Tempat peristirahatan terakhir Ratu Mas Malang Letaknya di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul,. Foto jalananjogja.com
Ratu Mas Malang adalah istri dari Amangkurat I. Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan, sebelumnya Ratu Mas Malang merupakan istri dari Dalang Panjang Mas atau Anjang Mas, seorang dalang keraton yang hidup sejak masa Panembahan Seda Krapyak.
Sementara itu Amangkurat I yang berkuasa di Kerajaan Mataram menggantikan ayahnya Sultan Agung, dikenal sosok yang suka membuat konflik kekerasan dan bertindak semaunya sendiri. Sejak usia muda, Amangkurat I sudah akrab dengan perempuan-perempuan dan gemar menidurinya. Sejak belia kerap berpetualang menggoda perempuan-perempuan di sekitar istana.
Dalam buku Jogja Hidden Story tulisan @mbakK.Jogja menceritakan, suatu saat Amangkurat I terpikat oleh kecantikan Ratu Mas Malang istri dari Dalang Panjang Mas. Amangkurat I meminta Dalang Panjang Mas menceraikannya. Tentu saja permintaan tersebut ditolak.
Bagi Amangkurat I, penolakan ini membuat rasa cintanya membabi buta. Ia bertekad harus mendapatkan perempuan tersebut. Segala cara dilakukan untuk merebut Ratu Mas Malang. Amangkurat I memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Dalang Panjang Mas.
Suatu ketika Dalang Panjang saat pulang usai pentas pertunjukan wayang, ia ditulup panah kecil yang mengenai dada kirinya. Lalu siapa dibalik orang yang mencelakainya. Menjelang ajal, Dalang Panjang bersumpah mengeluarkan kutukan, Keraton Mataram akan hancur akibat perempuan. Dalang Panjang Mas dibunuh dan jasadnya dimakamkan di Gunung Kelir. Pembunuhan ini terjadi ketika Ratu Malang sedang hamil tiga bulan anak dari Dalang Panjang.
Setelah sang suami meninggal, perempuan itu dibawa ke Keraton. Awalnya Ratu Mas Malang kemudian dijadikan selir. Karena saking cintanya, kemudian dia diangkat menjadi Permaisuri. Namun nasib tragis menimpa permaisuri Ratu Mas Malang ini. Ia meninggal pada tahun 1665.
Sebenarnya kondisi Ratu Mas Malang pasca melahirkan anak dari Dalang Panjang sudah dalam kondisi tidak baik. Dirinya selalu teringat mantan suaminya yang terbunuh secara tragis. Suatu malam saat sedang kesakitan, salah satu dayang yang jahat mencampurkan bubuk racun dalam bubur Ratu Mas Malang, sehingga kondisinya semakin buruk.
Tabib istana mendiaknosa Ratu Mas Malang mengalami diare kronis dan muntah darah, yang diakibatkan oleh racun. Melihat kematian Ratu Malang, Amangkurat I langsung marah. Ia lalu menuduh para selir kerajaan sengaja mengutus dayang-dayang meracuni Ratu Mas Malang karena cemburu kepadanya.
Bukti tindakan keji membunuh permaisuri dengan racun, yaitu salah satu dayang berbuat ceroboh. Racun yang diselipkan di kemben terjatuh dan membongkar semua usaha pembunuhan tersebut.
Atas tragedi ini, Amangkurat I sangat marah. Dia menghukum seluruh selir dan dayang yang berjumlah 40 orang dengan dimasukkan dalam penjara tanpa diberi makan hingga meninggal.
Saking cintanya kepada permaisuri, jasad Ratu Mas Malang tidak segera dikuburkan, namun ditunggui Amangkurat I hingga tiga hari tiga malam. Sampai jenazahnya mulai mengeluarkan bau tidak sedap. Pada malam ketiga Amangkurat I bermimpi didatangi Ratu Mas Malang, dan berpamitan pada Sang Raja, karena Ratu Mas Malang sudah bahagia karena telah berjumpa kembali dengan Dalang Panjang Mas. (pul)