images/images-1680291742.jpg
Sejarah

Prasasti Peninggalan Gajah Mada

Malika D. Ana

Apr 01, 2023

784 views

24 Comments

Save

Prasasti Peninggalan Gajah Mada

 

Abad.id - Prasasti Gajah Mada di temukan di Malang pada tahun 1904 oleh penduduk setempat di dalam sebuah kolam disamping langgar milik seorang pemuka agama, di sebelah utara Candi Singosari, Malang Jawa Timur. Prasasti ini dinamakan Gajah Mada karena menyebutkan seorang tokoh yaitu Mpu Mada yang memerintahkan pengeluaran prasasti.

 

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu berbentuk Stela dan puncaknya berbentuk setengah lingkaran dengan dimensi tinggi 119 Cm, lebar 56 Cm dan tebal 9 Cm serta memiliki 17 baris tulisan di sisi depanya. Beraksara Jawa Kuno, dan berbahasa Jawa Kuno.

 

Prasasti Gajah Mada dikeluarkan oleh Mahamentri Mukya Rakyan Mahapatih Mpu Mada, pada paro terang bulan Waisaka th 1273 Saka ( bertepatan 27 April 1351 M) dalam rangka pendirian sebuah bangunan Caitya, untk memperingati gugurnya paduka Bhatara Sang Lumah Ri Siwabudha (Raja Sri Kertanegara) bersama para pendeta dan pejabat tinggi kerajaan.

 

Prasasti Gajah Mada diawali dengan penyebutan tahun 1214 Śaka bulan Jyeṣṭa adalah wafatnya (kamoktan) Raja Kĕrtanagara yang disebut sebagai Paduka Bhaṭāra sang lumah ring Siwa Buddha. Kemudian dilanjutkan dengan penyebutan tanggal dikeluarkannya prasasti ini, yaitu pada tahun (warṣa) 1273 Śaka, bulan (māsa) Weśaka, tanggal atau hari Pratipāda, pada saat paruh bulan terang (śuklapakṣa), pada siklus 6 harinya adalah Haryang, siklus 5 harinya adalah Pon, siklus 7 harinya adalah Budha atau hari Rabu, wuku-nya adalah Tolu, posisi bintang dan planet adalah Niritistha, kelompok bintangnya adalah Mrĕgaśira, dewata Śaśi, dalam wilayah pengaruh Dewa Bayu (Bāyabya),yoga Sobhana, unit waktunya adalah Śweta, dewa penguasa tempatnya adalah Brahmā, kāraṇa Kistughna, dan rasinya adalah Wrĕṣabha (Taurus). Unsur-unsur penanggalan (17 unsur penanggalan) tersebut telah dikonversikan oleh Louis Charles Damais ke dalam pertanggalan Masehi jatuh pada 27 April 1351 (Damais, 1955: 83).

 

Setelah itu disebutkan bahwa tokoh yang mengeluarkan prasasti yaitu seorang Mahamantri terkemuka bernama Rakryān Mapatiḥ Mpu Mada. Rakryān Mapatiḥ Mpu Mada mewakili Bhaṭāra Sapta Prabhu, yang paling utama adalah Śri Tribhuwanotuṅgadewi Mahārājasa Jayawiṣṇuwārddhani, dan cucu-cucu putra-putri Śri Krĕtanagara yang memiliki nama penobatan (abhiṣekā) Jñaneśwarabajra. Maksud dikeluarkannya prasasti ini adalah sebagai pengesahan atau bukti tertulis telah diresmikannya sebuah bangunan suci caitya untuk memperingati gugurnya Bhaṭāra Sang lumaḥ ri Śiwabuddha (Raja Kĕrtanagara) bersama para pendeta dan penjabat tinggi kerajaan Bangunan suci caitya tersebut direnovasi oleh Rakryān Mapatiḥ Mpu Mada, diperbaiki kembali karena telah rusak.

 

Mahapatih Rakyan Mpu Mada berbuat amal dengan membangun atau merenovasi bangunan suci Caitya untuk mahabrahmana Saiwa dan Sogata yang bersama-sama menyertai wafatnya paduka Bhatara (Sri Kertanegara). Tujuan merenovasi Caitya ini adalah untuk menyatakan rasa baktinya kepada Raja Sri Kertanegara beserta keturunanya dan para pembantu dekatnya. Inilah tindakan mulia Rakyan Mahapatih Mpu Mada di bhumi Jawadwipa.(mda)

Artikel lainnya

Sehat Bersama Pemerintah Baru 52,2 Juta Warga Indonesia Dapat Cek Kesehatan Gratis

Mahardika Adidaya

Oct 24, 2024

Salah Langkah Kebijakan Pangkas Nilai Tambah Ekonomi Hilirisasi Nikel

Author Abad

Jul 15, 2024

Menggali Dana Hibah Untuk Pensiun Dini PLTU

Author Abad

Jul 16, 2024

TNI Berumur 77 Tahun, Menjadi Dewasa Karena Tindakan

Author Abad

Oct 06, 2022

Kembali ke Jati Diri Adalah Kembali ke Kebun, Sawah dan Segenap Pertanian Rakyat

Malika D. Ana

Apr 03, 2023

Pertukaran Budaya Indonesia Jepang Dalam Subtrack

Pulung Ciptoaji

Mar 02, 2023