images/images-1677309175.jpg
Sejarah
Budaya

Budaya Pertanian di Era Pra-Mataram Kuno

Malika D. Ana

Feb 25, 2023

385 views

24 Comments

Save

Budaya Pertanian di Era Pra-Mataram Kuno

 

Abad.id – Pada Era pra-Mataram kuno, Pulau Jawa sudah menunjukan geliat budaya pertaniannya, dan kemudian menjadi lebih dinamis dengan hadirnya konsep triloka. Konsep triloka membagi peran dan fungsi lanskap serta tata guna lahannya untuk mencerminkan filosofi mendasar dari filosofi Hindu dan korelasi Buddhismenya.

 

Triloka merupakan pembagian atau lapisan dari alam semesta (bhuwana agung) berdasarkan atas tiga kelompok yaitu :

Swah Loka; “Alam Sorga (atman), para dewa dan Hyang Widhi”, Bwah Loka; Dunia kita ini dan kisah “titi ugal agil”, Bhur Loka; “Alam Neraka”

 

Bercocok tanam dengan background Candi Banyunibo peninggalan era Sailendra

Berdasarkan telaah data prasasti, khususnya alih bahasa prasasti, relief candi, sebaran candi dan letak geografisnya, dan berbagai data pendukung lainnya, dapatlah disimpulkan bahwa konsep triloka melahirkan kemampuan teknis, teknologi, spesialisasi profesi, birokrasi dan kekuasaan Raja untuk menyelenggarakan kedaulatan, pemerintahan, dan pembangunan berkelanjutan yang seluruhnya secara kosentris membentuk Mataram kuno di Jawa Tengah sebagai kerajaan kosentrik berfokus dan bercorak agraris, sejak abad ke 8 s.d. 11 Masehi, dengan puncak monumentalnya yaitu Borobudur.

 

Setelah abad ke-11, perkembangan Mataram, Jawa Kuno mulai mengarahkan pengembangan budaya pertaniannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Seluruh kearifan lokal khususnya konsep triloka, pengetahuan dan ketrampilan pertanian, dan pengalaman pada budaya pertaniannya menjadi lebih berkembang, karena lanskap Jawa Timur menawarkan lebih banyak eksplorasi dan adaptasi untuk menghasilkan lebih banyak kemantapan ketahanan pangan. Triloka mulai berekspansi memanfaatkan mandala nista di pesisir.

 

Seluruh telisik data, telaah informasi terkait keruangan atas apa yang terjadi pada Jawa Kuno, memberikan kesempatan bagi kita untuk merekonstruksi 'lanskap arkeologi' yang sangat menjelaskan eksistensi budaya pertanian sebagai ciri, corak, dan variable dominan pada era tersebut. Hal ini juga menjelaskan asal usul negeri agraris di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, sekaligus gambaran spatial yang nyata tentang apa yang terjadi di era Jawa kuno.(mda)

Artikel lainnya

Seru, 400 Orang Jawa Sedunia Bakal Kumpul di Surabaya

Author Abad

Oct 04, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Politik Hukum, Tumbal dan Sumber Kegaduhan

Malika D. Ana

Jan 07, 2023

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023