images/images-1678318500.png
Indonesiana

Mengenang 41 Tahun Candi Borobudur Dipugar

Pulung Ciptoaji

Mar 09, 2023

432 views

24 Comments

Save

Pemugaran II berjalan sekitar 10 tahun. Dimulai dari 10 Agustus 1973, proyek kolosal ini secara resmi berakhir pada 23 Februari 1983. Pemugaran kedua ini telah menyelesaikan pembongkaran lantai Rupadhatu, pembersihan dan pengawetan batuan candi. Foto dok femina

 

abad.id- Di tempat itu 300 tahun yang lalu tampak bukit tertutup semak belukar dengan pepohonan besar tumbuh dan ujung-ujung batu candi yang mencuat di antara semak. Kesan yang muncul hanyalah kesenyapan hutan yang dingin, bahkan menurut cerita, cukup angker.

 

Nama Borobudur muncul dalam Babad Tanah Jawi (1709-1710), dengan berita singkat mengenai Mas Dana, seorang pemberontak pada zaman Pakubuwo I, yang dikepung dan tertangkap di Redi Borobudur. Kemudian pada tahun 1758, ada lagi cerita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta yang datang ke Borobudur untuk melihat seribu arca dan mengunjungi ''seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar". Konon, kunjungan tersebut membawa 'kesialan' yang mengakibatkan kematiannya. Kehadiran kembali Borobudur saat itu sakan-akan hanya berupa dongeng yang sulit digambarkan bentuk dan kenyataannya.

 

Kassian cephas di Candi Borobudur Magelang sirca 1989. Sumber Tropenmuseum Amsterdam 

 

Borobudur dikenal kembali sebagai karya besar pada pemerintahan Gubernur Jendral Raffles, tahun 1814. Raffles lah yang memerintahkan Cornelius, seorang perwira Zenie untuk membersihkan candi dengan dibantu oleh 200 penduduk. Selama hampir dua bulan mereka "babat alas", menebangi pohon-pohon besar serta semak belukar yang menyelimuti candi serta membakarnya sekaligus. Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan ditimbun di sekitar kaki candi. Sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang ke lereng bukit. Namun pembersihan waktu itu tidak dapat dilakukan sepenuhnya, karena dikhawatirkan dindingnya akan runtuh.

 

Dua puluh tahun kemudian, Hartman Residen Kedu memerintahkan untuk membersihkan kembali bangunan Borobudur sehingga       keseluruhan candi mulai tampak. Batu-batu yang lepas berserakan di sekeliling candi. Berbagai kerusakan semakin hari semakin mengancam. Relief-relief yang indah pada dinding candi sudah ada yang memudar bentuknya. Wajah yang terukir seakan-akan rusak oleh karena berbagai penyakit kulit. Penyakit yang merusakkannya itu berupa kanker batu, bisul-bisul batu, maupun batu yang permukaannya tampak rata dengan hanya sebuah lubang halus tetapi ternyata di dalamnya berongga semakin lama semakin besar. Kerusakan candi itu bukan saja pada permukaan batu, tetapi juga mengancam keseluruhan bentuk candi. Dinding-dinding yang sudah miring, bertambah miring. Bahkan ada yang melesak ke dalam tanah, ada pula yang menggelembung di tengah karena desakan air dari dalam.

 

Inisiasi pemugaran Pemugaran Candi Borobudur pernah sudah dilaksanakan sejak masa kolonial Belanda. Theodoor Van Erp adalah orang yang pertama kali melakukan upaya pemugaran ini. Ia adalah ahli purbakala dan pemugaran yang lahir di Ambon, 26 Maret 1874. Pemugaran pertama Candi Borobudur dilaksanakan dari tahun 1907 sampai 1911. Selama tujuh bulan pertama, upaya pemugaran dilaksanakan dengan penggalian tanah di sekitar monumen, demi menemukan kepala patung Buddha dan panel batu yang hilang.

 

Van Erp membongkar dan membangun kembali tiga teras melingkar dan stupa di bagian puncak. Theodoor Van Erp adalah ahli pemugaran belanda yang memugar bebatuan struktur Candi Borobudur yang berserakan menjadi utuh. Theodoorjuga terlibat  dalam penyelamatan Candi Siwa, Komplek Candi Prambanan dan Candi Induk Sewu 1902-1903. Begitu juga dengan pemugaran Candi Ngawen dan Selogriyo di Magelang dan Candi Pringapus di Temanggung.

 

Data resmi Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kondisi candi Buddha terbesar di dunia itu memprihatinkan sejak tahun 1960-an. Peristiwa 1965 membuat upaya penyelamatan terhambat. Baru 4 tahun sesudahnya, pemerintah orde baru memuskan pemugaran candi menjadi salah satu prioritas yang mesti dilaksanakan.

 

UNESCO bergabung Pada tahun 1969, Proyek Restorasi Candi Borobudur dicetuskan dalam program Pelita. Kampanye penyelamatan kepada dunia internasional juga digalakkan. Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) pun bergabung dalam upaya penyelamatan tersebut. Pada upacara pemugaran, 10 Agustus 1973, Presiden Soeharto, mengatakan, betapa besarnya biaya dalam pemugaran candi ini. Padahal saat itu, Indonesia sedang membangun perekonomiannya. Namun, menurut Soeharto, soal biaya tak jadi soal. Ia mengatakan, penyelamatan warisan masa lalu adalah sesatu yang tak ternilai harganya. "Kita sadar bahwa untuk menyelamatkan suatu warisan masa lampau yang tak ternilai harganya, tidaklah pantas kita menghitung-hitung untung rugi," kata Suharto Presiden.

 

Kondisi Candi Borobudur  harus diselamatkan dari keruntuhan dindingnya, Foto dok net 

 

Pemugaran Candi Borobudur kali ini, selain menyelamatkan candi dari keruntuhan dindingnya, juga membenahi keseluruhan batu yang masih banyak berserakan di sekitar kaki candi, maupun membenahi kembali hasil pemugaran Van Erp. Hal ini dilakukan, karena terbukti ada beberapa batu berukir yang dipotong untuk mengganjal batu yang lain, diletakkan tidak pada tempatnya. Dengan penuh ketekunan, para ahli mencoba mencari pasangan batu yang terpenggal-penggal, dicocok-kan, kemudian dicari tempat asalnya. Tidak jarang setelah dipadan-padankan, ternyata ada batu lain yang lebih sesuai, sehingga susunan kepingan batu itu harus diubah kembali. Pekerjaan semacam ini memang membutuhkan suatu kesabaran dan kecintaan terhadap pekerjaan.

 

Bukan Itu saja. Pekerjaan membesihkan batu candi dari kanker batu yang dapat merusakkannya, ternyata juga memerlukan perjalanan yang cukup panjang dan memerlukan kesabaran.

 

Batu-batu tersebut diberi semacam kartu tanda pengenal untuk mengetahul identitasnya, sehingga waktu pengembaliannya dapat sesuai di tempatnya. Pada label tersebut dituliskan batu dari tingkat berapa, deret ke berapa, dan penyakit yang terlihat sepintas. Untuk ''mengobati kanker batu, harus diturunkan dengan menggunakan derek-derek besar berlengan panjang. Nah, dalam rangkaian "menyervis"' batu ini, mengunakan cara manual dengan jarum jahit.

"Jangan heran kalau dalam anggaran tertulis 'pengeluaran untuk membeli jarum jahit." Bukan untuk menjahit, tetapi untuk mencungkil kanker batu yang ada di sela lubang," kata Maulana Ibrahim, salah seorang staf Proyek Pemugaran Candi Borobudur.

 

Setiap harinya ada sekitar 40 orang penduduk yang bekerja mencungkil kotoran batu dengan jarum tersebut, sejak jam 08.00 pagi hingga 16.00 sore. Suatu pekerjaan yang mudah menimbulkan kebosanan. Namun semua itu harus dilaksanakan, karena penggunaan bahan kimia untuk membersihkan batu tak selamanya berhasil. Bahan-bahan kimia itu ada yang malah merusakkan batu. Pembersihan kotoran di lubang yang cukup tersembunyi, sukar dilakukan tanpa jarum. Dan entah berapa banyak jarum yang terpakai dan berapa lama waktu yang dipergunakan

 

Baru setelah puing candi itu dibersihkan dan diperbaiki secara bertahap, Borobudur muncul kembali sebagai suatu karya besar yang menyimpan pesona sebagai bangunan kuno yang terindah di belahan bumi. Karya besar yang dibuat sekitar tahun 800 Masehi itu mempergunakan 2 juta batu dengan berbagai ukuran, di antaranya ada yang berukuran 2 meter persegi. Batu-batu itu disusun tanpa perekat apa pun, hanya dengan cara dikaitkaitkan saja hampir mirip mainan lego. Pada dinding-dinding lorong yang dibuat tanpa pondasi itu terukir relief yang menggambarkan 1460 babak cerita perjalanan hidup Sidharta Gautama serta 1212 bentuk hiasan berupa sulur-sulur, bunga, serta bentuk-bentuk hiasan lainnya yang indah. Kalau seluruh relief itu dideretkan, maka dapat mencapai panjang kira-kira tiga kilometer. Bukan itu saja. Patung-patung Budha yang terletak di ber-bagai arah mata angin dengan berbagai sikap yang menunjukkan simbol-simbol tertentu, semuanya berjumlah 505 buah.

 

Sketsa Candi Borobudur diantara pegunungan Manoreh. Foto dok net

 

Dalam pemugaran ini, ikut dilibatkan para arkeolog dan para ahli dari berbagai cabang ilmu .Seperti, geolog, arsitek, bahkan juga juru potret dan juru kamera yang bertugas mendokumentasikan gambar-gambar candi sebelum maupun sesudah dipugar. Pekerjaan yang dilakukan bukan sekedar meluruskan dinding yang miring dan menyikat bersih batu-batu candi yang kotor saja, tetapi membenahi keseluruhan candi agar utuh kembali dan dapat bertahan dalam waktu

 

Tanah bukit tempat candi harus dipelajari dulu sifatnya oleh ahlinya. Pembangunannya kembali juga harus dipelajari oleh para arsitek untuk menghitung kemiringan yang mungkin akan terjadi. Penyakit yang di derita batu-batu itu pun harus disembuhkan oleh tabib batu. Serta pemasangan kembali batu-batu itu harus pula sesuai dengan keadaan semula candi dengan mempelajari petunjuk-petunjuk yang "'dibaca"' oleh para arkeolog. Untuk menjaga agar air yang merembes ke dalam tanah tidak mendesak kembali candi tersebut, maka dibuatkan saluran-saluran air. Untuk mencegah merosotnya batu-batu candi, pada sekeliling dasar kaki candi dibuatkan gelang dari beton untuk menyangganya. Untuk itu tak jarang diperlukan pengangkatan batu-batu candi, untuk kemudian dipasang kembali.

 

Setelah penelitian diperluas ke sekeliling candi, maka terasa juga perlunya pengamanan. Untuk itu tahun 1983 ikut dibangun Taman Candi Borobudur seluas 85 hektar di sekeliling candi. Taman itu diharapkan dapat berfungsi bagai "penahan" serbuan pengunjung candi yang diperkirakan akan melimpah. Di taman tersebut pengunjung juga dapat menikmati keindahan candi tanpa harus mendakinya. Dengan demikian keausan batu-batu candi karena seringnya tergesek sepatu pengunjung juga dapat dihambat. Manfaat lain yang diharapkan adalah, Taman Candi juga dapat dipergunakan sebagai tempat belajar untuk mendalami masalah arkeologi dan botani.

 

Cerita mengenai Borobudur memang selalu menarik. Dan usaha-usaha yang dilakukan untuk membenahi kembali karya besar ini tak kalah menariknya dengan dongeng-dongeng lama tentang Borobudur. Hingga akhirnya proyek berhasil memperkokoh candi dan bisa bertahan 1.000 tahun lagi. Presiden Soeharto dalam pidatonya pada 23 Februari 1983 merasa bangga, dan meyatakan berakhirnya pemugaran bukan berarti pekerjaan-pekerjaan pelestarian Candi Borobudur berhenti. Justru dengan adanya pemugaran ini, upaya pelestarian candi semakin digiatkan, sehingga Candi Borobudur dapat bertahan lagi 1.000 tahun lamanya.  (pul)

 

 

 

 

Artikel lainnya

Puputan Bayu, Perang Agama Akibat Adu Domba Belanda

Malika D. Ana

Jul 03, 2023

test1234

Author1 Abad1

Mar 01, 2023

Maradia Depu Pahlawan Nasional 28 Kali Pindah Penjara

Pulung Ciptoaji

Feb 20, 2023

Cerita Rosihan Anwar Saat Meliput Sidang Kabinet Syahrir III

Pulung Ciptoaji

Feb 06, 2023

Duar..!  Pesawat PANAM Tabrak Gunung, 107 Penumpang tewas

Pulung Ciptoaji

Jan 17, 2023

Kegiatan Sosial Begandring Menutup Tahun 2022

Malika D. Ana

Jan 02, 2023