images/images-1678009446.jpg
Sejarah

Mempertanyakan Klaim Maritim Kerajaan-Kerajaan Nusantara

Malika D. Ana

Mar 05, 2023

5931 views

24 Comments

Save

Mempertanyakan Klaim Maritim Kerajaan-Kerajaan Nusantara

 

 

Abad.id - Nusantara dalam bahasa Yunani disebut Archipelago, Archi berarti pokok, utama, sementara pelagos berarti yang mengapung atau laut, jadi arti Nusantara adalah " Yang Utama Adalah Laut ", Nusantara punya pengertian Maritim. Bicara maritim, maka mau tidak mau kita tidak harus inklusif, terbuka, berakulturasi, beramalgamasi, dan mampu berkompetisi penuh di tatar global.

 

Budaya Maritim adalah Budaya Berdagang, bukan budaya memproduksi barang. Budaya maritim selalu terhubung dengan budaya sungai sebagai the craddle of maritim civilization, awalnya harus di sungai dulu, baru ke arah laut.

 

Karena latar Belakang Teori Migrasi sebagai instrumen pembetuk diversifikasi ras, pengkayaan kebudayaan dan bahasa, dan realitas maritim sehingga perlu dikembangkan sikap dan kegiatan nyata untuk melestarikan sumber daya ekologi, sumber daya air, sumber daya keterbatasan lahan arkipelagik, dan sumber daya maritim.

 

Dari koleksi terjemahan 62 prasasti membuktikan bahwa kerajaan-kerajaan di Jawa didominasi oleh budaya darat (pejabat-pejabat tanah, makanan dari kuliner bahan baku darat, teknologi oleh tanah yang disebutkan dalam prasasti). Belum mengenal laut apalagi Maritim. 

 

Sejak Mataram Kuno hingga masa Airlangga baru kenal yang namanya pesisir di muara Brantas (sekitar Sidoarjo abad 14 M) dibangun bendungan dan pelabuhan di Selat Madura. Jika pilihan penempatan pelabuhan di Pantai Selatan Jawa, maka baru bias kita setuju budaya maritim mulai ada (menghadap ke Samudera Hindia). Dimasa Airlangga pilihannya muara dan di depannya Selat Madura, Jadi mungkin biar ngga malu-malu amat menyandang Maritim ya bolehlah disebut sebagai bangsa Selat atau bangsa kepulauan tepatnya, ini lebih bisa dipertanggungjawabkan.

 

Relief perahu di Candi Borobudur

 

Bukti lain yang dianggap sebagai bukti bangsa maritim; di Borobudur ada relief perahu, tetapi candi itu di tengah pulau Jawa (lalu kenapa bisa-bisanya dijadikan bukti kemaritiman?) Di Borobudur ada 10 buah relief perahu, di Panataran ada 2 buah relief perahu samar-samar. Tapi lokasinya sama-sama di pedalaman. Kalau dibandingkan dengan kemaritiman Hai Nam sampai armada Ceng Ho (lengkap kapal ilmuwan, kapal agamawan, kapal pasukan tempur, kapal pimpinan ekspedisi, kapal makanan, kapal hadiah, dan masing-masing kapal di dayung sekian puluh orang belum bisa disebut tandingan.

 

Sulit menyatakan bahwa kita bangsa maritim, lebih nyaman jika disebut bangsa bahari saja, atau mungkin perlu nama lain yang lebih menggambarkan kondisi kepulauan, metropolis lautan, sea metropolis, atau water world seperti film nya Kevin Costner, tapi gagasan saya tetapi Archeopelagic , Flor de La Mar, bunga mawar di tengah lautan...

 

Teori-teori sejarah menyatakan bahwa pada abad ke-7 Jawa pernah menguasai Kamboja dan Kmher yang jauh di utara sana. Pertanyaannya, apaah mampu ? Sedang Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris yang punya teknologi maritim saja tidak sanggup.

 

Bagaimana kita mendefinisikan Indonesia jika istana negaranya saja masih memakai warisan kolonial, dan bagaimana Indonesia disebut maritim kalau istananya malah menghadap ke gunung, bukan ke laut, jika demikian maka definisi Budaya Indonesia semakin tak jelas masa depannya. Jika ingatan kolektifnya mengarah ke meru (gunung), dan selalu mencari swaloka di ketinggian, sementara laut hanyalah dipandang sebagai mandala bhurloka, mandala nista, tempat dimana bukan harapan yang datang, tetapi ancaman, lalu dimanakah pantai harapan itu, dimanakah tanjung harapan itu.

 

Template, corak dasar spiritualisme Indonesia menjadi agraris jika konteksnya Mataram Kuno alias Medang dan menjadi maritim jika konteksnya Sriwijaya, entah kalau Majapahit.

 

Begitu gigihnya kita mempertahankan laut di Selatan tapi mind setnya 100% daratan, alergi banget jika dibawa pada konteks kelauta;, mengaku maritim tapi tidak mampu membaca arah angin dan arus, diskusinya harus bagaimana ?

 

Ramainya lalu lintas pasifik, Terra Australis, Ternate dan Tidore sudah go international pada 1526, tidak perlu lewat Jawa tapi lewat celah Pasifik, ke pantai barat benua Amerika, sementara Majapahit berkuasa dari abad 13 s.d. 15, dan tidak punya peta lautan, jadi maritimnya dari mana ? (mda).

 

Artikel lainnya

Seru, 400 Orang Jawa Sedunia Bakal Kumpul di Surabaya

Author Abad

Oct 04, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Politik Hukum, Tumbal dan Sumber Kegaduhan

Malika D. Ana

Jan 07, 2023

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023