images/images-1686820473.jpg
Indonesiana

Hari ini Belanda Baru Mengakui Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Pulung Ciptoaji

Jun 15, 2023

970 views

24 Comments

Save

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Photograph: Max Rossi/Reuters

 

abad.id- Gugatan mengenai pengakuan terhadap Proklamasi RI kepada Belanda terus menjadi topik panas, lantaran selama ini Belanda mengakui kemerdekaan RI pada 27 Desember 1949, seiring penyerahan kedaulatan hasil Konferensi Meja Bundar. Namun akhirnya gugatan tersebut dikabulkan, hingga Pemerintah Belanda akhirnya resmi mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

 

"Belanda mengakui 'sepenuhnya dan tanpa syarat' bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945," ujar Perdana Menteri Mark Rutte, Rabu (14/6) seperti yang dikutip AD.nl.

 

Banyak media setempat segera mengonfirmasi pernyataan Perdana Menteri Rutte. Misalnya Nieuws, MSN, hingga ANP. Seperti disampaikan Rutte dalam pernyataannya pada kegiatan diskusi di parlemen mengenai kajian dekolonialisasi 1945-1950. Pasca pengakuan itu, Mark Rutte memastikan bakal segera menghubungi Presiden Joko Widodo untuk dilakukan 'pengakuan bersama'.

 

“Pemerintah Belanda sebenanya selama ini telah memberikan perhatian penuh terhadap pengakuan kemerdekaan Indonesia tiap 17 Agustus 1945. Misalnya, raja sudah mengirimkan telegram ucapan selamat ke Indonesia setiap tanggal 17 Agustus," ujar Rutte.

 

Baca Juga : Tidak Mudah Menjadi Indo di Indonesia

 

Bagi bangsa Indonesia, peringatan proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 sangat penting menjadi momentum berdirinya sebuah negara yang berdaulat. Proklamasi dilakukan dua hari setelah berakhirnya pendudukan Jepang, dan terjadi kekosongan kekuasaan pasca kepergian Belanda.

 

Hingga tahun 2005, pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan 17 Agustus 1945 baru sebatas politik dan moral, tapi itu tidak pernah datang dari pengakuan penuh.

 

pengakuan kedaulatan ri

 

Upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag pada tanaggal 27 Desember 1949. RIS diwakili Perdana Menteri Mohammad Hatta sedangkan pemerintah Belanda oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Willem Dress dan Menteri Seberang Lautan AMJA Sassen. Foto 30 Tahun Indonesia Merdeka

 

Ada saja alasan tidak mengakui kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 tersebut. Sebab jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, maka Belanda sama saja mengakui bahwa tindakan agresi militer yang dilakukan sejak 1945-1949 adalah ilegal. Bahkan aksi ekspansi wilayah bekas jajahan ini dianggap sebuah kejahatan perang. Maka tidak ada pilihan lain bagi  Belanda untuk tetap pada pendiriannya menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada 27 Desember 1949.

 

Baca Juga : Begini Asal Mula Peristiwa Sinterklas Hitam

Lalu apa yang terjadi pada bulan Desember 1949 ini. Peristiwa penting 73 tahun yang lalu yaitu Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat (RIS), Mohammad Hatta menghadiri penyerahan kedaulatan yang dilakukan di Paleis op de Dam atau Istana Dam, Belanda. Puncak diplomasi dengan hasil pengakuan kedaulatan ini merupakan sebuah kemenangan besar bagi bangsa Indonesia. Sebab telah mengalami perjuangan perang kemerdekaan yang berlangsung selama 1945-1949.

 

Pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS yang dipimpin M Hatta berangkat ke negeri Belanda untuk menandatangani naskah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda. Sesuai kesepakatan, penandatangannan naskah pengakuan kedaulatan juga dilakukan pada waktu bersamaan di Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

 

Usai membubuhkan tanda tangan penyerahan kedaulatan, Ratu Juliana mengucapkan kata-kata yang penting dan mengharukan. “Adalah suatu kehormatan untuk bisa melakukan penyerahan kedaulatan ini, di hadapaan sejarah atau mungkin lebih tepat di hadapan Tuhan yang mengetahui mengapa persatuan dan kebebasan tercapai saat ini, tidak lebih cepat, juga tidak lebih lambat, tetapi menimbang bakti kita dan rencanaNya untuk umat manusia,”

 

Sementara itu dalam sambutannya M Hatta mewakili pemerintah RIS menyampaikan, bahwa baginya adalah sebuah kehormatan dan kebahagiaan yang besar untuk dapat menerima kedaulatan negaranya.

 

Suasana hening sejenak. Kemudian beberapa saat kemudian suara teplok tangan bergema di Istana Istana Dam, Belanda. Tidak banyak yang hadir dalam penyerahan kedauatan ini, paling banyak tetap media massa yang sudah menunggu momen tersebut. Juga tidak ada pekik suara “Merdeka” setelah kedua perwakilan antar negara saling berjabat tangan. Dua negara telah mengakhiri konflik berkepanjangan dengan dewasa. Selanjutnya dua bangsa menatap masa depan negaranya masing-masing untuk kemajuan dan kemanusiaan.

 

Langsung setelah upacara serah terima selesai, Ratu segera mengirim telegram ucapan selamat kepada Presiden Sukarno dengan kata-kata penuh harapan. “ Semoga Uni yang sekarang mengikat negara-negara kita ini, menjadi berkat bagi Belanda dan Indonesia”.

 

Sementara itu di istana Gubernur Jendral di Koningsplein Batavia, dua wakil pemerintah Indonesia dan Belanda juga melakukan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Upacara dilakukan bersama-sama dengan negeri belanda dengan perantara radio. Di Istana Batavia ini para hadirin mendengarkan pidato Ratu Juliana saat penyerahan kedaulatan. Selanjutnya penyerahan wewenang pemerintahan dilakukan gubernur jendral terakhir AHJ Lovink mewakili pemerintah Belanda kepada Sultan Hamengku Buwono IX mewakili pemerintah Indonesia. (pul)

 

Artikel lainnya

Sehat Bersama Pemerintah Baru 52,2 Juta Warga Indonesia Dapat Cek Kesehatan Gratis

Mahardika Adidaya

Oct 24, 2024

Salah Langkah Kebijakan Pangkas Nilai Tambah Ekonomi Hilirisasi Nikel

Author Abad

Jul 15, 2024

Menggali Dana Hibah Untuk Pensiun Dini PLTU

Author Abad

Jul 16, 2024

Mengganggu Bini Orang Berujung Petaka

Author Abad

Oct 26, 2022

TNI Berumur 77 Tahun, Menjadi Dewasa Karena Tindakan

Author Abad

Oct 06, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022