images/images-1683802513.jpg
Sejarah

Ini Alasan Trunojoyo Ikut Terlibat Perang Jawa

Pulung Ciptoaji

May 11, 2023

607 views

24 Comments

Save

 

abad.id- Raden Trunojoyo seorang pejuang Madura yang ikut menyingkirkan Amangkurat I dari tahta Mataram. Gelar pahlawan diberikan kepadanya, karena terlibat melawan kesewenang-wenangan mataram. Lalu, siapakah sebenarnya Raden Trunojoyo ini.

 

Raden Trunojoyo sebenarnya masih memiliki hubungan darah dengan Mataram di masa Sultan Agung. Kakek dari Trunojoyo adalah adik ipar Sultan Agung. Dalam silsilahnya, Trunojoyo adalah putra dari Raden Demang Mloyo Kusumo atau Raden Maluyo. Adapun Raden Maluyo adalah anak ketiga dari Cakraningrat I alias Raden Praseno, putra Arosbaya. Nah,Cakraningrat I (1624-1648) ini merupakan gelar yang diberikan Sultan Agung kepada adik iparnya itu. Sultan Agung sangat memperhatikan wilayah timur pulau Madura.

 

Dengan gelar Cakraningrat 1 ini, maka seluruh Madura berada di bawah pimpinan Raden Praseno,  wilayah timur tetap tunduk dan patuh kepada kekuasaan Kerajaan Mataram Sultan Agung di Jawa. Dengan demikian, Trunojoyo masih memilih hubungan dekat dengan Mataram.

 

Pada masa Mataram dipimpin Amangkurat I, Trunojoyo menjadi satu-satunya bangsawan Madura yang berhasil memberontak terhadap pemerintahan Jawa. Bahkan, dalam pemberontakan tersebut, pasukan Trunojoyo yang bermarkas di Kediri berhasil menjarah Keraton Mataram, sehingga menyebabkan Amangkurat I melarikan diri dan meninggal dalam pelariannya.

 

Di satu sisi Trunojoyo dianggap sebagai pemberontak, tetapi di sisi lain dianggap sebagai pahlawan. Namun, tampaknya, sebutan pahlawan lebih tepat diberikan, karena langkah Trunojoyo itu mendapat dukungan rakyat yang tertindas. Sebab raja Amangkurat I yang berkuasa dikenal sangat sewenang-wenang dan kejam tidak memperhatikan rakyatnya.

 

Pemberontakan Trunojoyo memberikan warna baru bagi kekuasaan Mataram yang semena-mena itu. Dengan alasan tersebut, maka Trunojoyo lebih tepat dianggap sebagai pahlawan daripada pemberontak. Dan, faktanya, sekarang pun Trunojoyo menjadi salah satu pahlawan Indonesia.

 

Sebenarnya, hubungan dekat terjalin antara Trunojoyo dengan Amangkurat I. Betapa tidak, saat kecil, Trunojoyo tinggal dan dibesarkan di lingkungan Keraton Mataram yang pada waktu itu sudah dipimpin oleh Amangkurat I. Namun, pada tahun 1648, keluarga Trunojoyo menjadi korban rezim Amangkurat I yang dianggap melawan. Keluarga besar mereka pun dibunuh, termasuk Cakraningrat I (kakek Trunojoyo) dan Raden Demang Mloyo Kusumo (ayah Trunojoyo).

 

Karena sang kakek penguasa Madura telah wafat, maka tampuk kekuasaan Madura jatuh kepada putra kedua Cakraningrat I yang bernama Raden Undakan. Raden Undakan ini kemudian bergelar Cakraningrat II yang berkuasa sejak 1648 sampai 1707. Nah,ketika memerintah Madura, ternyata Cakraningrat II tidak mendapat simpati rakyat, karena sifat-sifatnya sangat buruk. Cakraningrat II sangat tidak bijaksana, sehingga banyak bawahannya melakukan kekerasan terhadap rakyat Madura. Bahkan Cakraningrat II malah sering berada di Keraton Mataram.

 

Melihat realitas demikian, Trunojoyo merasa terpanggil untuk membebaskan rakyat Madura dari penindasan pamannya. Kebetulan,  saat pengaruh Cakraningrat II semakin melemah, dengan mudah Pangeran Trunojoyo mengambil simpati rakyat Madura. Akhirnya, tampillah Trunojoyo sebagai penguasa baru Madura, dengan wilayah mulai Bangkalan sampai Sumenep.

 

Setelah menjadi penguasa Madura, Trunojoyo banyak melancarkan serangan terhadap orang-orang yang bertindak kejam dan tidak adil. Tidak hanya VOC saja yang menjadi musuh Utama Trunojoyo, tetapi saudaranya sendiri, yakni Amangkurat I.

 

Perjuangan Trunojoyo terhadap Mataram sebenarnya sangat berat, sebab yang dilawannya masih dari kalangan kerabat sendiri.  Serangan tersebut berhasil membuat sang sultan berada di pelarian hingga akhir hayatnya. Pasukan Trunojoyo didukung oleh beberapa adipati dan mantan putra Mahkota Mataram sendiri, Amangkurat II, lebih dikenal dengan nama "Pemberontakan Trunojoyo".

 

Keterlibatan  Adipati Anom (Amangkurat II) yang dipecat dari posisinya sebagai putra mahkota oleh ayahnya, karena kecewa dengan Amangkurat I. Namun ia tidak berani memberontak secara terang-terangan. Maka, ia diam-diam meminta bantuan Trunojoyo yang sudah memiliki kekuatan cukup kuat di Madura untuk melawan Mataram.

 

Adipati Anom kemudian membuat perjanjian dengan Trunojoyo, bahwa apabila Trunojoyo berhasil menyingkirkan ayahnya Amangkurat I, dari tahta Mataram, maka Adipati Anom akan menjadi raja Mataram menggantikan Amangkurat I. Adapun imbalan kepada Trunojoyo adalah Madura dan sebagian Jawa Timur.  Dengan perjanjian itu, maka Trunojoyo pun menyetujuinya. (pul)

Artikel lainnya

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Menjelajah Tempat Industri Gerabah Era Majapahit

Pulung Ciptoaji

Dec 21, 2022

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023