images/images-1682943247.jpg
Riset

Ini Alasan Sukarno Menolak Membubarkan PKI

Pulung Ciptoaji

May 01, 2023

433 views

24 Comments

Save

abad.id- Mengapa Sukarno menolak membubarkan PKI meski secara terang-terangan sudah menyebut tindakan D.N.Aidit dalam percakapannya dengan A.M. Hanafi sebagai "keblinger"? Apakah Sukarno seorang Komunis?

 

Suatu saat Salim Said  dalam bukunya Dari Gestapu ke Reformasi membicarakan soal ini bersama Ruslan Abdulgani, mantan juru bicara Manipol Usdek [ideologi Demokrasi Terpimpin] dan orang dekat Sukarno.  Menurut Ruslan, Bung Karno seorang nasionalis sejati, tapi terlalu over confidence, terlalu percaya diri.

 

“Dia kira dia bisa mengontrol PKI. Lagi pula pengetahuan Bung Karno tentang Komunisme dasarnya adalah Komunisme pada masa mudanya, yakni yang mendorongnya merumuskan ideologi Nasakom. Komunisme waktu itu adalah alat melawan kolonialisme, bukan Komunisme dalam zaman Perang Dingin seperti sekarang,” kata Ruslan.

 

Pada zaman perjuangan nasional dulu, semua kekuatan dan golongan bisa diajak bersatu melawan kolonialisme. Sekarang ceritanya lain lagi, tapi Bung Karno masih tetap gandrung pada persatuan berdasarkan Nasakom.

 

Sementara itu menurut catatan Pusat Sejarah TNI, ketegangan antara Jenderal TNI Soeharto dan Presiden Sukarno bersumber pada sikap mereka yang bertentangan terhadap PKI dan Komunisme. Di sebuah dokumen tertulis bahwa, mengenai kedudukan PKI dalam masyarakat Indonesia, Presiden Sukarno berpendapat bahwa PKI harus dan bisa di Pancasilakan.

 

Sebaliknya Jenderal Soeharto menganggap hal itu tidak mungkin, karena PKI itu pasti berpegang pada doktrin Marxisme Komunisme. Presiden Sukarno menganggap PKI melakukan ekses, jadi tidak perlu diambil tindakan pembubaran seperti yang diusulkan oleh Jenderal Soeharto. Menurut Soeharto, PKI sudah dua kali mencoba merebut kekuasaan negara, karena itu jangan sampai diberi kesempatan lagi.

 

Bagi Salim Said dalam argumennya, sebenarnya yang dipertahankan Presiden Sukarno bukanlah PKI. Melainkan ideologi Nasakom yang sudah dikampanyekannya ke seluruh dunia. Maka, masuk akal jika Sukarno marah saat ada pihak ingin pembubarkan PKI. Pembubaran PKI hanya akan dilakukannya setelah berdiri satu partai baru yang menggantikan tempat PKI dalam komposisi Nasakom.

 

Dengan kata lain, Sukarno bukan Komunis dan tidak mencintai PKI. Bagi Sukarno, PKI hanya pengimbang yang dia perlukan untuk menghadapi Angkatan Darat. Pemimpin Besar Revolusi itu sebenarnya lebih mencintai diri dan gagasan Nasakom ciptaannya yang telah dipasarkannya ke seluruh dunia. Dengan gagasan yang kontroversial pada zaman Perang Dingin itu, Sukarno berharap diterima sebagai tokoh dunia yang bisa mengatasi konflik Barat dan Timur.

 

Memang, di bulan-bulan pertama setelah Gestapu, di Jakarta sempat beredar cerita bakal berdirinya sebuah partai beraliran kiri pengganti PKI. Ketuanya Nyoto tokoh PKI yang sudah sangat dekat dengan Sukarno. Nyoto saat menjelang Gestapu sudah menjauh dari Aidit sebagai pemimpinnya.

 

Mungkin karena tahu rencana Sukarno akan membuat partai baru pengganti PKI, maka kubu Komunis Aidit perlu segera bertindak. Sementara itu sejak peristiwa Gestapu, Nyoto menghilang. Bahkan, tidak pernah ketahuan di mana kuburnya. (pul)

 

 

 

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Menjelajah Tempat Industri Gerabah Era Majapahit

Pulung Ciptoaji

Dec 21, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023