images/images-1681627757.jpg
Sejarah
Tokoh

Misteri Nama Brawijaya

Malika D. Ana

Apr 16, 2023

1353 views

24 Comments

Save

Misteri Nama Brawijaya

 

 

Abad.id - Nama Brawijaya tidak dikenal dalam serat Pararaton. Nama Brawijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit tertulis di Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Asal-usul penggunaan nama Brawijaya dijelaskan dalam dua naskah kuno yang menjelaskan pendirian Kerajaan Majapahit, yakni Babad Tanah Jadi dan Serat Kanda.

 

Sejarawan Prof Slamet Moeljana dalam buku Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit menjelaskan, nama Brawijaya dibentuk dari unsur Bhra, yang merupakan singkatan dari 5 Bhatara, dan unsur Wijaya.

 

Gelar Bhra atau Bhatara biasa digunakan sebagai gelar penguasa daerah. Pemakaian gelar itu langsung dihubungkan dengan nama penguasa daerah yang bersangkutan.

Nama Brawijaya bermula dari kata Bhra Wijaya. Gelar Bhra merupakan singkatan dari bhatara, yang bermakna "baginda". Sedangkan gelar bhre yang banyak dijumpai dalam Pararaton bermula dari gabungan kata bhra i, yang bermakna "baginda di". Dengan demikian, Brawijaya bisa juga dikatakan sebagai Bhatara Wijaya.

 

Nama Brawijaya sebagai contoh adalah Bhra Hyang Wisesa alias Wikramawardhana, Raja Majapahit dari tahun 1389 sampai 1427. Kemudian Bhra Hyang Parameswara, yakni Bhatara di Pamotan yang bernama Sri Wijayarajasa yang merupakan mertua Hayam Wuruk. 

 

Jika unsur Bhra itu dihubungkan dengan toponim atau nama tempat, bentuknya menjadi Bhre. Ini berlawanan dari Bhra dan i, singkatan dari Bhatara I. Sebagai contoh dikenal nama Bhre Wengker yakni Bhatara di Wengker alias Wijayarajasa. Bhre Mataram, singkatan dari Bhatara di Mataram alias Wikramawardhana, dan Bhre Daha Dyah Wiyat Rajadeyi Maharajasa, singkatan dari Bhatara di Daha yang bernama Dyan Wiyat Rajadewi Maharajasa.

 

Lalu bagaimana dengan Raden Wijaya? Dalam Pararaton, Raden Wijaya singkatan dari Sanggramawijaya tidak pernah disebut Bhra Wijaya. 

 

Begitulah nama Brawijaya dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Meskipun disebut sebagai raja pertama yang menguasai Majapahit, tidak sama dengan Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit.

 

Apalagi jika memperhatikan nama Patih Amangkubhumi yang mendampingi Raja Brawijaya yakni Patih Wahan. 

 

Nama Patih Wahan memberikan petunjuk untuk pemecahan persoalan. Patih Wahan disebut dalam Prasasti Trailokyapuri sebagai patih yang mendampingi Bhatara Keling Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Selain disebut juga dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Patih Wahan juga disebutkan dalam prasasti Jiyu (1486 M) sebagai patihnya Bhatara Keling Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.

 

Ketika Tomé Pires menulis karyanya Suma Oriental pada tahun 1513, Patih Wahan telah mangkat dan digantikan oleh Patih Amdura (Patih Udara) dengan gelar Gusti Patih.

 

Suma Oriental juga menyatakan bahwa Raja Jawa yang bersemayam di Dayo (Daha) bernama Bhatara Wijaya. Nama Wijaya ini adalah singkatan dari nama Ranawijaya, yakni nama raja yang memerintah Keling pada tahun 1486.

 

Dari sana disimpulkan bahwa unsur Wijaya dalam nama Brawijaya adalah singkatan dari nama Ranawijaya, yang memerintah Kediri pada tahun 1513, dan bukan singkatan dari Sanggramawijaya pendiri Kerajaan Majapahit pada tahun 1294. 

 

 asal nama wijaya

Kertawijaya (Dyah Ranawijaya)

 

Nama Wijaya lalu ditambah dengan unsur Bhra singkatan dari Bhatara, seperti biasa digunakan pada zaman Majapahit. 

 

Ternyata nama Bhatara Wijaya masih digunakan oleh informan Tome Pires. Hasil penelitian sejarah menunjukkan bahwa Majapahit dari tahun 1294 sampai 1478 diperintah oleh dinasti Rajasa. 

 

Dinasti Rajasa didirikan oleh Raja Kertarajasa Jayawardhana alias Sanggramawijaya pada tahun 1305, seperti dinyatakan pada prasasti Balawi bertarikh 1305 dan dikeluarkan oleh Kertarajasa Jayawardhana. 

 

Lempengan pertama prasasti itu di antaranya mengatakan bahwa Nararya Sanggramawijaya, ialah keturunan Dinasti Rajasa pelindung orang-orang budiman, pahlawan besar di medan perang. 

 

Sanggramawijaya tidak pernah mendirikan Dinasti Brawijaya. Melainkan Dinasti Rajasa dari nama pendiri Kerajaan Singasari, karena Sanggramawijaya mengaku keturunan Raja Rajasa, dan Kerajaan Majapahit adalah kelanjutan Kerajaan Singasari.

 

Dalam Pararaton pendiri kerajaan Majapahit dikenal dengan nama Raden Wijaya (bukan dengan nama Brawijaya) dari singkatan nama Nararya Sanggramawijaya, menantu Sri Kertanagara dari Singhasari. Dalam Pararaton pendamping atau patihnya Raden Wijaya adalah Patih Nambi. Nama Nambi sebagai patih amangkubhumi pertama Majapahit tercantum pertama kali dalam prasasti Penanggungan (Sukamerta) tahun 1296 M.

 

Dalam Suma Oriental (1513 M) karya Tom Pires mengatakan bahwa Raja Jawa yang bersemayam di Dayo (Daha) adalah Bhatara Wijaya yang merupakan singkatan dari Bhatara Ranawijaya yang memerintah Keling tahun 1486 M.

 

Diduga, mungkin sekali penulis Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda tidak mengenal pendiri Majapahit, sehingga penulisnya mengarang nama pendiri Majapahit dari nama raja kelanjutan Majapahit yaitu Bhatara Ranawijaya yang disingkat menjadi Brawijaya. Nama Brawijaya tersebut dikarang sebagai perlengkap cerita sang pendiri Majapahit. Karena dalam sejarah pendiri Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya, sedangkan dalam Babad Tanah Jawi dan beberapa Serat pendiri Majapahit adalah Jaka Sesuruh.

(mda)

 

Sumber informasi:

Muljana, Slamet. 1983. Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Jakarta: Inti Idayu Press.

 

 

Artikel lainnya

Sehat Bersama Pemerintah Baru 52,2 Juta Warga Indonesia Dapat Cek Kesehatan Gratis

Mahardika Adidaya

Oct 24, 2024

Salah Langkah Kebijakan Pangkas Nilai Tambah Ekonomi Hilirisasi Nikel

Author Abad

Jul 15, 2024

Menggali Dana Hibah Untuk Pensiun Dini PLTU

Author Abad

Jul 16, 2024

TNI Berumur 77 Tahun, Menjadi Dewasa Karena Tindakan

Author Abad

Oct 06, 2022

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

Pertukaran Budaya Indonesia Jepang Dalam Subtrack

Pulung Ciptoaji

Mar 02, 2023