images/images-1681376538.jpg
Sejarah

Strategi Gajahmada Mewujudkan Sumpah Palapa

Malika D. Ana

Apr 13, 2023

954 views

24 Comments

Save

Strategi Gajahmada Mewujudkan Sumpah Palapa  

 

Abad.id"Lamun huwus kalah nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa", demikian isi Sumpah Papa yang diucapkan oleh Mahpatih Gajahmada. Setelah mengucapkan Sumpah Palapa, Gajah Mada melakukan upaya perluasan kekuasaan Majapahit ke seluruh penjuru Nusantara.

 

wilayah-wilayah takhlukan majapahitNegeri-negeri yang disebut dalam Sumpah Palapa

 

Perluasan ini diawali dengan ekspedisi militer ke berbagai wilayah Nusantara. Misalnya Bali diserang dan ditaklukkan pada tahun 1343, begitu juga Temasek (Singapura), Pasai (Aceh), dan Sumatra.


Setelah ekspedisi ini Gajah Mada membentuk negara bawahan di wilayah yang ditaklukkan. Adityawarman, keturunan raja Melayu dan kerabat raja Majapahit ditunjuk sebagai raja di Dharmasraya, Sumatera Barat. Arya Damar ditunjuk sebagai pemimpin di Palembang, Sumatera Selatan. Arya Kenceng, saudara Arya Damar ditunjuk sebagai pemimpin di Bali.

Setelah ekspansi ini, pada tahun 1357, tinggal kerajaan Sunda yang belum takluk. Wilayah Sunda bergunung-gunung dan tidak cocok bagi pasukan Majapahit yang mengandalkan angkatan lautnya. Karena itu Gajah Mada ingin agar Sunda ditaklukkan secara diplomatis melalui pernikahan putri Sunda, Dyah Pitaloka dengan Raja Hayam Wuruk.


Awalnya raja Sunda setuju dengan pernikahan ini dan datang ke Majapahit, karena menganggap bahwa Sunda akan menjadi sekutu, bukan bawahan Majapahit.


Namun setelah Gajah Mada memaksa bahwa Sunda menjadi negara bawahan, terjadi pertempuran Bubat yang mengakibatkan tewasnya Dyah Pitaloka dan seluruh rombongan Sunda. Peristiwa ini membuat Hayam Wuruk kehilangan kepercayaan pada Gajah Mada dan mengakhiri masa jabatannya sebagai mahapatih. Ini menurut versi Pararaton. Bukti-bukti sejarah menjelaskan bahwa Perang Bubat itu sebenarnya tidak pernah ada. 

 

Dari narasi diatas, yang kita pahami tentunya dalam menjalankan misinya Gajahmada telah menyiapkan berbagai macam strategi dan cara, baik melalui cara militer maupun diplomasi, namun berdasar catatan sejarah sedikit sekali terjadi tindakan militer yang dilakukan oleh mahpati Gajahmada dalam mewujudkan sumpahnya. Tapi saat ini saya lebih tertarik pada bagaimana cara Gajahmada mengorganisir seluruh awak dan tenaga ahli dalam menjalankan misinya.

 

Mungkin saja Gajahmada mengatur semua awaknya ke dalam 4 kelompok fungsional yang terdiri dari :

  • pusat komando
  • suplai dan navigasi
  • diplomatik
  • militer dan pertahanan

 

Semua kelompok fungsional yang terdiri dari semua pihak tentunya telah direkrut dengan cermat agar dapat memenuhi sistem supply and chain Gajahmada demi kesuksesannya dalam misinya menyatukan Nusantara.

● Pusat komando merupakan think tank sekaligus pucuk kepemimpinan dalam merencanakan dan membuat keputusan strategis

● Suplai dan Navigasi, memberikan keahliannya agar armada dapat berjalan dengan mulus bagi semua kapal

● Diplomatik, membantu dalam membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk kebutuhan supply chain khususnya dengan para pedagang dan penguasa lokal agar dapat memenuhi kebutuhan makanan, air dan logistik lainnya selama misi berlangsung

● Militer dan Pertahanan memberikan pengetahuan atas manajemen keamanan dan risiko dalam menghadapi infiltrasi pihak yang berlawanan

 

Semua tenaga dan pengetahuan berbeda ini jelas sangat penting dalam mendukung kinerja seluruh awak dalam mensukseskan misi.(mda)

Artikel lainnya

Sehat Bersama Pemerintah Baru 52,2 Juta Warga Indonesia Dapat Cek Kesehatan Gratis

Mahardika Adidaya

Oct 24, 2024

Salah Langkah Kebijakan Pangkas Nilai Tambah Ekonomi Hilirisasi Nikel

Author Abad

Jul 15, 2024

Menggali Dana Hibah Untuk Pensiun Dini PLTU

Author Abad

Jul 16, 2024

Kiai Mahfudz Termas, Pewaris Terakhir Hadist Bukhori #3

Author Abad

Mar 11, 2023

Begini Respon TACB Perihal Reklame di Lokasi Cagar Budaya

Author Abad

Feb 26, 2023

A.H. Thony: "Dulu jadi panutan pembongkaran, kini kok mau dipasangi reklame lagi. Mesakne Mas Wali"

Malika D. Ana

Feb 24, 2023