images/images-1690596563.jpg
Riset

Seniman Yang Mendapat Gelar Pahlawan

Pulung Ciptoaji

Jul 29, 2023

333 views

24 Comments

Save

 

 

Ratmi B29 juga menjadi pelawak Indonesia pertama yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

 

ratmi ateng

 

abad.id-Nama aslinya Suratmi, namun lebih dikenal Ratmi Bomber-29 (B29) sebagai seniman lawak Tanah Air. Nama Ratmi Bomber-29 (B29)  diperoleh dari Laksda TNI Wiriadinata saat menghibur keluarga TNI-AU di Bandung. Bentuk fisik yang membawa keberuntungan, wajahnya bulat dengan tahi lalat di sudut atas bibir kiri, serta hidungnya tidak mancung.

 

Baca Juga : Cerita Gerbong Srimulat Menuju Jakarta, Membawa Cara Ketawa Baru

 

Ratmi Bomber-29 (B29) lahir 16 Januari 1932 di Bandung dan sudah menghibur masyarakat sejak 1943. Kala itu, ia dikenal sebagai seorang penyanyi lagu keroncong, seangkatan dengan Ibu Srimulat. Bahkan Ratmi Bomber-29 (B29) juga sempat memasuki perkumpulan wayang orang.

 

Pada masa pergolakan revolusi kemerdekaan, Ratmi memilih meninggalkan panggung seni dan bergabung dengan Barisan Srikandi/Laskar Wanita Indonesia (Laswi). Dia menjadi staf Batalyon Brigade D/X-16 di Jawa Tengah sebelum akhirnya mengundurkan diri dengan pangkat sersan dua. Ratmi Bomber-29 (B29) kembali ke panggung hiburan sebagai penggibur panggug. Sejak tahun 1960, di usianya 28 tahun, Ratmi B29 menjajal dunia akting sebagai figuran.

 

ratmi b29

Ratmi B29 wafat pada 1977 saat sedang menyelesaikan film Direktris Muda di Ujung Pandang. Kala itu Ratmi mengalami serangan jantung mendadak saat hendak memasuki pesawat dari Makassar menuju Surabaya.

 

Ratmi B29 pertama kali main film Si Djimat (1960). 11 tahun berlalu, tepatnya di 1971, ia kembali terlihat dunia akting dengan membintangi film Tiada Maaf Bagimu, Titienku Sayang, Aku Tak berdosa, hingga Si Rano. Sebelum meninggal dunia, Ratmi bermain film Direktris Muda 1977, dan beradu akting dengan Ully Artha, Kusno Sudjarwadi, hingga Rachmat Kartolo.

 

Baca Juga : Edi Sud Menggiring Srimulat Menjadi Kuning

 

Ratmi B29 memiliki tanda jasa seperti Bintang Gerilya, Satyalancana Perang Kemerdekaan I dan II, Gerakan Operasi Militer I dan V. Atas dasar ini Ratmi B29 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, dengan upacara kenegaraan.

 

 

Ibu Srimulat Pantas Mendapat Gelar Pahlawan

Sosok seniman lain yang mestinya mendapat gelar pahlawan adalah Ibu Srimulat. Dalam buku Srimulat Aneh dan Lucu tulisan Sony Set dan Agung Pewe menjelaskan, sosok Ibu Srimulat juga terlibat dalam banyak operasi militer. Melalui group keroncong Avond, Ibu Srimulat keluar masuk tangsi dan barak pemberontak untuk menghibur. Sekaligus melakukan kegiatan spionase yang jauh lebih berbahaya. “Suatu hal yang unik yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan berkebaya, yang setiap malam berkeliling pentaske lokasi-lokasi'rawan''di masa Indonesia belum sepenuhnya lepas dari cengkraman pasukan asing. Tentara sekutu masih menginjakkan kakinya di negeri ini sejak 17 Agustus 1945,” tulis Sony Set dan Agung Pewe.

 

srimulat

Srimulat

 

Srimulat bersama grup Keroncong Avond, nekat manggung di wilayah yang masih dikuasai tentara militer dan pasukan asing bukan tanpa sebab. Teguh saat itu masih muda dan menjadi pemain biola di grup Keroncong Avond. Dirinya sangat tahu istrinya ibu Srimulat tersebut sering menjalin kontak rahasia dengan militer Indonesia. Srimulat sebagai penyanyi utama sering melakukan diskusi bersama pimpinan pasukan militer Indonesia dan membahas soal jalur pementasan grup keroncong yang dipimpinnya, hingga masuk ke barak-barak pasukan asing.

 

Baca Juga : Begini Rahasia Awet Ngakak Srimulat

 

Kenekatan kelompok ini sering dipandang sebagai sebuah gerakan berani mati oleh sebagian kelompok kesenian lainnya. Bayangkan saja, situasi dan kondisi pasca kemerdekaan masih serba tidak stabil dan kurangnya jumlah pasukan pengaman yang menjaga daerah dari pertikaian senjata. Belum lagi ancaman perampokan dan pembegalan yang kerap terjadi di area titik rawan perjalanan, menjadikan banyak kelompok kesenian yang tiarap. Namun bagi kelompok keroncong Arond, hal ini justru dianggap sebagai bagian dari ujian. “Sebenarnya pementasan di wilayah konflik sangat beresiko, meskipun rejeki yang didapat sangat besar. Hal ini cukup aneh dilakukan oleh sebuah rombongan pementasan keliling sekelas Srimulat,” tambah Sony Set dan Agung Pewe.

 

srimulat

Srimulat bersama grup Keroncong Avond

 

Mas Koko anak Teguh pendiri group lawak Srimulat dalam sebuah wawancara di youtube meggambarkan, kondisi akhir tahun 40an serba kacau dan penuh dengan perang gerilya. Grup keroncong super nekat malah menggelar pentas di daerah kantung-kantung peperangan sepanjang Jawa Barat hingga Surabaya. Dibalik merdunya suara Ibu Srimulat dan biduan-biduan lain yang menyanyikan lagu Bunga Anggrek dan Sapu Tangan, terdapat sebuah semangat untuk berjuang secara langsung di lapangan.

 

"Bapak pernah memberikan sebuah cerita bahwa Ibu Srimulat sangat dekat dengan petinggi militer angkatan darat di era perang kemerdekaan. Ibu Srimulat sering memberikan informasi kepada mereka tentang keberadaan pasukan-pasukan asing dan pemberontak yang ditemuinya sepanjang perjalanan dalam pementasan,” kata mas Koko

 

Terus terang, untuk menyebutkan lbu Srimulat sebagai pahlawan butuh keterangan yang cukup, sebab beberapa data yang berkaitan dengan hal tersebut dipegang oleh Teguh Slamet Rahardjo, kekasih sampai akhir hayatnya.

 

"Ibu Srimulat mempunyai hubungan yang cukup serius dengan pihak militer Indonesia. Mereka sering berpentas ke kantung-kantung pasukan asing. Dan, beliau sering memberikan informasi tentang keberadaan pasukan pemberontak pada masa itu kepada teman-teman angkatan darat," tutur mas Koko

 

Grup Keroncong Avond sebuah pengecualian. Ibu Srimulat berhasil lolos dari ancaman dan peperangan dikarenakan sifatnya yang bisa memilah, mana hal yang rahasia dan mana hal yang bisa disampaikan sebagai informasi bebas. Bahkan, sampai akhir hayatnya, Teguh Slamet Rahardjo masih menduga-duga, kegiatan apakah yang dilakukan istrinya dengan pihak intelijen militer. Sebatas hubungan pertemanan atau sebuah relasi intelijen. Hanya Ibu Srimulat yang tahu. Sebab rahasia itu dibawanya sampai liang kubur. (pul)

Artikel lainnya

Reaktualisasi Nilai Kejuangan dari Gedong Nasional Indonesia (GNI)

Author Abad

Oct 29, 2022

Epigrafer Abimardha: "Jika Hujunggaluh ada di Surabaya, itu perlu dipertanyakan"

Malika D. Ana

Feb 11, 2023

Surabaya Dalam Jejak Kubilai Khan, Cheng Ho dan Marga Han

Malika D. Ana

Jan 14, 2023

Peringatan Hari Pahlawan Tonggak Inspirasi Pembangunan Masa Depan

Malika D. Ana

Nov 12, 2022

Kapan Indonesia Siap Berdemokrasi?

Author Abad

Nov 01, 2022

Dekrit Untuk Kembali ke UUD 45 Asli

Malika D. Ana

Jul 06, 2023