images/images-1688207855.png
Sejarah

Ini Kehebatan Tupolev Tu16 di Operasi Dwikora

Pulung Ciptoaji

Jul 01, 2023

602 views

24 Comments

Save

Sebuah pesawat pembom strategis Tu16 Badger, salah satu pesawat kebanggaan AURI pada masa Dwikora.(Sumber: Angkasa)

 

abad.id-Dekade 1960-an Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) tercatat yang terkuat di Asian Tenggara. Kekuatan AURI karena kepemilikan alat utama sistem persenjataan mutakir di masanya. Salah satunya pesawat pengebom strategis Tupolev Tu16 buatan Uni Soviet.

 

Dalam buku Operasi Dwikora Sebuah Perang yang Terlupakan di Indonesia tulisan Nino Oktorino menyebutkan, selain show of force di atas Kalimantan Utara dan penerjunan pasukan payung, AURI secara berkala juga melakukan penerbangan penjajakan dengan mengerahkan pesawat-pesawat pembom Badgerke dekat wilayah udara di atas Semenanjung Malaya. Salah satu misi yang membahayakan dari udara dari  Syah Alam Damanik. Pesawat Tu16 sering mondar-mandir di atas Selat Malaka menuju Kuala Lumpur, Malaysia.

 

Baca Juga : TNI Berumur 77 Tahun, Menjadi Dewasa Karena Tindakan

 

Syah Alam Damanik terbang bersama kopilot Sartomo serta navigator Gani dan Ketut. Kedatangannya telah terdektesi radar di stasiun-stasiun Sigint Singapura maupun Australia. Inggris segera bergerak menyiapkan pesawat Javelin RAF setelah melihat kedatangan pesawat-pesawat pembom mutakhir AURI itu.

 

Damanik berusaha berbelok, tetapi, demikian kisahnya di kemudian hari, ".. begitu belok, nggak tahunya mereka sudah di kanan kiri sayap. Cepat sekali mereka sampai."

 

Menghadapi penyusupan seperti ini, Inggris berusaha bertindak sebagai “polisi”, mengingatkan Tu16 agar jangan keluar perbatasan. Namun, khawatir bahwa pesawat-pesawat Inggris itu akan berusaha menggiring pesawatnya untuk mendarat ke wilayah Singapura atau Malaysa, Damanik memerintahkan anak buahnya bersiaga. “Pokoknya, begitu melihat ada semburan api dari sayap mereka (maksud-nya menembak), kalian langsung balas,”perintahnya. Perhitungan Damanik, paling tidak mereka sama-sama jatuh. Anggota Wara (wanita AURI) yang ikut dalam misi, ketakutan. Wajah mereka pucat pasi.

 

Dalam keadaan serba tidak menentu, Damanik berpikir cepat. Ia secara mendadak menukikkan Tu16 yang dikemudikannya. Meskipun Tu16 itu bergetar keras karena terbang melebihi batas kecepatan (di atas Mach 1), pesawat-pesawat Inggris tersebut masih saja menempel. “Bahkan sampai pesawat saya bergetar cukup keras, karena kecepatannya melebihi batas."Akhirnya, Damanik melakukan suatu manuver yang kemungkinan tidak diperkirakan pilot lawan. Ia menambah ketinggian pesawat secara mendadak, bersembunyi di balik awan yang menggumpal, dan kemudian terbang pulang ke Medan.

 

Baca Juga : Kisah Sastrawan Arthur Rimbaud Sempat Singgah di Salatiga

 

Keputusan Damanik ini ternyata mengejutkan pilot Javelin. Mereka tak menduga pesawat akan bermanuver. Alhasil, Javelin pun terbang kebablasan. Para awak Tu16 AURI pun bersorak sorai. Mereka gembira karena manuver pesawat telah membuahkan hasil.

 

Hampir segenap penumpang bersorak kegirangan. Kekecualiannya adalah awak yang berada di bagian ekor, yang ternyata berteriak bukan kegirangan tetapi karena kena tekanan G yang cukup besar saat pesawat menanjak. Akibat manuver yang begitu ketat saat juga menjadi macet. “Mungkin saya apa, daripada dipaksa mendarat oleh Inggris," kenang Damanik. 

 

Dalam sebuah misi show of force lainnya, sebuah pesawat Tu16 yang ditumpangi Komodor Udara Leo Wattimena lepas landas dari Medan dengan tujuan Kuala Lumpur. Untuk menipu radar Inggris, sebuah pesawat Il-28 yang diterbangkan oleh Oloan Silalahi diperintahkan terbang berputar-putar di atas Belawan. Namun, ketika Tu16 baru saja memasuki wilayah udara Singapura, mendadak seluruh lampu padam. Inggris, yang mengetahui kedatangan Tu16 itu, langsung bertindak: Badger dijammed!

 

Baca Juga : Soerjadi Soerjadarma Kepala Staf Angkatan Udara Pertama 

 

Pilot pesawat pembom AURI itu sempat kehilangan akal. Avionik tidak berfungsi, sistem navigasi dibuat macet. Akhirnya, ia langsung memutar arah pesawat, dan segera mengontak menara radio Medan lewat radio. Dengan tuntunan radio dan kompas, ia menyusuri “jalan" ke Medan hingga berhasil mendarat dengan selamat.

 

Sejak tanggal 1 September, AURI akhirnya melancarkan serangan udara, di mana pesawat-pesawat B-25 dan F-51 melancarkan serangan pukul lari terhadap kampung-kampung di Kalimantan. Hal ini menunjukkan betapa tidak memadainya sistem pertahanan udara Persemakmuran di Kalimantan, sekalipun terbukti jauh lebih efektif dalam menghadapi penerbangan pesawat-pesawat Badger AURI di sekitar Singapura. Sekalipun demikian, Inggris tetap khawatir mengenai kemungkinan suatu serangan penyusupan terhadap lapangan-lapangan terbang di Singapura oleh pesawat-pesawat Mustang yang terbang rendah, atau bagaimana cara pesawat-pesawat jet Javelin dan Hunter mereka dapat menghadapi pesawat bermesin piston yang lebih lamban tetapi gesit. Pihak RAF bahkan melakukan uji coba duel udara antara pesawat jet dan pesawat piston Spitfire peninggalan Perang Dunia II untuk mencari tahu taktik yang tepat bagi pesawat jet guna menghadapi Mustang. Namun, hasilnya tidak terlalu meyakinkan.

 

Pihak Indonesia sendiri jauh lebih berhasil dengan penangkis serangan udaranya, yang ditempatkan di perbatasan Kalimantan maupun di Kepulauan Riau, tepat di selatan perbatasan Singapura. Meriam-meriam penangkis serangan udara dan senapan mesin DShK 12,7 mm Indonesia di Kalimantan sering menembaki pesawat terbang Persemakmuran yang terbang di dekat perbatasan.

 

Pada tanggal 18 Desember 1963, sepucuk meriam Bofors menembak jatuh sebuah pesawat ringan Auster di Distrik Lundu, menewaskan seorang pendeta tentara Inggris dan melukai seorang lainnya. Korban lain dari penangkis serangan udara Indonesia terjadi pada tanggal 17 November 1965, ketika sebuah helikopter Whirlwind dari Skuadron 103 ditembak jatuh saat berputar-putar di wilayah Indonesia selama sebuah misi pengiriman perbekalan. Hingga saat ini, jenazah pilotnya masih belum ditemukan.

 

Ketika konflik meluas ke wilayah Semenanjung Malaya, meriam-meriam penangkis serangan udara Indonesia di Kepulauan Riau mulai menembaki pesawat-pesawat terbang yang datang dari Singapura. Akibatnya, Inggris terpaksa mengatur ulang penerbangan dengan memindahkannya ke lapangan terbang sipil di Paya Lebar. (pul)

 

Artikel lainnya

Pelestraian Cagar Budaya Tematik di Surabaya

Author Abad

Oct 19, 2022

Subtrack, Belajar Sejarah Dengan Mudah

Pulung Ciptoaji

Jan 23, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim

Pulung Ciptoaji

Jan 09, 2023

H. P. Berlage dan Von Hemert. Siapa Von Hemert?

Author Abad

Dec 20, 2022

Pembangunan Balai Kota Surabaya Penuh Liku

Pulung Ciptoaji

Dec 18, 2022

Menjaga Warisan Kemaharajaan Majapahit

Malika D. Ana

Nov 15, 2022