Pendaratan pertama pesawat AURI di lapangan udara Kemayoran pada tanggal 23 April 1946. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka
abad.id- Dua minggu setelah Indonesia diproklamasikan, 1 September 1945 Soerjadi Soerjadarma mendapatkan tugas membentuk AURI. Tugas ini diperkuat dengan Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1945 pada tanggal 9 April 1946 tentang pembentukan Tentara Repubik Indonesia Angkatan Udara yang sekarang dikenal sebagai TNI-AU.
Sebagai Kepala Staf diangkat Suryadi Surjadarma dengan pangkan Komodor Udara, sedangkan R.Sukarmen Martokousumo diangkat sebagai Wakill Kepala Staf dengan pangkat Komodor Udara
Soerjadi Soerjadarma Foto National Archief, 22 Desember 1948
Pembentukan TRI-AU ini sebenarnya lebih merupakan peresmian karena sejak pembentukan TKR pada tangpal 5 Oktober 1945 telah ada bagian yang bermama TKR jawatan Penerbangan. Ketika TKR diubuh menjadi TRI pada tangpal 25 Januari 1946, TKR Jawatan Penerbangan ikut menyesuaikan diri
Suryadi Suryadarma sebagai pendiri dan Bapak AURI. Tidak hanya berperan dalam mengembangkan dunia dirgantara pada bidang kemiliteran, tetapi juga sebagai pelopor pada penerbangan komersial. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan, Suryadarma telah menjadikan dirgantara sebagai bagian dari hidupnya.
Pesawat Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh penerbang Bob Freeberg dan co-pilot Makmur Suhodo ini telah menerjunkan seba-nyak 14 anggota pasukan Para Indonesia pertama dipimpin oleh Cilik Riwut di Kalimantan Selatan pada tanggal 17 Oktober 1947. Foto 30 tahun Indonesia Merdeka
Tiga buah pesawat Cukiu yang berangkat dari Maguwo mendarat di Kemayoran membawa rombongan KSAU S. Suryadarma dan Jenderal Mayor Soedibjo yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk melakukan perundingan dalam rangka pengembalian bekas tawanan Seku-tu pada tanggal 23 April 1946. Foto 30 tahun Indonesia Merdeka
Soerjadi Soerjadarma masih memiliki garis keturunan dari Keraton Kanoman, Cirebon. Buyutnya adalah Pangeran Jakaria alias Aryabrata dari Keraton Kanoman. Sedangkan kakeknya seorang Dokter Pangeran Boi Suryadarma yang bertempat tinggal di Kuningan, Jawa Barat. Soerjadi Soerjadarma tamatan Sekolah Dokter Jawa (STOVIA). Sejak kecil Suryadarma telah menjadi yatim piatu, Ia ditinggal oleh ibu kandungnya dalam usia yang masih kecil, sedangkan ayahandanya wafat ketika berusia sekitar empat tahun.
Soerjadi Soerjadarma turut serta dalam operasi pengeboman kapal-kapal tentara Jepang, yang berjumlah tidak kurang dari 50 buah di atas langit yang cerah di pulau Tarakan, Borneo, tanggal 13 Januari 1942. Dalam operasi pengeboman ini, Suryadi bertindak sebagai navigator dan berpangkat Luitenant Waarnemer. Dari ketiga pesawat Martin B-10, Belanda. Dari tiga buah pesawat udara yang dikirimkan untuk operasi ini, hanya satu yang selamat dan diawaki oleh Suryadarma.
Atas jasa keberanian yang luar biasa ini, Suryadi Suryadarma mendapatkan medali ‘’Het Bronze Kruis’’ atau ‘’The Bronze Cross’’, sebuah tanda jasa khusus dalam bidang militer dan hanya dianugerahkan untuk mereka yang memperlihatkan keberanian luar biasa terhadap musuh.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hanafie Asnan mengukuhkan Laksamana Udara/Marsekal TNI (Purn.) Raden Soerjadi Soerjadarma sebagai Bapak AURI. Pengukuhan ini sesuai Skep KSAU Nomor SKEP/68/VI/2000. Penghargaan diberikan atas jasa-jasa dan perjuangan Soerjadi Soejadarma dalam merintis dan membangun kekuatan udara AURI, dengan bermodalkan tekad, semangat dan pengabdian kepada negeri. (pul)