images/images-1690204344.jpg
Sejarah
Budaya

Penanggalan Jawa Sebelum Akulturasi Budaya

Malika D. Ana

Jul 24, 2023

1112 views

24 Comments

Save

Penanggalan Jawa Sebelum Akulturasi Budaya

 

 

Abad.id - Dari masa Sultan Agung berkuasa hingga sekarang, belum ada yang berani melakukan perubahan atau penyesuaian. Ada yang berpendapat kalau Penanggalan Jawa seharusnya setiap 75 atau 120 tahun sekali harus diadakan penyesuaian. Ada yang berpendapat, kalau sekarang dekade perhitungan tahun ABOGE sudah berakhir dan sudah seharusnya diganti dekade perhitungan tahun ASAPON.

 

Terlepas dari berbagai pendapat tersebut, lebih baik demi kembalinya sebuah Jati Diri bangsa, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang punya dan kuat Jati Diri-nya. lebih baik  kita kembali pada Penanggalan Jawa asli yang diciptakan oleh Mpu Hubayun (911 SM) dan kita usahakan menjadi kalender nasional atau bahkan kalender internasional, karena Jawa adalah Global genius, bukan Local genius. Dengan pertimbangan :

 

 1.   Penanggalan Jawa Mpu Hubayun adalah Penanggalan Jawa asli dan yang pertama atau tertua (911 SM).

2.   Kalender yang penuh dengan nilai-nilai filosofi tinggi, yang menandakan bangsa kita adalah bangsa yang besar. Sehingga kalau bisa Penanggalan Jawa diangkat menjadi Kalender Nasional Negara Indonesia. Karena tidak semua bangsa dan negara di dunia memiliki kalender sendiri.

 

3.   Kalender yang mengarah pada keselarasan atau keharmonian alam semesta, karena berdasarkan proses awal terjadinya alam semesta (Sangkan Dumadining Bhawana).

 

4.   Penanggalan Jawa yang selaras dengan aksara Jawa, Sangkan Dumadining Bhawana dan Sangkan paraning Dumadi.

 

5.   Satu-satunya kalender di dunia yang mengakomodasi makrokosmos dan mikrokosmos, sehingga tidak sekedar kalender yang hanya memakai hitungan angka.

 

6.   Penanggalan Jawa harus berdiri diatas semua golongan (agama, suku). Karena makna kata JAWA itu sendiri tidak bermakna sukuisme maupun kedaerahan (teritorial).

 

Sedangkan Penanggalan Jawa Sultan Agung, selain adanya polemik dengan berbagai pendapat yang berbeda juga terlalu banyak mengadopsi pengaruh Islam. Sehingga orang yang tidak memeluk agama Islam, muncul perasaan tidak merasa ikut memiliki, sedang pemeluk agama Islam sendiri  juga banyak yang tidak merasa memiliki karena dianggapnya peninggalan agama Hindhu. Semua itu berakibat hilangnya nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, guyub-rukun, yang menjadi ciri-khas bangsa kita. Akibatnya sekarang ini banyak orang yang sudah tidak mengenal lagi atau sudah tidak peduli pada Penanggalan Jawa, aksara Jawa dan Budaya Jawa.

 

7.   Kalender atau penanggalan adalah simbol kehidupan sehari-hari, sementara kalender yang ada sekarang ini dan menjadi kalender resmi nasional negara Indonesia, tercetak angka besar kalender Masehi dan angka kecil kalender Hijriah. Tanpa kita sadari sudah cukup lama ada kekuatan tertentu yang ingin menghancurkan Nusantara/Indonesia dengan berawal menghilangkan simbol kehidupan sehari-hari Nusantara/Jawa. Alhasil sekarang ini secara umum bangsa kita merasa malu, hina dan tidak bangga menggunakan simbol-simbol Nusantara dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga terpuruklah bangsa kita sekarang ini.

 

A.    PENETAPAN HARI DALAM PENANGGALAN JAWA (Makrokosmos)

 

1.   Hari ke-1 berdasarkan Surya disebut  Radite atau Rawiwara sekarang Minggu (Dipengaruhi Planet Matahari), neptunya 5.

2.   Hari ke-2 berdasarkan Rembulan disebut Suma atau Sumawara sekarang Senen (Dipengaruhi Planet Bulan), neptunya 4.

3.   Hari ke-3 berdasarkan  Kartika-I disebut Anggara atau Manggala sekarang Selasa (Dipengaruhi Planet Mars), neptunya 3.

4.   Hari ke-4 berdasarkan Pertiwi disebut Buda atau Pertala sekarang Rebo (Dipengaruhi Planet Bumi), neptunya 6.

5.   Hari ke-5 berdasarkan  Kartika-II disebut Respati sekarang Kamis (Dipengaruhi Planet Jupiter), neptunya 8.

6.   Hari ke-6 berdasarkan  Kartika-IV disebut Sukra sekarang Jum’at (Dipengaruhi Planet Uranus dan Venus), neptunya 6.

7.   Hari ke-7 berdasarkan  Kartika-III disebut Tumpak sekarang Sabtu (Dipengaruhi Planet Saturnus), neptunya 9.

 

B.    SIFAT – SIFAT MAKROKOSMOS

 

dina wara

1.   Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.

 

2.   Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di tata surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.

 

3.   Mars (1,5 SA dari matahari, SA : Satuan Astronomi = ± 150 juta kilo meter) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.

 

4.   Bumi (1 SA dari matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.

 

5.   Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, CallistoIo, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di tata surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.

 

6.   Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan bujkuran poros 90 derajad pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.

 

7.   Venus (0,7 SA dari matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.

 

8.   Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja.  Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.

 

 

C.    PENETAPAN PASARAN DALAM PENANGGALAN JAWA (Mikrokosmos)

 

Dalam penanggalan Jawa terdapat Pasangan atau  Sisihan Hari yang berdasarkan sedulur 4 kalima Pancer yang berupa cahaya :

1.   Cahaya berwarna Putih disebut  Pethakan sekarang  disebut Manis/Legi, unsur Udara atau Oksigen. Neptunya  5

2.   Cahaya berwarna Merah disebut  Abritan sekarang  disebut Jenar/Paing, unsur Api atau Nitrogen. Neptunya 9

3.   Cahaya berwarna Kuning disebut  Jene’an sekarang  disebut Palguna/Pon, unsur Cahaya atau Foton. Neptunya 7

4.   Cahaya berwarna Hitam disebut  Cemengan sekarang  disebut Langking/Wage, unsur Tanah atau Carbon. Neptunya 4

5.   Cahaya berwarna Hijau disebut Gesang atau pancer disebut Kasih/Kliwon, unsur air atau Hidrogen. Neptunya 8

 

D.    SIFAT – SIFAT MIKROKOSMOS

 

1.   Udara :

a.   Memiliki masa sehingga dapat menimbulkan tekanan

b.   Transparan dalam beberapa bentuk radiasi

c.   Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.

d.   Bersifat elastis dan dinamis, sehingga dapat mengembang dan mengkerut sehingga dapat bergerak dan berpindah

2.   Api :

a.   Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan panascahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.

b.   Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.

3.   Cahaya :

a.   Cahaya merambat lurus

b.   Cahaya dapat menembus benda bening

c.   Cahaya dapat dipantulkan

d.   Cahaya dapat dibiaskan

4.   Tanah :

a.    Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme.

b.    Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral.

5.   Air :

a.   air mengalir dari permukaan tinggi ke rendah, karena gaya gravitasi

b.   air mengalami kapilaritas, yaitu meresapnya partikel air melalui celah2 kecil

c.   permukaan air yang tenang adalah datar

d.   air dapat memantulkan maupun membiaskan cahaya

e.   bayangan benda yang dilihat di air pasti lebih kecil dari ukuran sebenarnya

 

E.     PENETAPAN BULAN DALAM PENANGGALAN JAWA (CANDRA)

  1. Bulan ke-1 disebut Badra Warna sekarang disebut Sura, Neptunya 7
  2. Bulan ke-2 disebut Asuji sekarang disebut Sapar, Neptunya 2.
  3. Bulan ke-3 disebut Kartika sekarang disebut Mulud/Rabi’ulawal, Neptunya 3.
  4. Bulan ke-4 disebut Pusa sekarang disebut Bakda Mulud/Rabi’ulakhir, Neptunya 5 .
  5. Bulan ke-5 disebut Manggasri sekarang disebut Jumadilawal, Neptunya 6. 
  6. Bulan ke-6 disebut Sitra sekarang disebut Jumadilakir, Neptunya 1.
  7. Bulan ke-7 disebut Manggalaka sekarang disebut Rejeb, Neptunya 2.
  8. Bulan ke-8 disebut Naya sekarang disebut Ruwah/Sadran, Neptunya 4.
  9. Bulan ke-9 disebut Palguna sekarang disebut Puasa, Neptunya 5.
  10. Bulan ke-10 disebut Wisaka sekarang disebut Syawal, Neptunya 7.
  11. Bulan ke-11 disebut Jita sekarang disebut Apit/Dulkaidah/Selo, Neptunya 1.
  12. Bulan ke-12 disebut Srawana sekarang disebut Besar/Dulhijah, Neptunya 3

 

F.    PENETAPAN TAHUN ATAU WARSA DALAM PENANGGALAN JAWA

 

1.        Tahun ke-1 disebut Sri/Harsa sekarang di sebut tahun Alip, Neptunya 1.

2.        Tahun ke-2 disebut Endra/Heruwarsa sekarang di sebut tahun Ehe, Neptunya 5.

3.        Tahun ke-3 disebut Guru/Jimantara sekarang di sebut tahun Jimawal, Neptunya 3.

4.        Tahun ke-4 disebut Yama/Duryata sekarang di sebut tahun Je, Neptunya 7.

5.        Tahun ke-5 disebut Ludra/Dhamma sekarang di sebut tahun Dal, Neptunya 4.

6.        Tahun ke-6 disebut Brahma/Pitaka sekarang di sebut tahun Be, Neptunya 2.

7.        Tahun ke-7 disebut Kala/Wahyu sekarang di sebut tahun Wawu, Neptunya 6.

8.        Tahun ke-8 disebut Uma/Dirgawarsa sekarang di sebut tahun Jimakir, Neptunya 3.

 

G.    PAWUKON ATAU SATUAN MINGGU DALAM PENANGGALAN JAWA

 

Menurut Wikipedia, Wuku adalah bagian dari suatu siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) masih digunakan di Bali dan Jawa, terutama untuk menentukan "hari baik" dan "hari buruk" serta terkait dengan weton / nepton. Weton dalam bahasa Bali disebut oton/otonan. Seorang bayi yang berusia 1 siklus wuku (210 hari) disebut 1 oton.

 

Ide dasar perhitungan menurut wuku adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari. Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti, misalkan hari Sabtu Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.

 

1. Sinta-Batara Yama (Ahad Pahing-Sabtu Pon)

2. Landep-Batara Mahadewa (Ahad Wage-Sabtu Kliwon) 

3. Wukir, Ukir-Batara Mahayakti (Ahad Legi-Sabtu Pahing)   

4. Kurantil, Kulantir-Batara Langsur (Ahad Pon-Sabtu Wage)

5. Tolu, Tulu-Batara Bayu (Ahad Kliwon-Sabtu Legi)

6. Gumbreg-Batara Candra (Ahad Pahing-Sabtu Pon) 

7. Warigalit, Wariga-Batara Asmara (Ahad Wage-Sabtu Kliwon)

8. Warigagung, Warigadian-Batara Maharesi (Ahad Legi-Sabtu Pahing)

9. Julungwangi, Julangwangi-Batara Sambu (Ahad Pon-Sabtu Wage) 

10. Sungsang-Batara Gana Ganesa (Ahad Kliwon-Sabtu Legi)

11. Galungan, Dungulan-Batara Kamajaya (Ahad Pahing-Sabtu Pon)

12. Kuningan-Batara Indra (Ahad Wagé-Sabtu Kliwon). Pada wuku ini Hari Raya Kuningan jatuh pada hari Sabtu-Kliwon.

13. Langkir-Batara Kala (Ahad Legi-Sabtu Pahing) 

14. Mandasiya, Medangsia-Batara Brahma (Ahad Pon-Sabtu Wage)

15. Julungpujut, Pujut-Batara Guritna (Ahad Kliwon-Sabtu Legi)

16. Pahang-Batara Tantra (Ahad Pahing-Sabtu Pon)

17. Kuruwelut, Krulut-Batara Wisnu (Ahad Wagé-Sabtu 

18. Marakèh, Merakih-Batara Suranggana (Ahad Legi-Sabtu Kliwon) 

19. Tambir - Batara Siwa (Ahad Pon - Sabtu Wagé)

20. Medangkungan-Batara Basuki (Ahad Kliwon - Sabtu Legi) 

21. Maktal - Batara Sakri (Ahad Pahing - Sabtu Pon) 

22. Wuyé, Uye-Batara Kowera (Ahad Wagé-Sabtu Kliwon)

23. Manahil, Menail-Batara Citragotra (Ahad Legi-Sabtu Pahing)

24. Prangbakat-Batara Bisma (Ahad Pon-Sabtu Wagé) 

25. Bala-Batara Durga (Ahad Kliwon-Sabtu Legi)

26. Wugu, Ugu-Batara Singajanma (Ahad Pahing-Sabtu Pon)

27. Wayang-Batara Sri (Ahad Wagé-Sabtu Kliwon) 

28. Kulawu, Kelawu-Batara Sadana (Ahad Legi-Sabtu Pahing)

29. Dukut-Batara Sakri (Ahad Pon-Sabtu Wagé). Pada wuku ini Anggara Kasih pada hari Selasa Kliwon dianggap keramat oleh orang Jawa.

30. Watugunung-Batara Anantaboga (Ahad Kliwon-Sabtu Legi). Pada wuku ini hari Jumat Kliwon dianggap keramat oleh orang Jawa dan sebagai hari Saraswati yang dianggap suci oleh orang Bali. 

   

   H.    PARINGKELAN DALAM PENANGGALAN JAWA

 

1.        Tungle atau Ujungan (Ron)

2.        Aryang atau Tiyang (Wong)

3.        Warungkung atau Sato (Kewan)

4.        Paningron atau Ulam (Iwak)

5.        Uwas atau Peksi (Manuk)

6.        Mawulu (Wiji)

 

I.    MANGSA DALAM PENANGGALAN JAWA

 

Mangsa adalah nama waktu sebulan (seperdua belas tahun) tetapi lamanya tidak sama, ada yang kurang dari 30 hari dan ada juga yang lebih dari 40 hari. Perhitungan mangsa dimulai dan matahari tampak di sebelah utara (bulan Juni). Mangsa juga merupakan penggambaran indikator birahi alam, sehingga mangsa banyak digunakan para petani untuk pedoman bercocok tanam. 

Contoh : 1. birahinya anjing kawin itu mangsa 9, sehingga tidak akan kita temukan anjing kawin pada mangsa yang lain. 2. Adanya musim buah – buahan.

 

Nama mangsa pada umurnya sebagai berikut :

1.     Kartika                  =   Kasa              =   22 Jun – 01 Agt            =   41

2.     Pusa                     =   Karo              =   02 Agt – 24 Agt            =   23

3.     Manggasari          =   Katelo           =   25 Agt – 17 Sep            =   24

4.     Sitra                      =   Kapapat        =   18 Sep – 12 Okt            =   25

5.     Manggakala          =   Kalima          =   13 Okt – 08 Nop           =   27

6.     Naya                     =   Kaenem        =   09 Nop – 21 Des           =   43

7.     Palguna                =   Kapitu           =   22 Des – 02 Peb            =   43

8.     Wisaka                  =   Kawolu          =   03 Peb – 28 Pem          =   26

9.     Jita                       =   Kasongo        =   01 Mar – 25 Mar           =   25

10.  Srawana                =   Kasepuluh     =   26 Mar – 18 Apr            =   24

11.  Badrawana            =   Kasewelas     =   19 Apr – 11 Mei             =   23

12.  Asuji                      =   Karolas          =   12 Mei – 21 Jun             =   41

 

Pranata mangsa dalam penanggalan Jawa

Pranata mangsa dalam penanggalan Jawa

 

Mangsa Kasewelas disebut pula Dhestha.

Mangsa Karolas disebut pula Sadda.

 

J.   HARI SENGKALA DALAM PENANGGALAN JAWA

 

Hari sengkala adalah hari wewenang jin untuk memusuhi (menggoda / mengganggu) manusia, oleh karena itu bagi manusia adalah sengkala artinya halangan atau gangguan.

 

Nama hari-hari sengkala adalah :

1.   Sampar wangke = tersandung bangkai = tidak baik untuk punya hajat, bepergian jauh atau maju perang.

2.   Tali wangke = tali bangkai = tidak baik untuk punya hajat, pergi jauh dan maju perang.

3.   Sari Agung = larangan besar = tidak baik untuk punya hajat, pergi jauh dan maju perang.

4.   Kala Renteng = kala hari berturut-turut, tidak baik untuk punya hajat, pergi jauh dan maju perang.

5.   Aryang = ringkel jalma = nasib tidak baik untuk manusia, tidak baik untuk punya hajat, pergi jauh dan maju perang.

 

K.   HARI BAIK DALAM PENANGGALAN JAWA

 

Menurut kepercayaan kuno ada dua hari baik untuk punya hajat dan berusaha :

1.   Sri tumpuk, baik untuk meminang, menikah, mulai mananam segala macam tananam, mulai berusaha (berdagang atau mendirikan perusahaan)

2.   Bulan atau wuku yang ada harinya Anggara Kasih, baik untuk meminang, menikah, khitanan, boyongan, dan segala macam usaha.

 

L.    HARI KELAHIRAN

 

Hari kelahiran biasanya dianggap baik bagi yang orang lahir pada hari itu, oleh karena banayk orang yang memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa, bersemadi, bersedekah dan lain sebagainya. Bahkan pada hari kelahirannya dipergunakan segala macam hajat yang baik, misalnya pindah rumah, mendirikan rumah, mulai berusaha dan segala macam perbuatan baik. Biasanya yang dianggap tantangan bagi seseorang sesuai dengan kelahirannya ialah hari Puput Puser, ialah pang   kal pusatnya sudah mengering lalu lepas dari perutnya.

 

M.    DINA UWAS

 

Hari yang tidak pernah ditempati tahun baru Jawa disebut Dino Uwas (Dino tanpo tanggal) tidak baik untuk segala keperluan, hari tersebut antara lain :

1.      Selasa Wage

2.      Rabu `Legi

3.      Kamis Pon

4.      Sabtu Kliwon

5.      Minggu Pahing

 

N.    WATAK TAHUN KETIKA TAHUN BARUNYA (1 SURA) JATUH PADA HARI :

 

1.      Radite (Minggu)                      : tahun kelabang atau date kenobo

2.      Soma (Senen)                          : tahun cacing atau soma werjita

3.      Anggara (Selasa)                     : tahun kepiting atau anggara rekata

4.      Buda (Rabu)                             : tahun kerbau atau buda mahesa

5.      Respati (Kamis)                        : tahun serangga atau respati mimi-mintuna

6.      Sukra (Jum’at)                          : tahun udang atau sukra lengkara

7.      Tumpak (Sabtu)                       : tahun kambing atau tumpak menda

 

Demikian sekilas tentang sejarah penanggalan Jawa. Semoga bisa mendatangkan manfaat dalam hidup dan kehidupan kita. Membangkitkan simbol simbol kehidupan Nusantara untuk menuju kebangkitan Nusantara Jaya.

Artikel lainnya

Reaktualisasi Nilai Kejuangan dari Gedong Nasional Indonesia (GNI)

Author Abad

Oct 29, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023

Surabaya Dalam Jejak Kubilai Khan, Cheng Ho dan Marga Han

Malika D. Ana

Jan 14, 2023

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Kapan Indonesia Siap Berdemokrasi?

Author Abad

Nov 01, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023