahwa kematian MM merupakan kasus pembunuhan. CIA dianggap sangat tahu dan punya alasan untuk membunuhnya. Spekulasi ini yang muncul hingga menjadi bahan gosip sepanjang jaman. Apalagi dalam kesempatan yang sama seorag detektif Milo Speriglio meyakinkan kepada media di Los Angeles bahwa MM tidak dibunuh tanpa alasan. “Periksalah apa yang diketahui CIA mengenai hal ini. Mereka mencoba menghilangkan tanda tanda antara hubungan MM dengan keluarga Kennedy. Karena MM sudah tahu banyak, maka harus dilenyapkan, dan karena yang diketahui MM tersebut sudah ditulis dalam buku merah, maka buku tersebut tidak bisa ditemukan,” kata Milo.
Setiap kali perkembangan dan temuan baru terkait MM selalu diungkap Milo ke media. Bahkan dia mengaku punya hubungan dekat dengan koresponden asal Rusia Vladimir Semenof. Dalam analisisnya, kematian MM tidak ada hubungannya dengan CIA melainkan dengan lawan politik Kennedy.
Dengan menyebarluaskan temuan baru itu diharapkan akan ada tambahan informasi penting lainnya. Benar saja, reaksi tambahan datang dari seorang yang mengaku bernama David. Dia menelpon Milo dan melaporkan beberapa tahun lalu mengenal orang yang memiliki buku merah. Orang tersebut bernama Patrick.
Si David juga bercerita tentang Patrick yang punya hubungan dengan sebuah nama bernama Audie Murphy. Katanya buku merah itu sengaja dikubur di Philipina . David menggambarkan buku merah itu ditulis dengan tinta berwarna merah, namun banyak halaman yang rusak karena air. David meyakinkan ada nama Jhon Kennedy ditulis dalam buku itu dengan nama panggilan Jack.
Sementara itu bagi Milo, laporan ini bukan pertama yang dia terima. Semuanya dia tampung dan disaampaikan melalui sebuah siaran radio. Setidaknya Milo sudah mendengar 39 kali laporan tentang Buku Merah itu, termasuk menunjukkan tempat-tempat penyimpanannya yang berbeda-beda.
Cerita Slatzer Tentang MM
Lain lagi cerita yang disampaikan Slatzer yang disampaikan dengan sudut pandang logika. Slatzer punya banyak petunjuk sebab dirinya mengaku pernah menikahi MM. Namun tidak ada dalam catatan pernikahan bahwa keduanya pernah menikah. “Akta nikah itu telah dibakar oleh kantor catatan karena umurnya hanya lima hari saja, sebab ada perintah dari Darry Zanuck dari 20th Century Fox, ” kata Slatzer.
Dua legenda dunia Soekarno dan Marilyn Monroe. Foto ist
Slatzer mengaku sangat dekat dengan MM. Suatu hari di musim panas tahun 1962, mereka berjalan jalan di pantai Malibu. Di sana Slatzer mengaku membaca Buku Merah tersebut. “ Dari buku Merah itu menyebut nama-nama John F Kennedy dan Robert Kennedy berkali kali. Namun yang ditulis menggunakan istilah Bob Kennedy. Bob melalukan ini, Bob mengatakan itu,” cerita Slatzer.
Nama Bobby seorang gangster peliharaan CIA juga disebutkan Slatzer. Mungkin karena banyak tahu mengenahi rahasia pemerintah yang didengar dari Bob inilah maka MM harus dilenyapkan demi keselamatan negara.
Dalam kesempatan terakhir, Slatzer menulis buku La Vie la mort de Merlyn Monroe. Dalam buku itu disimpulkan bahwa kematian MM merupakan pembunuhan. Seketika buku tersebut laku keras dan Slatzer menerima banyak keuntungan dari kematian tragis MM.
Misteri buku merah ini mirip cerita khayalan dan mimpi Hollywood. Dimana kebenaran adalah sesuatu yang langka. Satu satunya yang pasti bahwa 60 tahun lalu di bulan Agustus, MM tewas di rumahnya dengan kondisi mengenaskan. Dalam resume polisi, ditemukan banyak obat obatan serta suntikan di tubuh MM. Sangat misteri. Bahkan pemakamannya sangat tertutup, hanya dihadiri 30 oranag saja. (pul)
Penulis : Pulung Ciptoaji
Abad.id- Cinta memiliki kesan yang indah, sedih hingga berakhir romantis atau suatu kejahatan sekalipun. Kisah cinta para ksatria eropa ini bisa menjadi perjalajaran penting bagi umat manusia. Mereka berakhir dengan tragis, atau bahagia sesudahnya. Jika dongeng kisah cinta seorang pangeran dengan Cinderela hanya bisa didengar oleh anak-anak sebelum tidur, maka kisang cinta para ksatria eropa ini sebuah nyata adanya.
Misalnya kisah Napoleon dan Josephine menikah pada 9 Maret 1796. Atau Pangeran Edward dan Lillie Langtry. Meski hubungan mereka tidak berakhir dengan indah, namun kisah percintaan mereka menjadi legenda abadi.
Kisah cinta Napoleon dan Josephine
Penulis buku The Many Live and Secret Sorrows of Josephine, Sandra Gulland menghabiskan satu dekade meneliti dan percaya bahwa Napoleon penuh dengan mitos. Namun, dia yakin ada sesuatu yang sangat penting tentang Josephine yang begitu dicintai Napoleon. Menurut Gulland, Josephine pasti punya sesuatu yang istimewa hingga membuat Napoleon tergila-gila padanya.
"Mengapa Josephine? Dia adalah wanita yang sederhana dengan hati besar. Meskipun cerdas, dia bukan seorang intelek yang hebat. Dia ibu luar biasa, teman yang baik, majikan yang peduli, istri penyayang dan tahu menjadi nyonya rumah yang baik, dan tahu bagaimana menjadi ratu," tulis Gulland.
Bagi orang Perancis, selalu menganggap kisah cinta yang abadi itu disematkan nama Napoleon dan Josephine. Padahal keduanya bukan orang Perancis tulen. Misalnya Napoleon dilahirkan di Pulau Corsica dan orang tua berasal dari Italia. Sedangkan Marie Josephe Rose Tascher de La Pagerie seorang Cleole atau sebutan lain dari orang Hindia Barat yang berdarah Spanyol. Keduanya berkenalan saat terjadi Revolusi Prenacis (1789) dan menikah pada tahun 1796. Saat itu Josephine sudah berumur 30 tahun dan sudah kenyang akan asam garam hidup. Sebelumnya di usia 15 tahun, Josephine dijodohkan dengan Le Comte de Beauharnais seorang bangsawan Perancis dan kemudian bercerai. Setelah itu Josephine memilih pulang ke Hindia Barat.
Namun situasi peperangan membuan Josephine harus kembali ke Perancis dan rujuk kembali dengan bekas suaminya itu. Kejadian itu tidak berlangsung lama. Sejak revolusi Perancis terjadi keduanya harus masuk penjara. Sebab Le Comte de Beauharnais seorang loyalis pro raja. Maka Robespierre ketua Tribun Revolusioner menganggap siapapun yang pro raja bisa dipenjara tanpa diadili. Bahkan nasib Le Comte de Beauharnais tewas ditangan pisau penggal karena dianggap orang berbahaya.
Selama di penjara itu, janda Josephine berkenalan madame Tailen seorang warga Spanyol istri dari jean lambert Tailen, tokoh revolusi Perancis yang akhirnya memberontak ke Robespierre. Kedua wanita ini muncul menjadi penyemangat bagi kaum revolusioner. Bagi Josephine, ini merupakan kesempatan untuk merubah nasib dan penderitaannya. Apalagi dirinya sangat dekat sebagai istri simpanan Barras seorang pengusa Perancis pada masa itu.
Pertemuan antara Marie Josephe Rose Tascher de La Pagerie seorang Ratu Prancis yang berusia 30 tahun dengan Napoleon yang berumur 26 tahun pada tahun 1975 di sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Paul Barras.
Keduanya bertemu dan saling jatuh hati, sementara posisi Josephine tidak sedang baik dengan Paul Barras yang ingin mengakhiri hubungannya. Sehingga mendorong Napoleon sang perwira muda angkatan perang ingin menjalin kasih dengan Josephine. Cinta Napoleon tidak bertepuk sebelah tangan. Dia berani melamar Josephine pada Januari 1796 dengan cara mengiriminya banyak surat cinta sangat romantis, dan 'bergairah'. Keduanya menikah meskipun tindakan Josephine ini dianggap menurunkan derajat kebangsawannya.
Saat itu Napoleon menjadi Komandan Ekspedisi Militer ke Italia tahun 1796-1797. Sebagai istri yang ditinggal suaminya di garis depan pertempuran, ternyata Josephine memilih tidak setia. Banyak surat surat cinta dari sang suami yang sedang berperang di Italia hingga Mesir, tidak banyak dibalas. Besar kemungkinan, Josephine telah lupa dengan Napolion, atau sedang kasmaran dengan pria lainnya. Akhirnya tindakan Josephine ini terdengar juga di telinga Napoleon melalui pos penjagaan. Napoleon muntab, dan segera mengirim surat akan menceraikan istrinya itu.
Napoleon bermaksud membalas dengan melakukan hal yang sama. Dia selingkuh dengan istri seorang petugas saat di Mesir, bernama Pauline atau dikenal sebagai 'Cleopatra' Napoleon. Meski demikian, Napoleon tetap mencintai istrinya, bahkan ketika Josephine makin malas membalas surat-suratnya.
"Aku menulis (surat) kepadamu kekasihku sangat sering dan kamu menulis sangat sedikit. Kamu jahat dan nakal. Tidak setia dan menipu suami yang menyedihkan, seorang kekasih yang sabar," tulisnya dalam salah satu surat.
Pada 1798, Napoleon memimpin 35 ribu pasukan untuk melawan Mesir dan pada Oktober setahun kemudian, dia ditugasi memimpin pemerintahan dengan kekuatan terbatas. Selama masa itu, Napoleon berhasil mengambil kendali atas Prancis dan Italia setelah mengalahkan Austria. Dia mereformasi sistem pendidikan dan hukum Prancis, membentuk regulasi baru yang dikenal dengan Code of Napoleon.
Kehidupan keduanya akhirnya dipertemukan di puncak kejayaan. Namun satu persatu kepribadian dan dosa Josephine akhirnya diketahui oleh sang suami. Apalagi ketidak kemampuan Josephine melahirkan anak sebagai penerus tahta, membuat Napoleonmakin gusar.
Josephine pernah keguguran sekali dan banyak yang berpikir bahwa dia tidak bisa punya anak lagi. Hanya lima tahun setelah mereka menikah Napoleon dan Josephine resmi bercerai pada 10 Januari 1810. Keduanya disebut masih saling mencintai, tapi kebutuhan akan ahli waris lebih penting dari perasaan tersebut. Mereka tetap berhubungan baik dan Napoleon masih mengizinkannya menyandang gelar Ratu. Napoleon akhirnya menikahi cucu Franz I dari Austria, Marie Louise. Dari pernikahan itu, lahir seorang putra yang diberi nama Napoleon II.
Sesudah perpisahan itu, kekuasaan Napoleon makin memudar. Sementara Josephine pindah ke kediaman pribadinya di Malmaison, dekat Paris. Di sana dia tetap hidup mewah dan masih menerima banyak tamu pribadi. Hidupnya juga masih dibiayai oleh Napoleon. Tapi di usia 51 tahun, Josephine tutup usia karena pneumonia pada 29 Mei 1814. Sementara Napoleon meninggal dunia 7 tahun kemudian sebagai tahanan Inggris di Pulau Saint Helena di Samudera Atlantik.
Memang, data tarik Sexual Josephine penuh misteri. Meskipun dia seorang janda yang sudah banyak asam garam pernikahan dan cinta, ternyata masih mempesona. Suatu saat kabar sakit keras Josephine sudah terdengar di seluruh eropa. Salah satu orang paling gelisah atas sakitnya adalah kaisar Rusia yang masih muda, terihat mondar mandir di kebun Malmaison.
Pangeran Edward Dan Lillie Langtry
Dari sekian banyak petualangan cinta Pangeran Edward dari Wales, ternyata memiliki hubungan istimewa dengan Lillie Langtry. Kisah cinta mereka sering dijadikan sumber ide buku, film hingga seri televisi. Pribadi sang Pangeran sebenarnya tidak terlalu menarik. Nama panggilannya saja Tum Tum karena perutnya gendut dan bergoyang saat berjalan. Namun tidak ada satupun yang berani menyapa nama panggilan itu didepannya. Sebab dia seorang Pangeran sekaligus putra mahkota.
Dia terlalu lama menjadi pangeran selama 60 tahun dan duduk menjadi raja di Wales hanya 9 tahun. Semua hanya gara-gara sang ibu ratu Victoria dikaruniai umur panjang, sehingga membuat Pangeran Edward selalu gusar. Sang pangeran lari dari perilaku normal sebagai bangsawan dan memilih suka berpesta, main judi dan main perempuan. Istrinya Putri Alexandra bisa memahami tingkah laku Pangeran Edward ini. Bahkan sebelum Putri Alexanrdra meninggal dunia, mengijinkan Nyonya Keppel kekasih muda Pangeran Edward menunggu di samping tempat tidurnya.
Ilustrasi dok. Foto Ist
Perkenalan Pangeran Edward soal sex pertama kali saat di sekolah militer dan ditugaskan di Irlandia. Oleh perwira seangkatan, dirinya diajari berbuat nakal, dengan dikenalkan banyak wanita sebelum berperang. Salah satunya seorang artis bernama Nellie Clifton yang bersedia diselundupkan ke barak demi birahi sang pangeran. Peristiwa ini akhirnya menjadi gempar setelah didengar orang tua Pangeran Edward.
Mereka sangat gusar dengan kenakalan anaknya. Lebih celaka lagi pangeran Albert ayah dari Pangeran Edward meninggal dunia seminggu kemudian setelah mendengar gosip memalukan itu. Akibat kejadian itu, ratu Victoria yang mencintai suaminya benar-benar tidak bisa memaafkan Pangeran Edward. Langsung saja sang pangeran dibebas tugaskan. Peristiwa tersebut justru menjadi momentum Edward untuk lebih merdeka dan berbuat lebih leluasa. Dia makin menjerumuskan diri dalam kesenangan duniawi meskipun usia mulai 50 tahun.
Sementara itu Lillie Langtry sebenarnya hanya satu diantara kekasih Pangeran Edward. Dia hadir di kehidupan pangeran Edward beberapa tahun saja antara 1870 hingga 1880. Namun kehadiran Lillie membuat cerita yang melegenda bagi warga Inggris hingga saat ini.
Lillie lahir di Jersey seorang putri Ketua Dewan Gereja pada tahun 1853. Ketika umur 21 tahun, dia menikah dengan Edward Langtry orang sangat kaya di Irlandia. Kecantikan Lillie yang luar biasa menjadi sangat terkenal ketika diperkenalkan di kalangan atas di Kota London. Ia bahkan sempat dilukis oleh Sir John Everett Milais. Sejak munculnya lukisan itu, dia menjadi populer dengan julukan “Bunga Lili Dari Jersey. Bahkan pujangga Oskar Wilde pernah menciptakan kisah drama Lady Windermeres Fan karena kekagumannya.
Ketika berjumpa dengan Pangeran Edward, usia Lillie sudah 40 tahun di sebuah jamuan makan malam. Karena daya pesona Lillie, sang pangeran langsung menyanjungnya. Beberapa kali mereka terlihat naik kereta kuda dan jalan-jalan pagi. Pangeran Edward yang biasanya sembrono dan ugal ugalan, kali ini harus sangat hati-hati saat dekat dengan Lillie.
Istri pangeran Edwar menerima nasibnya dengan tabah. Malah ia mengundang Lilie sebagai kawan untuk berjumpa dengan Pangeran Edward di rumahnya. Sungguh suatu kegilaan dan melanggar norma sosial pada masa itu. namun tidak demikian dengan suami lillie Edward Langtry. Ia kesal karena hanya dianggap status sebagai suami saja diatas kertas. Sementara jika dia protes dan marah, hubungan keduanya semakin mesra sebagai kekasih Prince of Wales.
Akhirnya hubungan Pangeran Edward dan Lillie mulai dingin dengan alasan tidak jelas. Ada yang mengatakan gara-gara Lillie pernah menyebut nama Tum-Tum “sebutan Pangeran Edward” di muka umum. Padahal pangeran sangat merahasiakan nama tersebut, dan hanya kalangan tertentu saja yang boleh memanggilnya. Ada pula yang mengatakan, perang dingin karena ambisi Lilie untuk menjadi artis, dan profesi itu tidak terhormat bagi kalangan keluarga kerajaan pada masa itu.
Tidak dijelaskan akhir kisah hubungan keduanya. Hanya saja usai lawatan dari Amerika Serikat, kedudukannya sebagai kekasih Price of Wales telah digantikan oleh Deasy Countess of Warwick. Lilile sempat menjadi kekasih beberapa pria kalangan atas Inggris lainnya setelah sang suaminya Edwar Langtry meninggal dunia. (pul)