Formasi God Bless 1975 di cover album huma di atas bukit. Fokus ke rambut Ahmad Albar gondrong keribo yang menjadi trend mode anak muda masa itu. Foto Fb
abad.id- Kostum artis tidak hanya sebuah baju yang membalut tubuh. Sebagai penutup tubuh, kostum artis harus menarik dan bisa membedakan dengan biduan lain di atas panggung. Kostum artis bisa menjadi identitas pribadi yang melekat, dan menjadi brand image sesorang.
Bermacam macam variasi gaya dan selera mewarnai corak-corak kostum artis masa kini. Berbagai lomba perancang mode sering digelar, bisa menjadi inspirasi mode untuk digunakan artis di atas panggung. Wanita bisa tampak lebih menarik dengan pakaian, serta seorang artis laki-laki bisa menjadi tambah tampan dengan kostum artis.
Pada era artis lawas, pernah muncul mode yang menimbulkan tanda tanya Baju baju "gembel look", misalnya, bagi mereka yang berpakaian "biasa-biasa" saja sering menimbulkan kerut kening "Ini mode atau.."' Tetapi bentuk pakalan yang 'aneh" apa pun tetap bisa diterima di semua kalangan jika dipakai oleh orang orang istimewa.
Camelia Malik di cover sebuah majalah dangdut. Foto dok net
Untuk mempertahankan brand image mode, banyak artis lama punya cerita masing-masing tentang pakaian manggung mareka. Seperti yang tampak pada diri Camelia Malik saat tampil di atas panggung. Penyanyi dangdut senior ini sangat suka dengan baju yang gemerlap, sehingga lebih menyala ketika terkena cahaya lampu panggung. “Penyanyi dangdut, mesti menyala, maka perlu menggunakan bahan kain jonis Lamy, satin atau brokat sering menjadi pilihan untuk pakaian panggung. Masih ditambah pula dengan benang-benang ''emas” dan rumbai-rumbai juga dari benang emas,' kata Mia dalam sebuah wawancara di majalah Femina tahun 1984.
“Modelnya biasa saja, bagian atas jangan terlalu terbuka, bagian bawah tidak mengganggu gerakan dan yang juga penting, bahan atau kain mesti jatuh dengan baik di badan," tambah Mia panggilan akrab Camelia Malik.
Dalam bernyanyi, sang ratu dangdut ini selalu menggoyangkan badan seirama dengan lagu yang dibawakannya. Alasannya, "Supaya lagunya lebih hidup."
Dalam mempersiapkan baju ini, Mia termasuk rajin hunting. Sambil istirahat siang atau menjelang tidur, biasa membuka-buka majalah mode atau majalah apa saja. Dari situ Mia melihat mode-mode baju yang dipakai para model atau bintang panggung. "Saya kombinasikan dengan yang ada dalam pikiran saya supaya sesuai untuk nyanyi," katanya. Setiap ada kesempatan pula penyanyi yang terkenal dengan lagu 'Colak-Colek'- ini memilih jalan-jalan ke toko mencari bahan sesuai mode yang dipersiapkannya.
Melihat pakaiannya yang serba gemerlapan dan "wah" tampaknya itu, berapa kira-kira harganya?, lalu selepas dari panggung bagaimana nasibnya? "Setelah dua tiga kali pakai, biasanya disimpan. Banyak juga yang diminta rekan-rekan sesama penyanyi di daerah. Tapi satu baju yang masih dipertahankan lalu dan disimpan baik-baik, yaitu baju yang dipakainya untuk bernyanyi pertama kali lagu Colak-Colek, pada tahun 1979. "Modelnya sih biasa saja, long dress. Tapi ini bersejarah buat saya," kata Mia.
Lain lagi dengan sang adik yang sesama artis panggung Achmad Albar. Vokalis God Bles ini selalu tampil melawan arus dan terkesan anti kemapanan dalam desain kostum artisnya. Suatu saat Ahmad Albar pernah berkata, "Memang susah jadi artis. Kalau pakaiannya biasa aja, kata orang kok begitu, kayak bukan penyanyi. Jadi, ya kita ini berpakaian seperti melayani kemauan penonton."
Pada awal muncul tahun 1970 an, Achmad Albar suka mengenakan pakaian yang gemerlapan dengan sepatu boots setinggi lutut dengan hak tinggi. gara rambut kribo yang dibiarkan secara natural menjadi ispirasi pemuda pada masa itu. Artis bukan hanya menghibur saat diatas panggung saja, diluar panggung Ahmad Albar menjadi ikon mode para remaja pada jamannya.
Ahmad Albar dengan dengan kostum casual. Foto fb
Namun Ahmad Albar harus berubah mengikuti selera penggemarnya. "Akhir-akhir ini saya lebih condong pada kostum santai yang sifatnya keras. Untuk rock atau punk misalnya, cocok mengenakan T-Shirt, sepatu sport, jeans atau sepatu kulit. Untuk pagelaran ya lain lagi, tergantung sutra-dara, saya mesti pakai pa-kaian seperti apa," kata Achmad Albar.
Agar tampil selalu berbeda dan menarik, Achmad Albar juga meminta bantuan desainer-desainer terkenal, antara lain Gea Sukasah, Itang Yunas atau Andies Boutique. Terutama untuk pakaian manggungnya. Kalau tidak sedang rekaman atau tour ke daerah untuk wawancara radio dalam rangka promosi, dalam sebulan Achmad Albar bisa tampil 5 atau 6 kali.
Tetapi tidak setiap kali tampil dia mengenakan pakaian barunya, meskipun beberapa yang hanya dipakai satu kali saja, lantas "masuk kotak". Misalnya untuk rekaman TV. "Yang melihat kan seluruh jagad, jadi kalau dipakai lagi di tempat lain ya nggak lucu," kata penyanyi Semut-semut hitam ini.
Lalu berapa koleksi pakaian panggung untuk bintang rock ini, "Hanya selemari," katanya. Sebagian besar masih dipakai untuk acara biasa, lainnya yang "nyentrik" diberikan pada siapa yang mau. Atau disimpan untuk kenang-kenangan. Beberapa kostum dipinjamkan pada grup-grup drama, film atau dance grup. Yang lainnya, ada juga yang bisa dirombakdan dikombinasikan dengan yang baru.
Roma Irama sang raja dangdut ternyata sangat tergantung pada saran dan ide dari Veronika istrinya, soal kostum panggung. Pada masa awal muncul, Roma Irama selalu kental dengan kostum yang sama di Soneta. Artis kharismatik ini sangat terinspirasi dari kostum Elvis Presley, dalam tatanan kostum hingga rambut. Hanya membedakan, Roma Irama mampu mengadaptasi menjadi nilai-nilai lokal dan diteruma secara baik remaja pada masa itu.
Roma Irama saat menunggu tampil di sebuah Televisi. Foto twiter
Penyanyi yang punya jutaan penggemar ini selalu ditunggu dalam desaind mode kostum. Bahkan setiap bagian dari kostum akan menjadi kenangan tidak ternilai bagi penggemarnya. “ Pernah sepatu Bang Haji jadi rebutan," katanya Veronica istri Roma Irama di sebuah wawanacara tahun 1985.
"Dia tidak punya simpanan baju lama. Semua sudah diminta penggemarnya," kata Veronica tentang pakaian panggung Rhoma Irama
Jadi yang ada sekarang ini tinggal yang baru-baru saja. Kira-kira dibuat setahun yang lalu.
"Kami terus membuat baru untuk Bung Rhoma dan kawan-kawan mainnya," kata Vernica yang mengurusi pakaian sang suami dan anggota Soneta ini.
Bila dulu Rhoma sering tampil dengan pakaian model west dengan ciri khas sepatu boots, tidak demikian halnya setelah dia jadi haji. "Semua model baju ala pakaian haji, moslem look dengan dominasi warna hijau. Biasanya ditambah dengan pinggiran benang-benang emas. Juga tutup kepala, topi haji," katanya lagi. (pul)