images/images-1671351960.png
Liputan

Rekor MURI Tari Remo Massal Surabaya Diikuti 65.946 Peserta

Pulung Ciptoaji

Nov 25, 2022

307 views

24 Comments

Save

Penulis : Pulung Ciptoaji

 

abad.id-Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatatkan tambahan prestasi berupa jumlah penari terbanyak dalam ajang Tari Remo massal di Surabaya.  Rekor MURI Tari Remo Massal Surabaya ini digelar di 10 situs sejarah Minggu, 18/12/2022. Dalam kesempatan ini, turut hadir menyaksikan pemecahan Rekor MURI Dunia di Jembatan Suroboyo, diantaranya Wakil Wali Kota Armuji, Ketua DPRD Adi Sutarwijono, Forkopimda serta stakeholder.

 

Tari remo massal ini didukung sepenuhnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Perhelatan akbar tersebut melibatkan pelajar dan anggota sanggar tari yang ada di Kota Pahlawan. "Ini menjadi salah satu upaya sebagai pembentukan karakter anak-anak. Bagaimana mereka bisa menghargai seni dan budaya, sekaligus melatih motorik anak," kata Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang membuka gelaran tari remo massal tersebut.

 

Tari Remo massal dipusatkan di Jembatan Suroboyo pukul 07.00 WIB. Selain di Jembatan Suroboyo, kegiatan tersebut juga digelar di sejumlah tempat bersejarah lainnya yakni Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, Halaman Balai Kota, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se-Surabaya. Kegiatan tari remo digelar bersamaan di jam yang sama, dan dipantau melalui zoom di masing masing titik.

 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menngungkapkan, tujuan tari Remo ini digelar secara massal dilakukan untuk melestarikan budaya asli Surabaya, Jawa Timur, yang di dalamnya mempunyai makna kepahlawanan. Dengan menari Remo massal, kata Eri, secara tidak langsung dirinya ingin menumbuhkan jiwa kepahlawanan kepada para pelajar dan warga Kota Pahlawan secara umum.

 

Ia berharap, jiwa-jiwa kepahlawanan itu akan tertanam di dalam diri para pelajar Kota Pahlawan. "Saya yakin, ketika di dalam dirinya tertanam jiwa kepahlawanan, mereka akan memiliki pribadi yang kuat. Karena mereka sudah tertanam budaya "Arek Suroboyo"," kata Eri.

 

"Rekor MURI ini, tidak saya persembahkan untuk Pemkot Surabaya, akan tetapi untuk seluruh warga yang sudah mau menjaga kekompakan dan budaya ini di dalam dirinya. Dengan filosofi tari Remo, karakter kita pasti akan terbentuk," tutur Eri.

 

Awalnya hanya diagendakan 10 ribu peserta. Namun kegiatan tersebut sangat diapresiasi Dispendik Kota Surabaya, dengan memberikan surat edaran kepada seluruh SD-SMP di wilayah setempat yang berisi teknis pelaksanaan Tari Remo Massal. Sehingga jumlah menjadi sangat banyak dan secara teknis dilaksanakan secara serempak di jam yang sama.

 

Lantas, mengapa tari Remo massal ini digelar di 10 ikon bersejarah dan 2 jembatan di Surabaya. Menurutnya, 10 situs bersejarah dan 2 jembatan dipilih agar para pelajar semakin mengenal kultur dan budaya Kota Surabaya.

 

jiwa kepahlawanan yang sudah diwariskan para pendahulu juga tertanam di benak para pelajar Kota Surabaya. "Karena itu, saya harap filosofi tari Remo itu tertanam terus di jiwa mereka (pelajar) dan hari terwujud. Saya matur nuwun (terima kasih) banyak kepada semuanya, sehingga tetap mempertahankan budaya milik Arek Suroboyo," ujar Eri.

 

Piagam prestasi kategori Superlatif No.10762/R.MURI/XII/2022 diberikan kepada Kota Surabaya yang sukses pecahkan Rekor MURI Dunia “Tari Remo Massal” di penghujung akhir tahun 2022 ini,  diberikan secara langsung oleh Direktur Operasional Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Yusuf Ngadri kepada Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Jembatan Suroboyo.

 

Yusuf Ngadri mengaku telah menghitung secara keseluruhan peserta yang ikut Tari Remo massal ini. Dia menyebut kalau jumlahnya bertambah. Semula rencananya 10.000 peserta, ternyata bertambah menjadi kemudian 65.946 peserta.  Selain dari segi jumlah,  Rekor MURI juga mencatat kalau tarian Remo yang disajikan oleh arek-arek Suroboyo usia sekolah ini dilakukan di situs-situs sejarah dan ikon Kota Pahlawan. Ada 10 situs sejarah dan dua jembatan. Termasuk Jembatan Suroboyo dan Jembatan Merah Surabaya.

 

Yusuf turut mengacungi jempol pemkot yang sudah berhasil mengangkat kembali seni budaya lokal dan menanamkan jiwa patriotisme kepada ribuan pelajar. "Harapan kami, jangan sampai kegiatan pelestarian budaya dan menanamkan jiwa patriotisme ini berhenti sampai di sini. Sehingga ke depannya, tari Remo sebagai seni budaya Arek-arek Suroboyo tetap berkembang," kata Yusuf. (pul)

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022