images/images-1691186078.jpg
Sejarah
Budaya

Genre Sosialis Yang Tergambar Pada Patung-Patung di Jakarta

Malika D. Ana

Aug 05, 2023

313 views

24 Comments

Save

Genre Sosialis Yang Tergambar Pada Patung-Patung di Jakarta

 

 

Abad.id – Menurut KBBI, patung adalah tiruan bentuk orang, hewan, dan sebagainya dibuat (dipahat dan sebagainya) dari batu, kayu, dan sebagainya. Seni patung merupakan sebuah karya seni yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Orang yang menciptakan seni rupa patung disebut dengan pematung.

 

Jenis seni patung juga sudah berkembang di zaman modern ini. Tidak jarang ada orang yang tertarik untuk belajar membuat patung dengan berbagai teknik. Patung pun bisa dibuat dengan berbagai bahan yang diinginkan.

 

Patung Tugu Tani

 

Patung-patung kota di Jakarta, seperti Selamat Datang, Dirgantara, Pembebasan, Tugu Tani, dan Pemuda Membangun adalah produk dari karya seni Sosialis di era Marxisme.

 

Patung Pancoran atau patung Dirgantara 

 

Bentuk dan kontur otot pada patung-patung itu sangat tegas, gaya Neo Klasik, yang merepetisi bentuk-bentuk dewa Romawi dan Yunani. Akurasi anatomisnya "kelebihan dosis", sehingga kita bisa membacanya bukan sebagai manusia, tetapi sosok,dan tanda tanda baca.

 tugu pembebasan irian barat

Tugu Pembebasan Irian Barat

 

Seni Sosialis mengangkat realitas sosialisme yang gagah dan utopian, proletar, bertema rakyat mengatasi penjajahan kapitalis, rakyat menyingkirkan borjuisme yang korup, rakyat mencipta kerakyatan, people creates society, dan semua menghamba pada manifesto politik kerakyatan yang dipimpin oleh tokoh besar, seni menghamba pada manifesto politik sosialismus.

 

Ini juga dapat kita katagorikan sebagai tindakan anti seni apabila seni kita artikan sebagai kemunculan kemerdekaan pribadi, identitas personal, dan tidak menghamba pada siapapun, baik pada politik maupun uang atau mengais daki receh di kaki para tuan tanah, seni yang ada di puncak gunung Olympia, di puncaknya penyerahan diri manusia pada ide tentang eudomania, kebenaran, kejujuran, sekaligus kenestapaan dalam kesunyiannya.

 

Muncul kemudian gerakan "Bad Art", gerakan seniman, penulis, pekerja kreatif yang dengan sengaja membuat karya seni yang "jelek", sengaja melawan estetika dan artistika, dan seni yg melawan kemapanan musium dan galeri mewah yg kemudian disebut "Street Art", seni jalanan model ini banyak dijumpai dalam budaya Meso America, di Meksiko dan Brazil dalam bentuk "mural".

 

Gerakan anti seni, bad art, street art adalah media bagi tindakan cerdas dalam ranah yang aneh, kadang dia sangat egois, kadang ia meleleh dalam kerakyatan, dan kerap seni dan tindakan seni lahir dari rasa lapar yg menyengat, dari bangkai hidup yang berjalan mencari darah segar uang seadanya (zombie), children of the damn, anak sundal dari persetubuhan kapitalisme dan komunisme yang berebut sisa singgasana yang ditinggalkan oleh kerajaan Tuhan.

Artikel lainnya

Reaktualisasi Nilai Kejuangan dari Gedong Nasional Indonesia (GNI)

Author Abad

Oct 29, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023

Surabaya Dalam Jejak Kubilai Khan, Cheng Ho dan Marga Han

Malika D. Ana

Jan 14, 2023

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Kapan Indonesia Siap Berdemokrasi?

Author Abad

Nov 01, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023