images/images-1687850841.jpg
Budaya
Dunia

Cerita Artis Film Panas Nurnaningsih, Menggiurkan Tapi Mudah Tenggelam

Pulung Ciptoaji

Jun 27, 2023

1586 views

24 Comments

Save

Pada tahun 1990 film mengundang syahwat sangat leluasa diproduksi dan dipertontonkan di bioskop. Beberapa artis yang dianggap simbul seks sangat percaya diri berakting di depan kamera, demi sensasi dan honor film yang tidak seberapa. Foto dok net 

 

artis film panas

 

Nurnaningsih adalah seorang bintang papan atas tahun 1950an

 

abad.id-Awal tahun 1950, film-film Indonesia masih berwarna hitam putih. Tema-tema besar cerita yang diangkat masih soal eksistensi dan masalah krisis budaya pasca kemerdekaan Indonesia. Namun tiba-tiba nama artis Nurnaningsih, disebut sebagai simbol seks.

 

Nurnaningsih adalah seorang bintang papan atas di eranya, dan memiliki banyak penggemar. Perempuan kelahiran Wonokromo Surabaya 5 Desember 1925 ini menjadi sangat terkenal karena membuat kontroversi dengan berani beradegan setengah telanjang pada sebuah film yang berjudul Harimau Tjampa. Nurnaningsih menjadi bintang film Indonesia pertama yang berani melakukan adegan dewasa, dan tentunya hal itu sesuatu yang sama sekali belum pernah dilakukan oleh bintang film yang lainnya.

 

Baca Juga : Hikayat Lalat Menjadi Artis Bom Sex

 

Sejak saat itu, ia menjadi pionir, simbol, dan pemuka bintang panas Indonesia atau Artis Bom Sex. Ketika banyak penggemarnya yang menyatakan prihatin dan kecewa atas adegan setengah bugilnya, dia berkilah bahwa aktingnya atas nama seni.

 

artis panas

Nurnaningsih menganggap adegan dewasa dalam film hanya bagian dari seni

 

Nurnaningsih berkulit kuning, tubuhnya langsing, alisnya tebal dan senyumnya sungguh menawan. Berbeda dengan artis yang dianggap simbol seks pada jamannya di Hollywood, Marilyn Monroe, nama Nurnaningsih lebih bersifat lokal. Nasib Nurnaningsih tak sebagus Monroe. Kendati film ''Krisis" yang dibuat tahun 1953 disebut sangat berhasil, namun dua tahun setelah sukses besar, nama Nurnaningsih tak pernah dikaitkan lagi dengan film baru.

 

Baca Juga : Panas Dingin Industri Film Panas Jaman Orba

 

Ada yang menduga penyebab menghilangnya karena ia tak tahan dicemoohkan masyarakat sebagai simbol seks. Tapi pada sebuah majalah, Nurnaningsih berkilah, ia memang menyepi. Anehnya Nurnaningsih tak pernah tampil secara sensual dalam film-film berikutnya. Heboh Nurnaningsih sebagai simbul seks hanya gara-gara foto bugilnya yang beredar di kalangan terbatas. Foto yang diambil oleh fotografer amatir tersebut, tidak diketahui kapan dan dimana diproduksi. Selembar foto telah menghancurkan Nurnaningsih sebaga artis. Karier Nur surut tahun 1980an. Perempuan yang putus sekolah sejak kelas satu SMA itu meninggal dunia pada 21 Maret 2004, di usia 78 tahun.

 

Katagori Film Dewasa Berubah

 

Perubahan zaman pada dasa warsa berikutnya memberi angin baru pada dunia perfilman Indonesia. Cerita-ceritanya tidak lagi soal romantisme perjuanga, namun mulai berkembang ke arah lain. Bisa masalah sosial, roman. horor, komedi atai kadang-kadang dibumbui adegan "panas".

 

Baca Juga : Mary Quant Yakin Rok Mini Akan Semakin ke Atas

 

Ada beberapa film yang dianggap panas untuk ukuran masa itu. Misalnya film Si Inem Pelayan Sexy dengan artis Doris Trissyanti, sudah dianggap katagori dewasa. Bagi Putu Wijaya sebagai pengarang, Doris bisa diajar akting. Tapi untuk penampilan, Doris harus mengalami perubahan. Rambutnya dicat hitam dan dirias berjam-jam sampai ia berubah bertampang Arab. Penampilan dan cara berpakaian pun diubah

 

artis panas

Joice Erra dan Rano Karno dalam film Suci Sang Primadona. Kriteria adegan dewasa sudah berubah. Foto femina 

 

Film yang dibintangi Doris ini mendapat penghargaan H. Antemas periode tahun 1977/1978. Film ini mengalahkan kelarisan film "Pengantin Remaja" tahun 1972, "Biang Kerok" tahun 1973, "Ratapan Anak Tiri" tahun 1974 dan 'Bing Slamet Koboi Cengeng"tahun 1975. Hingga tahun 1977 Doris hanya bisa menyelesaikan 3 film. Sampai tahun 1982 Doris Trissyanti tak ada filmnya yang sesukses film "Inem Pelayan Sexy".

 

Artis termahal yang berada di puncak kesuksesan memerankan film dewasa pada masanya termasuk Suzanna, dalam film "Bernafas Dalam Lumpur'.  Sudah bertahun-tahun artis keturunan indo ini dianggap tampil berani dalam film. Meskipun umur tidak muda lagi, penonton tak pernah jemu dengan Suzana.

 

Baca Juga : Celana SMP, Baju SMA, Wajah Kepala Sekolah

 

Nama Suzanna dikenal lewat dua film "Tiga Dara" tahun 1957 dan “Asmara Dara" tahun 1958. Kemudian tiba-tiba saja ia makin laris setelah berperan dalam film "Bernafas Dalam Lumpur". Ketika itu ia sudah berusia 28 tahun.

 

Tubuhnya biasa-biasa saja tidak terlalu sexy. Namun penonton masih ingat, Suzana berhidung mancung dan dagunya bergayut, mata dan rambutnya berwarna coklat terang. Kulitnya putih, halus bersih dan kencang.

 

Baca Juga : Celana Jeans Bukan Busana Biasa

 

Suzanna terbilang eklusif. Pada zaman bintang-bintang The Big Five menerima honor Rp 5 juta rupiah, ia sudah mendapat honor Rp 15 juta tahun 1977. Padahal dalam film "Asmara Dara"ia baru mendapat ratusan ribu rupiah. Dalam film "Air Mata Kekasih" ia mendapat Rp 2 juta. Dalam film"Beranak Dalam Kubur" ia mendapat Rp 3 juta. Sedangkan film yang membawa jenjang kemasyhuran "Bumi Makin Panas" tahun 1974 ia mendapat Rp 5 juta. Suzanna tetap menjadi incaran para produser. Bahkan dikabarkan menerima honorarium di atas Rp 50 juta. Mungkin baru Suzanna satu-satunya artis Indonesia yang paling lama menjadi simbol seks. (pul)

 

 

 

 

 

Artikel lainnya

Benteng Budaya dan Derasnya Gelombang Modernisasi

Author Abad

Oct 03, 2022

hari selasa pagi

Reta author

Feb 21, 2023

Begini Pengaruh Marga Han di Jatim